BKPM sebut masih banyak regulasi menghambat pelaku usaha
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan masih banyak regulasi pemerintah yang menyulitkan para pelaku usaha. Padahal, kemudahan berinvestasi sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai investasi guna memperbaiki pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan masih banyak regulasi pemerintah yang menyulitkan para pelaku usaha. Padahal, kemudahan berinvestasi sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai investasi guna memperbaiki pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah untuk mempermudah peraturan-peraturan dengan menyederhanakan regulasi mengenai investasi.
"Kami tidak pungkiri masih banyak kendala dan kita semua melihat pak presiden mengutarakan kekecewaannya bahwa masih banyak peraturan menteri yang menyulitkan dunia usaha dan tidak baik bagi iklim investasi," kata Thomas di gedung BKPM, Jakarta, Rabu (26/7).
Meski demikian, lanjutnya, investasi di Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan yang baik. Hal ini terlihat dari pembukaan beberapa pabrik yang diresmikan langsung oleh pemerintah Jokowi-JK.
Seperti pabrik baru Mitsubishi Motor yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, PT SGMW Motor Indonesia (Wuling Motor) yang diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan PT Krakatau Osaka Steel yang diresmikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Menurutnya, dibukanya pabrik-pabrik baru tersebut telah menyumbang peningkatan investasi di triwulan II-2017, sebab investasi yang dilakukan telah selesai di triwulan II.
"Ini proyek cukup besar nilai investasinya dan sempat diselesaikan di triwulan II. Dugaan saya, proyek ini cukup signifikan berkontribusi terhadap angka realisasi di triwulan II," imbuhnya.
Seperti diketahui, realisasi investasi di triwulan II-2017 mencapai Rp 170,9 triliun, naik 12,7 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 151,6 triliun. Sementara, realisasi investasi semester I-2017 (Januari-Juni 2017) mencapai Rp 336,7 triliun.
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
-
Mengapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Kenapa Presiden Jokowi ingin menerapkan skema investasi 'family office' di Indonesia? Pemerintah memproyeksikan investasi dari pengelolaan dana berbasis keluarga atau family office yang bisa ditarik ke Indonesia mencapai USD500 miliar dalam beberapa tahun ke depan.
-
Bagaimana Jokowi ingin meningkatkan aksesibilitas ke IKN untuk mendukung investasi? Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Mengapa Jokowi menekankan pentingnya investasi sekarang untuk IKN? Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang," tegasnya.
Baca juga:
Semester I 2017, Singapura masih kokoh jadi investor terbesar di RI
Hingga Juni 2017, proyek asing lebih banyak serap tenaga kerja RI
BKPM: Pulau Jawa masih jadi tujuan utama investasi 2017
Semester I 2017, BKPM catat realisasi investasi capai Rp Rp 336,7 T
Karut marut bisnis First Travel, ditutup OJK hingga digugat jemaah
Grab raup dana segar Rp 26 triliun, Uber makin merana
Jamaah batal umrah gandeng FPI gugat First Travel