BNI catat laba bersih semester I 2017 sebesar Rp 6,41 triliun
BNI catat laba bersih semester I 2017 sebesar Rp 6,41 triliun. Laba ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang sampai akhir paruh pertama 2017 tercatat sebesar 15,4 persen atau mencapai Rp 412,18 triliun. Tumbuhnya kredit yang disalurkan BNI terutama ditopang oleh realisasi pembiayaan ke sektor Business Banking.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih semester I 2017 sebesar Rp 6,41 triliun atau tumbuh sebesar 46,7 persen dibanding laba pada posisi yang sama pada 2016 sebesar Rp 4,37 triliun. Laba ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang sampai akhir paruh pertama 2017 tercatat sebesar 15,4 persen atau mencapai Rp 412,18 triliun.
Direktur Keuangan dan Resiko Kredit, Rico Budidarmo, menuturkan tumbuhnya kredit yang disalurkan BNI terutama ditopang oleh realisasi pembiayaan ke sektor Business Banking pada semua segmen. Mulai dari debitur usaha korporasi dan badan usaha milik negara (BUMN), debitur usaha menengah, hingga debitur usaha kecil.
"Sebesar Rp 296,1 triliun atau 71,8 persen dari total kredit, disalurkan ke Segmen Bisnis Banking, sedangkan sebesar Rp 67,1 triliun atau 16,396 ke segmen Konsumer Banking. Sisanya sebesar 11,9 persen disalurkan melalui kantor-kantor cabang luar negeri dan perusahaan anak," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/8).
Penyaluran kredit ke debitur usaha korporasi dan BUMN melaju cepat seiring dengan menggeliatnya proyek-proyek infrastruktur dan pertanian. Kredit yang tersalurkan pada proyek infrastruktur terfokus pada proyek jalan tol khususnya di Pulau Jawa yang dilaksanakan oleh BUMN.
"Adapun kredit yang tersalur ke sektor pertanian terfokus pada pengembangan perkebunan oleh perusahaan-perusahaan nasional yang memiliki jaringan bisnis internasional," ujar Rico.
Sampai akhir semester I 2017, total aset BNI mencapai angka Rp 631,74 triliun atau tumbuh Rp 92,6 triliun atau 17,2 persen di atas total aset pada akhir periode yang sama pada 2016 yang tercatat sebesar Rp 539,14 triliun. Pertumbuhan aset BNI terutama ditopang antara lain oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan simpanan dari bank lain.
DPK yang berhasil dihimpun mencapai Rp 463,86 triliun hingga akhir semester 1 2017 atau naik 18,596. Porsi dana murah (CASA) mencapai 60,9 persen dari total DPK pada akhir Juni 2017 dibandingkan posisi yang sama 2016 sebesar 60,4 persen dari total DPK.
"Peningkatan CASA ini dikontribusikan oleh pertumbuhan giro yang berhasil tumbuh sebesar 26,7 persen yoy dan tabungan yang naik 14,5 persen yoy," jelasnya.
Dengan pertumbuhan dana sebesar 18,5 persen BNI berhasil menurunkan biaya dana ke level 3,0 persen dan 3,1 persen pada Juni 2016. Terutama didukung oleh turunnya rata-rata suku bunga deposito berjangka yang menjadi 5,5 persen di Juni 2017 dibandingkan dengan Juni 2016 sebesar 6,0 persen.
Penghimpunan dana murah tidak terlepas dan peningkatan jumlah rekening yang dibuka oleh nasabah individu dari 18,9 juta rekening per Juni 2016 menjadi 27,6 juta rekening per Juni 2017 atau tumbuh 46 persen. Hal Ini berkaitan dengan pembukaan rata-rata 725.000 rekening dana individu setiap bulannya yang tidak lepas dan kontribusi kinerja dan Agen46 BNI atau Branchless Financial Inclusion Services (Laku Pandai) yang merupakan salah satu perangkat bagi BNI dalam meningkatkan jumlah rekening individu BNI mencatat pertumbuhan jumlah Agen46 yang beroperasi dan sebanyak 10.715 Agen46 per akhir semester I tahun 2016 menjadi 54.543 Agen46 pada akhir semester I 2017.
Pembukaan rekening juga terjadi pada nasabah-nasabah baru dari kalangan perusahaan di mana jumlah rekening perusahaan yang dibuka di BNI meningkat sebanyak 63.038 rekening yaitu dari 415.632 rekening pada Juni 2016 menjadi 478.670 rekening pada Juni 2017 atau tumbuh 15,2 persen. Dengan demikian setiap bulan ratarata dibuka sebanyak 5.253 rekening dana perusahaan.
Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang diperoleh BNI hingga paruh pertama 2017 tercatat kenaikan dari Rp 13,91 triliun di Juni 2016 menjadi Rp 15,40 triliun atau naik 10,7 persen sehingga menyebabkan BNI mampu menjaga margin bunga bersih atau NIM di level 5,6 persen.
Pendapatan Non Bunga juga naik sebesar 17,9 persen dari Rp 3,95 triliun pada semester I 2016 menjadi Rp 4,65 triliun pada akhir semester I 2017, terutama didukung oleh kenaikan fee yang berasal dari transaksi trade finance, pengelolaan rekening dan debit card, serta fee yang diperoleh dari bisnis bancassurance.
"Dengan pencapaian indikator-indikator kinerja di atas, BNI mampu mencatat pertumbuhan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 6,41 triliun atau tumbuh 46,7 persen, dimana angka ini lebih tinggi dari sektor perbankan Indonesia yang mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 17,2 persen per Mei 2017 year on year (yoy)," pungkasnya.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Kapan BNI pertama kali melakukan IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa saja inovasi yang dikeluarkan BNI agar tetap dipercaya nasabah? Di usianya yang hampir satu abad, Bank BNI sudah mengeluarkan berbagai inovasi yang membuatnya tetap dipercaya nasabah.
-
Mengapa BNI membuka kantor cabang di Singapura? Pembukaan kantor cabang BNI di Singapura merupakan salah satu realisasi akan cita-cita BNI menjadi kekuatan moneter di dunia internasional, khususnya bagi NKRI yang baru saja merdeka kala itu.
Baca juga:
Semester I, penjualan Indocement turun 15 persen ke Rp 6,5 triliun
PT PP target raup laba bersih Rp 1,7 T hingga akhir 2017
Lebarkan sayap bisnis, MARI incar 65 persen pasar musik & hiburan RI
Bank J Trust Indonesia raup laba Rp 62,9 miliar di semester I 2017
Perusahaan tambang milik Bakrie raup laba bersih Rp 2 triliun
Saham induk usaha anjlok usai bos PT IBU ditetapkan tersangka
Bakrie Sumatera Plantation catatkan penjualan Rp 743 miliar