Bertemu Jokowi, perusahaan Jerman minat investasi Rp 1,5 triliun
BKPM mengidentifikasi minat perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang produk kebutuhan sehari-hari (FMCG) untuk berinvestasi sekitar 100 juta euro atau setara Rp 1,5 triliun. Minat tersebut disampaikan langsung ke Presiden Jokowi saat pertemuan bisnis dengan 11 perusahaan besar Eropa di Hamburg.
Badan Koordinasi Penanaman Modal mengidentifikasi minat perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang produk kebutuhan sehari-hari (fast moving consumer goods/FMCG) untuk berinvestasi sekitar 100 juta euro atau setara Rp 1,5 triliun.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan minat tersebut disampaikan langsung ke Presiden Jokowi saat pertemuan bisnis dengan 11 perusahaan besar Eropa di Hamburg, Jerman, beberapa waktu lalu. Pertemuan bisnis itu merupakan tindak lanjut kunjungan Presiden Jokowi ke Berlin, April 2016 untuk mengunjungi Kanselir Jerman Angela Merkel.
Perusahaan-perusahaan yang hadir dalam pertemuan terdiri atas berbagai macam sektor mulai dari sistem pertahanan, pembangkit listrik, infrastruktur, transportasi hingga kosmetika.
"Satu perusahaan besar di bidang FMCG ini menyampaikan ke bapak Presiden bahwa mereka akan menjalankan investasi lanjutan dengan nilai 100 juta euro. Kalau pabriknya jadi, akan menghasilkan pendapatan ekspor hingga 1 miliar euro," ujar Lembong dikutip Antara, Rabu (26/7).
Lembong menuturkan saat ini pemerintah tengah menekankan dua aspek dalam strategi realisasi investasi, yakni kuantitas dan kualitas. Dia mengakui, kuantitas investasi bisa diraih dari penanaman modal Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok. Namun, secara kualitas, investasi dari Eropa dan Amerika Serikat lebih mumpuni.
"Saya selalu sangat menghargai investasi dari Eropa dan AS karena kualitasnya sangat tinggi," katanya.
Dia juga mengatakan investasi dari Eropa maupun AS memiliki model vokasional atau pelatihan keterampilan yang sangat cocok diterapkan di Tanah Air.
"Sejak dua tahun lalu Pak Presiden mengganggap model yang sangat bagus itu adalah Jerman karena model vokasi, pelatihan keterampilan termasuk sistem magang dan sistem pendidikan permesinan dan tekniknya," pungkasnya.
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
-
Mengapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Kenapa Presiden Jokowi ingin menerapkan skema investasi 'family office' di Indonesia? Pemerintah memproyeksikan investasi dari pengelolaan dana berbasis keluarga atau family office yang bisa ditarik ke Indonesia mencapai USD500 miliar dalam beberapa tahun ke depan.
-
Bagaimana Jokowi ingin meningkatkan aksesibilitas ke IKN untuk mendukung investasi? Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Mengapa Jokowi menekankan pentingnya investasi sekarang untuk IKN? Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang," tegasnya.
Baca juga:
Banyak regulasi hambat investasi, kemampuan serap tenaga kerja turun
BKPM sebut masih banyak regulasi menghambat pelaku usaha
Semester I 2017, Singapura masih kokoh jadi investor terbesar di RI
Hingga Juni 2017, proyek asing lebih banyak serap tenaga kerja RI
BKPM: Pulau Jawa masih jadi tujuan utama investasi 2017
Semester I 2017, BKPM catat realisasi investasi capai Rp Rp 336,7 T