BPS prediksi warga miskin masih didominasi sektor pertanian
BPS berharap pemerintah bisa mewaspadai kemungkinan bertambahnya jumlah penduduk miskin di sektor primer itu.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah melansir data pertumbuhan ekonomi tahun lalu. Kendati belum bisa menyebutkan kaitan satu persen pertumbuhan dengan pembukaan lapangan kerja, dari data teranyar itu justru bisa dipetakan tingkat pengangguran banyak dari sektor pertanian.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto menyatakan, pemetaan per sektor menunjukkan bahwa pertanian cuma tumbuh 3,54 persen. Di bawah Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang mencapai 5,78 persen.
"Kalau mau ditelusuri penduduk miskin kemungkinan di pertanian. Sektor pertanian menyerap 38 juta pekerja, tapi pertumbuhannya tahun lalu relatif di bawah ekonomi nasional," kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu (5/2).
BPS berharap pemerintah bisa mewaspadai kemungkinan bertambahnya jumlah penduduk miskin di sektor primer itu jauh-jauh hari. Suharyanto menilai langkah ini lebih strategis, sembari data valid serapan tenaga kerja terkumpul.
"Kalau ke depannya mau mengentaskan orang miskin, mungkin kita harus konsen mengembangkan pertanian," tandasnya.
Data BPS juga menunjukkan, pemerintah masih bisa mengompensasi penyerapan tenaga kerja rendah di pertanian, ke sektor-sektor usaha lain. Misalnya migas, tambang, atau perkebunan.
Sebab, meski investasi industri manufaktur melambat ke level 4,71 persen tahun lalu, permintaan produk Indonesia dari pelbagai sektor masih tinggi. Hal ini seiring pulihnya situasi ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat dan China.
Belum lagi momentum pemilihan umum bisa dimanfaatkan pemerintah untuk mendorong peningkatan konsumsi domestik. Oleh karenanya, Suhariyanto optimis pertumbuhan ekonomi 2014 tidak akan seburuk perkiraan pengamat.
Salah satu yang memberi vonis buruk buat Indonesia adalah Bank Dunia, dengan prediksi pertumbuhan tahun ini hanya 5,6 persen.
"Saya enggak akan sepesimis itu, ketika ada pemilu gerakan uangnya akan luar biasa pada April. Tanpa kejadian luar biasa, seharusnya paling tidak kita bisa tumbuh sama dengan tahun inilah," ungkapnya.