BRI Prediksi Pemulihan Sektor UMKM Bisa Terjadi di Semester II-2022
Berdasarkan perhitungan BRI, pemulihan ekonomi khususnya terhadap pelaku UMKM baru terjadi pada kuartal 1-2023. Namun karena momentum pemulihan ekonomi terakselerasi dengan baik dan masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan maka pemulihan UMKM bisa terjadi di semester II-2022.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengatakan, berdasarkan perhitungan BRI, pemulihan ekonomi khususnya terhadap pelaku UMKM baru terjadi pada kuartal 1-2023. Namun karena momentum pemulihan ekonomi terakselerasi dengan baik dan masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan maka pemulihan UMKM bisa terjadi di semester II-2022.
"Tinggal bagaimana memelihara momentum ini, kalau bisa dipertahankan maka recovery UMKM itu bisa dipercepat setidaknya di 2022 Semester II itu bisa mendekati omsetnya itu seperti pre-COVID-19," kata Supari di Jakarta, Jumat (5/11).
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Apa yang dilakukan oleh BRI untuk membantu UMKM dalam menembus pasar global? Keberangkatan UMKM berprestasi ini merupakan hasil kolaborasi BRI dengan KJRI New York dalam rangka mendukung UMKM Indonesia menembus Pasar Global dan sebagai rangkaian Road to BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023.
-
Bagaimana BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Dengan demikian, dukungan dengan memberikan pendanaan kepada UMKM akan mendorong roda perekonomian Indonesia. Hingga kuartal I/2023, BRI sendiri berhasil mencatat pertumbuhan kredit di sektor UMKM sebesar 9,6% year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp989,6 triliun.
-
Kenapa BRI mendukung UMKM? Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta S. Condro Rini (34) sangat menyadari bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, mendorong pelaku UMKM untuk terus maju dan berkembang salah satunya lewat Rumah BUMN, merupakan pekerjaan besar dan mulia.
-
Mengapa BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Terkait dengan kebijakan tersebut, BRI menyambut baik dan mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Bahkan sejak 2021, Perseroan telah mengusulkan kepada regulator untuk me-review soal ketentuan terkait hapus buku kredit dan tagih piutang (write-off) bagi UMKM.
-
Apa yang menjadi alasan BRI mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? “Maka butuh policy seperti rencana pemerintah tersebut, sehingga akan menambah daya jelajah dan konsumsi kredit UMKM di masa yang akan datang. Kami telah lama memperjuangkan hal ini jadi kami menyambut baik rencana tersebut,” ujar Sunarso.
Untuk mempertahankan keberlangsungan UMKM di tahun 2022, maka bantuan sosial reguler seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bansos Sembako harus tetap dilanjutkan. Namun untuk Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) tidak perlu diberikan pada 2022 jika kondisi pandemi COVID-19 semakin kondusif.
"Kalau situasinya seperti ini mungkin alokasi APBN untuk BST bisa dialokasikan untuk yang lain. BPUM juga dalam kerangka pelaku UMKM tetap tangguh tidak perlu terlalu banyak dibantu dan harus diperkuat secara perlahan sehingga BPUM mungkin bisa dialokasikan ke yang lain," ungkap Supari.
Menurutnya, koordinasi antar kementerian dan lembaga termasuk dengan perbankan sebagai ujung tombak penyaluran bantuan sosial sangat penting dipererat agar momentum pemulihan ekonomi terus terjaga. Selain itu, data juga menjadi faktor penting untuk memetakan situasi masyarakat dan menentukan model-model kebijakan yang akan diambil.
"Dengan pembelajaran kita satu setengah tahun rasanya jika saja nanti ada krisis lagi mudah-mudahan kita sudah semakin tangguh dan upaya pemulihan sudah terstruktur dan terencanakan dengan baik," ujarnya.
Adapun hingga Oktober 2021, BRI telah menyalurkan BPUM kepada 10,2 juta penerima senilai Rp12,2 triliun atau sudah 100 persen dengan total pencairan mencapai 82 persen atau senilai Rp9,8 triliun. NRI juga telah memberikan tambahan subsidi bunga kepada 4,7 juta orang dengan nilai mencapai Rp1,1 triliun.
Kemudian untuk penyaluran bansos bidang perlindungan sosial, yakni Bansos Sembako telah tersalurkan sebanyak 93,6 persen dengan nilai Rp3,44 triliun kepada 5,78 juta penerima tahap 7 sampai 9. Sedangkan penyaluran dana PKH telah mencapai 99,1 persen kepada 3,82 juta penerima dengan nilai Rp7,97 triliun.
Reporter Magang: Leony Darmawan
Baca juga:
Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2021 Pertahankan Tren Pemulihan
Dunia Usaha Diajak Tingkatkan Kualitas SDM Sambut Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi
Digitalisasi Pembayaran Kunci Pulihkan Ekonomi RI Setelah Vaksin Covid-19
OJK Sebut Inklusi Keuangan Bisa Jadi Solusi Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional
Hingga Akhir Oktober 2021, Pemerintah Baru Serap 60 Persen Dana PEN
Sederet Keuntungan Indonesia Pegang Presidensi G20