Cegah gejolak harga, BBM diusulkan kena pajak tinggi
Pajak BBM dapat digunakan untuk menurunkan harga saat harga minyak dunia tinggi.
Pengamat ekonomi, Umar Juora menyarankan pemerintah memberi beban pajak tinggi pada Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar. Pajak di luar PPN ini diperlukan agar harga Premium tidak di bawah Rp 6.500 meski harga minyak dunia turun.
Menurut Umar, cara seperti ini akan sangat signifikan menghilangkan dampak negatif pada gejolak harga BBM. Pajak yang ditarik juga bisa menambah pendapatan negara.
"Saya mengusulkan ini jadi penerimaan pajak dari BBM di luar PPN. Ini nanti pendapatan yang signifikan untuk negara," ucap Umar dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/1).
Selain itu, anggaran pajak yang didapat pemerintah nantinya juga bisa digunakan untuk menombok harga BBM jika harga minyak dunia naik. Hal ini tentu saja berbeda dengan sistem subsidi karena penombokan tidak perlu ditetapkan angkanya.
"Kebijakan juga bisa diambil kalau harga minyak dunia naik dan pemerintah bisa menggunakan penerimaan ini," tutupnya.
Sebelumnya, penurunan harga minyak dunia yang mencapai di bawah USD 50 per barel memberi manfaat dan keuntungan untuk Indonesia. Setidaknya, pemerintah bisa mengantongi uang lebih dari Rp 200 triliun dari penghematan tersebut.
"Kita kan masih negara nett importir minyak, penurunan harga ini kita dapat manfaat lebih dari Rp 200 triliun. Ini penghematan," ucap Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardodjo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/1).
Menurut Agus, saat ini pemerintah mempunyai peluang dan tantangan untuk mengalokasikan anggaran lebih tersebut. Jangan sampai anggaran tersebut terbuang untuk hal yang tidak bermanfaat untuk perekonomian.
"Ini tantangan dalam APBN-p 2015, relokasi penghematan anggaran. Pengelolaan subsidi harus lebih baik digunakan untuk hal produktif seperti membangun infrastruktur," kata Agus.
Namun demikian, penurunan harga minyak dunia juga membawa mudharat kepada perekonomian Indonesia. Hal ini membuat harga komoditi melemah dan sangat mempengaruhi nilai ekspor.
"Kita sama sama tau perkembangan harga minyak juga membuat harga komoditi melemah," tutupnya.