Bos baru Standard Chartered Indonesia fokus garap kelas menengah
Standard Chartered tetap akan fokus pada penyaluran kredit konsumer.
Standard Chartered Bank cabang Indonesia mengalami pergantian pimpinan. Chief Executive Officer (CEO) Tom Aker pensiun sejak Juni 2014 lalu, kemudian digantikan oleh warga negara Singapura bernama Shee Tse Koon.
Ditemui usai menggelar buka puasa bersama para mitra kerjanya, Koon menjelaskan bahwa Standard Chartered belum akan mengendurkan komitmen berbisnis di Indonesia.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Kenapa Pertamina memprioritaskan program SEB? Ini langkah Pertamina dalam mengimplementasikan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan Sustainable Development Goals (SDGs), sekaligus menanamkan kepedulian lingkungan pada generasi muda agar turut aktif berperan untuk mengurangi emisi karbon,” ujar Fadjar.
-
Bagaimana Pertamina dan Kemendag melakukan penyegelan SPBU? Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan didampingi Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo melakukan penyegelan dispenser SPBU 34.41345 Jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) Rest Area KM 42, Wanasari, Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat.
-
Mengapa Pertamina melakukan peninjauan ke kilang dan SPBU? Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
-
Bagaimana bank meningkatkan keamanan akun nasabah? Akibatnya, banyak bank dan institusi beralih ke langkah keamanan yang lebih kuat seperti autentikasi multifaktor dan verifikasi biometrik untuk meningkatkan keamanan akun dan melindungi informasi sensitif.
-
Siapa yang menjamin simpanan nasabah di bank? LPS hanya akan menjamin simpanan nasabah sampai jumlah Rp2 miliar.
Dalam bulan-bulan awal masa kerjanya sebagai CEO baru, Koon akan mencoba tetap fokus pada lini bisnis utama bank internasional tersebut di Tanah Air. Yakni penyaluran kredit konsumer, termasuk di dalamnya produk turunan seperti fasilitas kartu kredit.
"Perkembangan kelas menengah di Indonesia akan membutuhkan sokongan pinjaman perbankan. Kami pemain besar untuk segmen kredit dan akan terus seperti itu," kata Koon di Jakarta, Kamis (3/7).
Untuk semakin memperluas jangkauan pada segmen kelas menengah, Standard Chartered di bawah kepemimpinan Koon juga akan melakukan diversifikasi produk. Terutama dalam hal layanan konsultasi keuangan.
"Ini kami sebut layanan manajemen aset. Karena kita tahu, Indonesia memiliki pertumbuhan kelas menengah yang tinggi," paparnya.
Bank asal Inggris ini telah 151 tahun beroperasi di wilayah Indonesia, tepatnya sejak era kolonial Hindia Belanda. Kini, Standard Chartered memiliki cabang di 8 kota besar Tanah Air.
Dalam laporan keuangan per 31 Maret 2014, Standard Chartered menyalurkan kredit senilai Rp 29,4 triliun ke semua segmen nasabah baik ritel maupun korporasi. Capaian itu terhitung turun dibanding Desember 2013, di mana bank asing ini menyalurkan pinjaman senilai Rp 32,6 triliun.
Kendati demikian, Standard Chartered Indonesia pada triwulan I tahun ini membukukan laba bersih sebesar Rp 271,2 miliar. Raupan laba ini melonjak 23,79 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
(mdk/bim)