BI Perkirakan Inflasi April Meningkat Dipicu Harga Bawang dan Buah
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) di pekan kedua April 2019, terjadi inflasi pada bulan keempat ini sebesar 0,25 persen (month to month/mtm) sehingga inflasi tahunan sebesar 2,64 persen (year on year/yoy).
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara memperkirakan terjadi peningkatan inflasi pada April 2019 yang sebagian besar dipicu kenaikan harga bawang merah, bawang putih, dan buah.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) di pekan kedua April 2019, terjadi inflasi pada bulan keempat ini sebesar 0,25 persen (month to month/mtm) sehingga inflasi tahunan sebesar 2,64 persen (year on year/yoy).
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa penghargaan yang diraih Bank Jatim? Kali ini, bankjatim berhasil mendapat penghargaan gold rank dalam The Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dilakukan BULOG untuk menstabilkan harga beras di Indonesia? “Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total per kemarin (14/12) sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil," kata Tomi.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
Laju inflasi hingga pekan kedua April 2019 itu lebih tinggi dibandingkan survei di pekan pertama yang menyebutkan inflasi April 2019 sebesar 0,21 persen. Begitu juga secara tahunan, inflasi April 2019 yang diperkirakan sebesar 2,64 persen (yoy), lebih besar daripada Maret 2019 yang sebesar 2,48 persen (yoy).
"Memang masih tinggi itu harga bawang-bawangan. (Harga) bawang merah secara bulanan naik 18 persen, dibanding waktu April pekan pertama yang naik 15,5 persen. Bawang putih 21,6 persen secara bulanan, jadi cukup tinggi. Kemudian, buah tomat juga naik," ungkapnya di Jakarta, dikutip Antara, Jumat (12/4).
Dengan demikian, salah satu sumber penyebab inflasi pada bulan keempat ini adalah komoditas dengan harga bergejolak (volatile foods) yang banyak bersumber dari bahan pangan.
Dengan perkiraan inflasi April 2019 sebesar 2,64 persen, Mirza memandang pergerakan harga konsumen masih terkendali. Sasaran inflasi yang diincar BI adalah 2,5-4,5 persen (yoy) untuk tahun ini.
"Kalau sekarang secara tahunan inflasi 2,64 persen, masih di batas sasaran BI. Tetapi, tidak apa, karena tahun depan kan sasaran inflasinya tiga persen plus minus satu persen. Kalau sekarang, kan 3,5 persen plus minus satu persen," ujar dia.
Baca juga:
Kota Serang Peringkat Pertama Inflasi di Pulau Jawa
Respons Menko Luhut soal Mahalnya Harga Tiket Pesawat Sumbang Inflasi Maret
5 Daerah Ini Terdampak Tiket Pesawat Mahal
Tiket Pesawat dan Harga Bawang Jadi Penyebab Inflasi Maret
BPS Catat Inflasi Maret 2019 Sebesar 0,11 Persen
Bank Indonesia Catat Inflasi Maret Akibat Tiket Pesawat Mahal