Cerita Buyung sang pengusaha buah, kaget lihat produk UKM Thailand
Kemasan produk UKM Thailand sangat bagus karena dibiayai oleh pemerintahnya.
Pengusaha buah manisan diawetkan, Buyung, menceritakan kisahnya saat mengikuti sebuah pameran produk UKM di beberapa negara, salah satunya Thailand. Saat berada di negeri Gajah Putih itu, Buyung terkejut dengan penampakan kemasan produk UKM Thailand yang sangat ciamik.
Keterkejutan Buyung bukan tanpa alasan, sebab hal tersebut berbanding terbalik dengan penampakan kemasan produk UKM Indonesia yang tampilannya ala kadarnya. Hal ini membuat produk-produk UKM Tanah Air dalam pameran tersebut menjadi tersisih dari persaingan.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia? Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) bulan Maret 2021, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 Triliun.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Apa produk UMKM dari Purwakarta yang sukses menembus pasar internasional? Pastel kering awalnya merupakan camilan ringan yang bisa dibuat sendiri di rumah. Penganan ini umumnya memiliki cita rasa gurih, dengan isian abon. Selain sebagai snack yang bertekstur renyah, pastel mini juga bisa jadi teman minum teh maupun kopi yang nikmat.Berkaca dari lezatnya jajanan ini, seorang warga asal Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, kemudian membuatnya sebagai usaha rumahan. Tak disangka produknya bisa terjual hingga mancanegara, mulai dari Asia, Afrika sampai Eropa.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana Mendag Zulhas mendorong UMKM untuk menjual produknya? Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, produk dan merek lokal karya pelaku usaha dalam negeri memiliki kualitas yang bersaing dengan produk-produk asing. "Kualitas produksi yang sudah berada di jalur yang benar ini harus bisa dimaksimalisasi promosinya. Kami terus mendorong para UMKM agar memanfaatkan lokapasar untuk merambah pasar yang lebih luas," ujar Mendag Zulhas.
"Saya ikut event di Thailand, keliling untuk lihat-lihat, itu packaging (kemasan) mereka bagus banget. Dari produk dan taste kita enggak kalah, tapi kita kalah di packaging, kita terlalu sederhana sekali," kata Buyung di Gedung SMESCO, Jakarta, Rabu (3/8).
Yang lebih mengejutkan lagi, lanjut Buyung, semua kemasan produk-produk UKM Thailand yang ciamik, ternyata dibiayai oleh pemerintahnya. Menurut Buyung, 80 persen UKM Thailand semuanya dibiayai oleh pemerintah dalam pengemasan produknya.
"Saya ngobrol peserta, kok bisa bagus banget? Mereka menjawab 'kami di fasilitasi pemerintah'. Di support 80 persen. Sehingga bisa menciptakan packaging yang bagus," tuturnya.
Tidak hanya itu, pemerintah Thailand juga membiayai seluruh dekorasi booth para UKM di pameran. Dia menilai, hal ini berbanding terbalik dengan upaya pemerintah yang kerap 'meledak-ledak' dalam mengunggulkan UKM-nya namun minim upaya.
"Pemerintah maaf saja kurang support. Untuk promosi saja, kalau mereka jadi tuan rumah, mereka berani sekali menghiasi booth mereka untuk promosi. Itu dana dari pemerintah dan biayanya cukup besar. Kalau soal rasa dan produk nggak kalah, masih lebih baik kita," pungkasnya.
Baca juga:
Bertemu PM Sri Lanka, Jokowi tawarkan kereta api buatan INKA
Kadin usulkan bentuk badan halal untuk produk RI
Indonesia gandeng Malaysia perkuat produk-produk halal
Giliran petani tembakau terancam serbuan produk China
Mahkota Raja Made In Boyolali tembus pasar Belanda
Biji pala asal Sulut jadi primadona ekspor ke Belanda
Hari pertama kerja, menperin tantang pengusaha ekspansi ke luar Jawa