Desember 2020, Uang Beredar Meningkat Menjadi Rp 6.900 Triliun
Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2020 mencapai Rp6.900 triliun, meningkat 12,4 persen (yoy) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,2 persen (yoy).
Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2020 mencapai Rp6.900 triliun, meningkat 12,4 persen (yoy) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,2 persen (yoy).
Peningkatan tersebut didorong oleh M1 yang tumbuh 18,5 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 15,8 persen (yoy).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
"Hal tersebut sejalan dengan peningkatan peredaran uang kartal di masyarakat dan giro rupiah," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Antara, Jumat (22/1).
Sementara itu komponen uang kuasi melambat dari 11,1 persen (yoy) menjadi 10,5 persen (yoy) pada Desember 2020. Pertumbuhan surat berharga selain saham juga terkontraksi lebih dalam menjadi minus 10,6 (yoy) dari minus 5,8 persen (yoy) pada November 2020.
Erwin menjelaskan berdasarkan faktor yang mempengaruhi, peningkatan M2 pada Desember 2020 disebabkan oleh aktiva luar negeri bersih dan kenaikan ekspansi keuangan pemerintah. Hal ini tercermin dari pertumbuhan aktiva luar negeri bersih Desember 2020 sebesar 13,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan November 2020 sebesar 10,3 persen (yoy).
Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat juga meningkat, dari 66,5 persen (yoy) menjadi 66,9 persen (yoy) pada Desember 2020. Sementara itu pertumbuhan kredit terkontraksi lebih dalam menjadi minus 2,7 persen (yoy) dari minus 1,7 persen (yoy) pada November 2020.
Baca juga:
Rupiah Melemah Dipicu Kembali Naiknya Imbal Hasil Obligasi AS
Rupiah Sentuh Rp14.000 Didorong Pelantikan Joe Biden dan Pengumuman RDG BI
Bos BI Optimis Rupiah Terus Menguat Seiring Derasnya Aliran Modal Masuk RI
Rupiah Berpotensi Menguat Seiring Optimisme Pasar Terhadap Joe Biden
Optimalisasi Pemerintah Tangani Covid-19 Buat Rupiah Menguat ke Rp14.035 per USD
Pembatasan Kegiatan Jawa-Bali Buat Rupiah Melemah ke Rp14.080 per USD