Dianggap Hewan Pembawa Sial, Cecak Justru Jadi Sumber Rezeki Pria Asal Cirebon Ini
China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.
China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.
-
Apa itu obat cacing? Obat cacing, seperti namanya, dirancang untuk mengatasi infeksi cacing di dalam tubuh manusia. Cacing-cacing yang sering diatasi oleh obat cacing termasuk cacing gelang, cacing kremi, dan cacing pita.
-
Di mana obat tifus tradisional dengan cacing dibuat? Pembuatan obat tifus ini dilakukan oleh seorang warga di kediamannya, Desa Wangunsari.
-
Di mana tradisi Cakak Pepadun dilakukan? Hal ini juga dilakukan oleh masyarakat adat Pepadun yang berada di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih.
-
Bagaimana cara membuat obat tifus tradisional menggunakan cacing? Cara membuat obat tifus ala warga setempat Menurut sang pembuat, obat tersebut diracik mulanya dengan membersihkan dan merebus cacing tanah. Kemudian airnya didinginkan dan dimasukkan ke dalam botol air mineral untuk dijual sebagai produk kesehatan.
-
Mengapa obat tifus tradisional menggunakan cacing tanah? Dalam pandangan medis, cacing tanah bisa meringankan peradangan dan berefek untuk para penderita tifus.
-
Apa obat tradisional yang direkomendasikan untuk batuk disertai menggigil di Jawa Kuno? Sedangkan untuk batuk yang disertai menggigil, resepnya mencakup rajangan daun cabe yang dikukus bersama kelapa iris-iris sebelum makan.
Dianggap Hewan Pembawa Sial, Cecak Justru Jadi Sumber Rezeki Pria Asal Cirebon Ini
Sering ditemukan di sudut-sudut rumah, cecak seringkali dianggap hewan pengganggu yang menjijikan. Namun, pria asal Cirebon, Jawa Barat, Dody Hermawan justru meraup cuan besar dari berburu cecak.
Melansir Channel News Asia, dia menggeluti cecak sejak tahun 2012. Saat itu, sang kakak memintanya mengumpulkan cecak untuk dijual ke eksportir.
Permintaan sang kakak awalnya dianggap aneh, khawatir tidak menghasilkan uang.
Namun saat dia berhasil mengumpulkan sekitar 100 ekor cecak dan menjualnya ke sang kakak, Dody mendapatkan Rp150.000.
Angka yang cukup sebagai pendapatan di desa tempat Dody tinggal.
- Aneh, Pria China Ini Tolak Digaji Rp4,2 Juta Sehari Malah Pilih Makan Camilan Setiap Hari
- Caleg Terpilih DPRK Aceh Tamiang Ternyata Buronan Kasus 70 Kg Sabu, Ditangkap Bareskrim saat Belanja
- Mengintip Produksi Cincau Hitam di Pacitan, Dimasak secara Tradisional tanpa Pengawet Cocok untuk Buka Puasa
- Kelezatan Semangkuk Mi Kipas Khas Cirebon, Cara Masaknya Unik dan Curi Perhatian
Dari penjualan pertamanya itu, Dody makin giat berburu.
Dia akhirnya mengetahui, hasil buruannya itu diekspor ke China sebagai bahan baku obat tradisional.
Lambat laun, pendapatan Dody dari berburu cecak mulai diminati warga setempat.
"Perlahan mereka juga ikut bergabung," kata Dody dikutip pada Minggu (16/6).
Sekarang, ujar Dody, puluhan orang dari sekitar 9.000 warga kampungnya ikut berburu dan memproses cecak untuk diekspor.
Menurut ahli herpetologi dan para pemburu, cecak rumah Asia atau Hemidactylus frenatus diyakini masih berlimpah jumlahnya.
Selain cecak, ada jenis kadal lain yang juga digunakan untuk obat tradisional.
Beberapa jenis di antaranya dibatasi penangkapannya oleh pemerintah Indonesia.
Tahun ini, kuota untuk penangkapan cecak rumah Asia sekitar 2,5 juta ekor.
Kuota penangkapan untuk cecak rumah ekor-pipih (Hemidactylus platyurus) juga sekitar 2,5 juta, sementara cecak bercakar-empat (Gehyra mutilata) sekitar 2 juta.
Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Satyawan melanjutkan, tiga spesies cecak tersebut boleh diburu di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta, atau daerah-daerah eksportir hewan.
Dia mengatakan, ada lebih dari lima pemegang izin ekspor yang bekerja sama dengan pengusaha dan pemburu di daerah-daerah tersebut.
"Warga kampung membantu menangkap, mengumpulkan, memilah berdasarkan ukuran, mengeringkan dan akhirnya dikemas," kata Satyawan.
"Aktivitas ini bisa menjadi sumber penghasilan tambahan atau bahkan utama."
KLHK tidak memberikan informasi mengenai kuota ekspor dan volume ekspor dari cecak ini.
Tapi berdasarkan catatan beberapa tahun lalu, jumlah ekspor spesies kadal jenis tertentu, seperti tokek, sudah melampaui batas kuota.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, dari 2013 hingga 2019, ada lebih dari 79,5 juta tokek diekspor dari Indonesia.
Angka ini jauh melampaui batas kuota perburuan yang diperbolehkan ketika itu, jika menilik laporan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan KLHK.
Sementara di periode yang sama, KLHK melaporkan hanya ada sekitar 1,7 juta izin ekspor tokek yang telah dikeluarkan.
Perbedaan angka ini terjadi karena saat itu eksportir tidak perlu memperoleh izin KLHK untuk mengekspor tokek.
Barulah pada 2019, perburuan dan perdagangan tokek dibatasi setelah jenis kadal ini dimasukkan dalam Apendiks II di Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah.
China adalah importir besar tokek, spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan gejala asma, meredakan batuk dan mengobati diabetes serta berbagai penyakit lainnya.