Ekonom: Pemerintah Belum Ciptakan Ekosistem yang Baik untuk Unicorn Indonesia
Pemerintah kerap membanggakan empat unicorn atau perusahaan rintisan (startup) yang valuasinya mencapai di atas USD 1 miliar. Keempat Unicorn yang dimaksud, yakni Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Sayangnya, keempat unicorn tersebut oleh Google Temasek diakui sebagai milik Singapura.
Pemerintah kerap membanggakan empat unicorn atau perusahaan rintisan (startup) yang valuasinya mencapai di atas USD 1 miliar. Keempat Unicorn yang dimaksud, yakni Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Sayangnya, keempat unicorn tersebut oleh Google Temasek diakui sebagai milik Singapura.
Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, mengatakan hal tersebut merupakan bentuk kritik terhadap pemerintah. Menurut dia, selama ini pemerintah belum berhasil menciptakan ekosistem yang baik bagi tumbuh kembang perusahaan rintisan maupun unicorn.
-
Kenapa perusahaan startup di bidang teknologi dan informasi berbasis internet disebut unicorn? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Apa ciri khas utama yang membedakan unicorn dari startup biasa? Salah satu ciri-ciri unicron adalah adanya inovasi bisnis.
-
Bagaimana cara unicorn mencapai nilai valuasi USD 1 miliar? Perusahaan yang mencapai nilai sebesar itu, tentu sangat jarang terjadi. Maka dari itu, menyandang status sebagai perusahaan startup unicorn sudah mendapat pencapaian luar biasa.
-
Kenapa Jack Ma memulai bisnis e-commerce? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
"Ini kan autokritik juga buat pemerintah Indonesia. Karena belum bisa menyediakan ekosistem yang baik bahkan perusahaan lokal saja, mereka berinduknya di Singapura," kata dia, saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (30/7).
"Berarti kan dari sisi ini pemerintah gagal untuk menyediakan ekosistem yang terbaik untuk unicorn-unicorn ini," tegas dia.
Menurut dia, masih cukup banyak hambatan bagi perkembangan startup di Indonesia. Beberapa di antaranya berasal oleh pemerintah sendiri. "Agak ironis Pak Jokowi sangat mengagung-agungkan. Tapi sebenarnya bahkan sedikit sekali yang pemerintah lakukan untuk keberlangsungan para unicorn ini. Pemerintah kita selama ini tidak membina ekosistem, belum menjadi ekosistem enabler," ungkap dia.
Dia menambahkan, dalam beberapa kasus, pemerintah malah sangat merintangi pertumbuhan dari unicorn. Salah satunya rencana memajaki e-commerce.
"Seperti kemarin ada Kementerian Keuangan, ada wacana e-commerce juga dipajaki padahal ini platform, dan lain-lain. Intervensi terlalu banyak yang justru saya lihat pemerintah tidak punya concern ke sini (unicorn)," jelasnya.
Baca juga:
Tokopedia Soal Klaim Unicorn Milik Singapura:Sejak Awal Didirikan Selaku PT Indonesia
Diklaim Unicorn Milik Singapura, Begini Tanggapan Traveloka
4 Unicorn RI GO-JEK, Tokopedia, Bukalapak & Traveloka Disebut Milik Singapura
Gandeng Genesis, CIMB Niaga Siapkan Pembiayaan Startup Rp300 M di 2019
Menristekdikti Soal Startup Lokal Dicaplok Asing: Bukan Berarti Kita Mati
RI Punya Kekayaan Laut Melimpah, Startup Perikanan Berpotensi Jadi Unicorn Baru
BEI Tunggu Restu Pemegang Saham Unicorn untuk Melantai di Bursa