BKPM yakin investasi tak berhenti karena hukuman mati
BKPM: Kebanyakan investor asing yang ingin menanamkan modal di Indonesia mempertanyakan soal kebijakan dan keamanan.
Keputusan Presiden Joko Widodo menolak pembatalan hukuman mati terhadap warga negara Australia, Prancis, dan Brasil berimbas panjang. Apalagi Presiden Prancis Francois Hollande mengancam bakal memutuskan hubungan bilateral dengan Indonesia. Brasil dan Australia sudah terlebih dulu mengecam keras keputusan Indonesia menjalankan hukuman mati.
Meski begitu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal(BKPM) Franky Sibarani yakin, keputusan mengeksekusi mati warga negara asing tidak akan mengganggu iklim investasi di Indonesia. Apalagi investasi dari Brasil dan Prancis tidak terlalu besar.
-
Siapa yang mendorong investasi masuk ke daerah agar berkolaborasi dengan UMKM setempat? Di sisi lain, pihaknya mendorong setiap investasi yang masuk ke daerah, wajib berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha dan pelaku UMKM setempat.
-
Kapan Gayanti Hutami lulus SMA? Momen kelulusan SMA Gayanti bareng ibunya di tahun 2018 tuh epic banget deh.
-
Bagaimana Lukman Hakim berkontribusi di bidang keuangan? Kemampuannya di bidang keuangan tidak hanya diakui di tingkat nasional, tetapi juga di dunia internasional.
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Siapa Briptu Mustakim? Briptu Mustakim adalah seorang polisi yang berhasil menarik perhatian banyak orang berkat penampilannya yang menawan. Banyak yang berkata bahwa ia mirip dengan beberapa aktor ternama seperti Ali Syakieb dan Herjunot Ali.
"Tidak ada investasi berhenti" kata Franky di Jakarta, Senin (27/4).
Tidak hanya memanasnya hubungan diplomatik Indonesia dan tiga negara tersebut, suhu politik nasional juga diyakini tidak mengurungkan minat investor asing menanamkan modalnya di Indonesia. Investor asing melihat potensi investasi Indonesia cerah di masa depan.
"Pengaruh terbesar bagi investor itu pada saat Pilpres. Pada saat itu betul-betul boleh dikatakan selama Juni mereka wait and see posisinya. Jadi di situ pengaruh kepada bulan Juli triwulan III-2014," terangnya.
Franky menjelaskan, kebanyakan investor asing yang ingin menanamkan modal di Indonesia mempertanyakan soal kebijakan dan keamanan tenaga kerjanya. Terutama soal upah dan tenaga kerja luar negeri.
"Jadi isunya mereka lebih kepada pengurangan subsidi, pemerintah melakukan dukungan lebih besar untuk infrastruktur powerplan dan lainnya, tapi di ujungnya mereka menanyakan tentang ketenagakerjaan khususnya dari upah, keamanan," ucapnya.
(mdk/noe)