Bos Pelindo II incar proyek tol laut Jokowi
RJ Lino yakin bisa merealisasikannya hanya dalam waktu dua tahun.
Pendulum nasional atau yang beken disebut tol laut konsep presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bakal menghubungkan jalur logistik laut antar pulau di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunannya disebut-sebut tidak akan memakan waktu terlalu lama.
Direktur utama PT. Pelindo II Richard Joost Lino menuturkan, jika pemerintahan Jokowi serius mengerjakan proyek ini maka dalam waktu dua tahun bakal selesai. Dana yang dibutuhkan pun disebut-sebut tidak terlalu besar.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi pada hari Jumat, 8 Desember? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima surat kepercayaan dari 10 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) negara-negara sahabat.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang diresmikan oleh Presiden Jokowi di Gorontalo? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Gudang Beras Bulog Pematang Kandis? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung Gudang Beras Bulog di Pematang Kandis,Kabupaten Merangin, Jambi. Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
"Ini kalau dikerjakan benar, dua tahun juga beres. Dananya tidak besar. Saya akan sampaikan ke pemerintah. Kalau kita dikasih kesempatan untuk mengatur semua, Pelindo I, II, III, IV dan kita komit inves USD 5 miliar, kita raise fund-nya, Indonesia beres itu lima tahun," kata Lino di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (3/9).
Dari penjelasannya, Indonesia memiliki 22 pelabuhan, dimana untuk penataan memerlukan waktu 5 tahun dengan biaya USD 5-6 miliar.
"Itu mulai dari Belawan. Bukan hanya Belawan, kita bikin dari Kuala Tanjung tapi untuk kontainer lebih dari 10.000. Jakarta sudah ada, Surabaya diberesin, Makassar, sama Sorong. Ini yang besar. Kemudian pelabuhan seperti Dumai, Palembang, Teluk Bayur, Panjang, Pontianak, Pelabuhan Baru di Banjarmasin, kemudian di Balikpapan, Pantoloan, Bitung, Denpasar, Sorong, Jayapura, kurang lebih 20 pelabuhan, itu kalau diberesin, dalam lima tahun ini beres semua," jelas dia.
Dari hasil studi Oxford Economics, jika pemerintah bisa memperbaiki pelabuhan dan jasa pelayanan maka levelnya akan setara dengan negara ASEAN lainnya. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, diprediksi bakal bertambah 0,31 persen.
"Jadi kalau 5 persen jadi 5,31 persen. Diberesin produktivitasnya sama dengan Singapura, itu tambah 0,78 persen. Very powerful, gede banget. Padahal beresin itu tidak ada high technya," kata dia.
Namun, diakuinya, bagian yang paling besar pada soft sidenya. Misalnya ICT di sisi regulasi, perizinan mulai bea cukai, perdagangan, perindustrian, pertanian, terkait dengan karantina, hal ini yang sekarang menjadi persoalan.
"Logistic cost kita dibilang mahal. mahalnya begini, tarif yang berlaku sama ongkos pelabuhan, ongkos angkut, itu paling 35 persen, yang 65 persen itu inventory," ucap dia.
Menurut dia, biaya kontainer yang menginap di pelabuhan (lodging cost) mahal bukan karena transportasi tetapi karena bongkar muat. Hal ini disebabkan prediktibilitas tidak ada di samping pelabuhannya juga harus dibenahi.
(mdk/noe)