BI rate bertahan 7,5 persen, Agus Marto sebut faktor ketidakpastian
Kelabilan pasar modal China dan rumor penaikan suku bunga acuan The Fed.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan alasan mengapa pihaknya masih menahan suku bunga acuan di level 7,5 persen, pada pertengahan bulan ini. Posisi BI rate ini bertahan sejak Februari 2015, setelah diturunkan dari 7,75 persen.
"Secara umum kami menetapkan BI rate tetap karena banyak sekali ketidakpastian dari luar," kata Agus, di Jakarta, Jumat (17/7).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.
Beberapa ketidakpastian eksternal itu antara lain kondisi bursa saham China yang belum stabil. Ini membuat investor rentan kabur, meskipun ekonomi Negeri Tirai Bambu itu sudah membaik.
"Kondisi ini bisa membuat para investor lari dari pasar modal China," katanya.
Selain itu, rumor terkait suku bunga The Fed. Banyak kalangan mempediksi The Fed bakal menaikkan sekali suku bunga acuannya pada tahun ini.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, 14 Juli, juga memutuskan suku bunga Deposit Facility 5,5 persen dan Lending Facility di level 8 persen. Keputusan tersebut sejalan dengan upaya bank sentral menjaga di kisaran empat plus minus satu persen pada 2015 dan 2016.
Baca juga:
BI prediksi ekonomi Indonesia kuartal II-2015 stagnan
Buat kebutuhan Lebaran, penukaran uang di Solo tembus Rp 3,7 Triliun
Penjualan rumah lesu bukti kelonggaran uang muka KPR tak berpengaruh
Jaga kestabilan rupiah, hidupkan kembali gerakan menabung
Bank Indonesia cari cara persempit ruang gerak calo uang receh