BI Catat Pertumbuhan Likuiditas Oktober 2019 Melambat
Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada tumbuh melambat pada Oktober 2019. Tercatat, posisi M2 pada Oktober 2019 sebesar Rp6.025,6 triliun atau tumbuh 6,3 persen (yoy).
Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada tumbuh melambat pada Oktober 2019. Tercatat, posisi M2 pada Oktober 2019 sebesar Rp6.025,6 triliun atau tumbuh 6,3 persen (yoy).
"Melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,1 persen (yoy)," dikutip dari laman resmi BI, Jumat (29/11).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
Dalam keterangan tersebut dijelaskan bahwa perlambatan M2 berasal dari seluruh komponennya. Komponen uang kuasi melambat, dari 7,0 persen (yoy) pada September 2019 menjadi 6,1 persen (yoy), dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan simpanan berjangka, tabungan dan giro valuta asing (valas).
Sementara itu, uang beredar dalam arti sempit (M1) juga menunjukkan perlambatan, dari 6,9 persen (yoy) pada September 2019 menjadi 6,6 persen (yoy) pada Oktober 2019, terutama bersumber dari perlambatan giro rupiah.
Demikian juga surat berharga selain saham, melambat dari 39,1 persen (yoy) pada September 2019 menjadi 33,4 persen (yoy) pada bulan laporan. Sementara itu, uang kartal tumbuh meningkat, dari 4,0 persen (yoy) pada September 2019 menjadi 5,1 persen (yoy) pada Oktober 2019.
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 pada Oktober 2019 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih serta aktiva dalam negeri bersih.
Pertumbuhan Aktiva
Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih tercatat melambat, dari 2,7 persen (yoy) pada September 2019 menjadi 1,9 persen (yoy). Sementara itu, aktiva dalam negeri bersih pada Oktober 2019 tumbuh sebesar 7,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 8,6 persen (yoy).
Perlambatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih terutama disebabkan oleh penyaluran kredit yang tumbuh lebih rendah, dari 8,0 persen (yoy) pada September 2019 menjadi 6,6 persen (yoy) pada Oktober 2019.
Selain itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat mengalami kontraksi sebesar -10,0 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar -7,5 persen (yoy). "Perkembangan tersebut sejalan dengan peningkatan kewajiban sistem moneter kepada Pemerintah Pusat terutama dalam bentuk simpanan."
(mdk/azz)