BTN Siap Ambil Alih Pembiayaan Perumahan Bagi MBR
Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, sejak tahun 1976, perbankan pelat merah ini telah menyalurkan pembiayaan ke sektor perumahan, di mana telah terbangun sekitar 4,2 juta rumah yang mendapat dukungan pembiayaan dari Bank BTN.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengaku siap menjadi integrator dalam menggerakkan sektor riil melalui pembiayaan perumahan di Indonesia, serta mengambil peran dalam penyediaan rumah terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, sejak tahun 1976, perbankan pelat merah ini telah menyalurkan pembiayaan ke sektor perumahan, di mana telah terbangun sekitar 4,2 juta rumah yang mendapat dukungan pembiayaan dari Bank BTN.
-
Kapan BNI memproyeksikan permintaan rumah akan terus meningkat? Ke depan, Ronny memproyeksikan permintaan rumah masih akan menunjukkan tren pertumbuhan yang baik.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Kapan BCL membeli rumah mewah barunya? BCL membeli rumah mewah yang baru ini sejak tahun 2017.
-
Di mana Pertamina Patra Niaga akan memindahkan fasilitas penerimaan BBM dan Avtur? Adapun dalam kerjasama ini, Pelindo sebagai pengembang kawasan Benoa akan menyediakan lahan, alur pelayaran, fasilitas dermaga, fasilitas oil transfer equipment, fasilitas HSSE, serta Lindung Lingkungan Perairan untuk digunakan Pertamina Patra Niaga dalam kegiatan penerimaan BBM dan Avtur melalui dermaga di Benoa Utara.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
"Kami telah menjadi market leader untuk bisnis pembiayaan perumahan (KPR). Bahkan untuk KPR Bersubsidi kita mencapai 94 persen," kata Maryono disela Global Business Summit yang diselenggarakan Asosiasi Real Estate Sedunia (FIABCI) di Nusa Dua, Bali.
Menurut Maryono, pada tahun ini Bank BTN memiliki target pembiayaan perumahan mencapai 750 ribu rumah. Dan itu optimis tercapai, sehingga pada tahun depan akan ditingkatkan menjadi 850 ribu. "Kebutuhan akan perumahan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kelas menengah. Dan untuk itu peran para pengembang terus dibutuhkan," terangnya.
Pemerintah tambah Maryono, saat ini memiliki Program Satu Juta Rumah guna memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat yang terus bertumbuh.
BTN sebagai salah satu pendukung dari keseluruhan ekosistem industri perumahan membantu dari sisi pembiayaan, para pengembang membantu dari sisi penyediaan pasokan. Dan pemerintah pusat membantu dari sisi kebijakan dan pengalokasian subsidi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR).
"Penyediaan perumahan tidak hanya urusan bank sebagai penyedia pembiayaan atau pengembang sebagai supplier. Tapi itu juga butuh peran pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan iklim usaha yang kondusif dengan perizinan yang ramah," urainya.
Selain dalam upaya terus meningkatkan penyaluran KPR, Bank BTN terus mengembangkan potensi pasar yang ada dengan bergerak ke area digital. Bahkan untuk melayani segmen milenial, perseroan juga telah meluncurkan KPR milenial. "Keterjangkauan BTN melalui outlet laku pandai, digital banking serta kerjasama dengan stakeholder tentunya akan memperkuat sumber pembiayaan," ujarnya.
Berdasarkan data penyaluran KPR yang dilakukan BTN untuk MBR dalam program satu juta rumah mulai tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Jika ditotal sejak 2015 hingga akhir September 2018, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 2.311.421 unit senilai Rp 242,918 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari KPR subsidi sebanyak 1.571.740 unit senilai Rp 106,523 triliun dan KPR non-subsidi mencapai 739.681 unit senilai Rp 136,395 triliun.
Pencapaian Program Sejuta Rumah BTN dari tahun ke tahun terus meningkat, jika pada tahun 2015 KPR yang disalurkan perseroan baru mencapai 474.099 unit senilai Rp 52,452 triliun, maka tahun 2016 penyaluran KPR mengalami kenaikan signifikan menjadi 595.566 unit senilai Rp 63,995 triliun. Kemudian angkanya kembali naik pada 2017 sebanyak 667.312 unit senilai Rp 71,538 triliun.
Sementara itu Senior Housing Specialis World Bank, Dao Harison mengungkapkan dalam era digital inovasi teknologi membantu menciptakan pasar baru (disruptive innovation) dalam membantu pemerintah Indonesia untuk pengembangan rumah terjangkau.
"Saya melihat dari sisi pengembangan pembiayaan, tujuan ini agar masyarakat mendapatkan rumah layak terjangkau artinya sesuai standar dan Indonesia berada di cincin api, maka diperlukan keamanan," ujarnya.
Ditambahkan, dengan pengembangan tekonologi juga bisa membuat rumah Hijau. Bank dunia juga sudah memiliki teknologi dalam pembangunan gedung agar bisa tahu seberapa besar hijaunya.
"Teknologi bisa membantu, bagaimana untuk bekerja, ini bukan sekedar profesi tapi juga perubahan," tegas Dao Harison.
(mdk/idr)