Pelajaran Karier dari Fandi Achmad, 5 Kali Pindah Kerja Sebelum Berusia 30 Tahun
Dia menjelaskan, pindah bekerja sangat wajar dan boleh dilakukan. Namun satu hal yang penting, industri yang akan Anda geluti harus tetap sejalan dengan pekerjaan Anda sebelumnya. Ini agar riwayat pekerjaan Anda dapat dihargai mahal secara kualitas.
Sering pindah kerja faktanya tak selalu berakhir buruk bagi perkembangan karir Anda. Sebaliknya, hal ini justru membawa sejumlah manfaat bagi diri Anda.
Seperti yang dialami pegawai di Kantor Staf Presiden RI Fandi Achmad. Dia mengaku telah lima kali pindah bekerja sebelum umurnya menginjak usia 30 tahun.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Apa saja tips jitu yang diberikan TNI AD? Adapun tips agar tubuh kita tetap mau bekerja dengan aman adalah sebagai berikut: a. Berat dan Tinggi Badan Tips jitu pertama adalah memperhatikan berat dan tinggi badan. Tahukah kalian, berat dan tinggi badan mampu membantu kalian dalam mendeteksi dini kondisi badan. Khususnya terkait kekurangan gizi dan kelebihan berat badan. b. Rutin Cek Tekanan Darah Tips jitu kedua yaitu rutin cek tekanan darah. Sebagaimana diketahui, cek tekanan darah menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan setiap orang. Terlebih diketahui apabila kondisi tekanan darah terlalu rendah atau terlalu tinggi, mampu menyebabkan masalah dalam kesehatan. c. Fungsi Paru Tips jitu ketiga adalah memperhatikan fungsi paru. Untuk diketahui, frekuensi pernapasan normal yaitu antara 12-20 kali per menit. Apabila kalian memperoleh frekuensi pernapasan normal seperti itu, maka kesehatan paru-paru kalian menunjukkan kondisi yang sehat. d. Gula Darah (Diabetes) e. Kolesterol
Dia menjelaskan, pindah bekerja sangat wajar dan boleh dilakukan. Namun satu hal yang penting, industri yang akan Anda geluti harus tetap sejalan dengan pekerjaan Anda sebelumnya. Ini agar riwayat pekerjaan Anda dapat dihargai mahal secara kualitas.
"Saya pindah industri dari private sector ke public sector itu aku dapat skill yang belum aku dapat kalau cuma di private sektor," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com pada acara Impact Talks di Universitas Atmajaya, Selasa (5/3).
Namun, dia mengingatkan seseorang harus memiliki target waktu. Misal, maksimal di umur berapa Anda harus sudah menentukan tujuan karir. "Tapi kita harus set timeline hidup. Misalnya before 30 aku set timeline harus nemuin passion. Dan di usia ke-25 saya sudah nemuin passion. Jadi kalau dilihat meski saya pindah-pindah pekerjaan, saya tetap in line dengan industrinya," ujarnya.
Pria yang berumur 29 tahun ini mengaku memang sangat tertarik dengan industri kebijakan publik. Dia pernah memperoleh research fellow dari Bank Indonesia (2011), bekerja sebagai economist di European Commission (2012), The Asean Secretary (2013), dan Economist Intern di World Trade Organization (WTO) Swiss pada Mei 2017.
Dia menjelaskan, dirinya sangat tertarik pada kebijakan publik khususnya di dunia perdagangan internasional. Adapun Fandy mengambil S1 Ekonomi di UGM dan S2 Kebijakan Publik di University of Michigan Amerika Serikat.
"Sebetulnya aku tertarik dengan perdagangan internasional, aku pernah intern di WTO Swiss. Itu organisasi dunia yang mengurusi kebijakan di bidang perdagangan internasional di Swiss. Sebelumnya juga pernah jadi Senior Manager di Maybank selama 9 bulan," ujarnya.
Saat ini, dirinya mengaku senang bekerja di Kantor Staf Presiden karena dapat terlibat langsung dalam pengambilan keputusan di bidang pemerintahan. Ke depan, kata dia, dirinya bercita-cita untuk menjadi anggota MPR khususnya yang menangani isu perdagangan internasional RI.
"Jadi di Kantor Staf Presiden saya mengurusi kebijakan-kebijakan di bidang-bidang industri. Sebenarnya saya lebih kepada industrinya ya, perdagangan internasional. Saya pengen jadi politisi di perdagangan internasional. Pengen jadi anggota MPR sehingga bisa jadi ekspert di perdagangan internasional," pungkasnya.
Sebagai informasi saja, Fandi Achmad juga pernah dapat pelatihan khusus dari Mckinsey dan merupakan Co-founder dari Young Leader for Indonesia (YLI).
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Bos Amazon Bocorkan Rahasia Utama Suksesnya Hingga Jadi Orang Terkaya Dunia
5 Negara Asia Pasifik Terbaik Bagi Milenial untuk Hidup dan Bekerja
Kuasai 5 Keterampilan Ini Agar Karir Anda Terus Moncer
6 Tips Menghadapi Rekan Kerja Menyebalkan Pembuat Masalah
5 Tanda Kentara Pekerjaan Anda Sedang Terancam
Intip Rahasia Bos Google Lolos Wawancara Kerja
Survei: Makin Tua Usia, Makin Cepat Stres di Kantor