Fahri soal daya beli turun: Kita tak mampu baca perubahan gaya hidup
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fahri Hamzah mengatakan adanya perdebatan mengenai daya beli yang menurun dikarenakan kurang akuratnya data mengenai tingkat daya beli saat ini. Mengingat, banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, salah satunya perubahan gaya hidup.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fahri Hamzah mengatakan adanya perdebatan mengenai daya beli yang menurun dikarenakan kurang akuratnya data mengenai tingkat daya beli saat ini. Mengingat, banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, salah satunya perubahan gaya hidup.
"Ini bisa jadi penurunan konsumsi ada hal ketidakmampuannya kita untuk membaca lifestyle. Ada yang bilang ini peralihan konsumsi manual ke digital," kata Fahri di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (14/8).
Dia menambahkan, saat ini belum ada yang bisa membuktikan terjadinya peralihan konsumsi dari offline menjadi online. Dengan demikian, dia meminta agar pemerintah bisa melacak lebih detil kondisi mikro ekonomi Indonesia.
"Melacak perilaku neraca rumah tangga 250 juta itu kita harus bangun yang akurat. Menurun apakah karena berkembangnya sektor digital atau tidak," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengakui adanya perubahan pola konsumsi masyarakat saat ini. Hal ini tentunya didorong oleh berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia.
Dengan demikian, perubahan gaya hidup akan menjadi perhatian BPS agar data yang dimiliki bisa lebih akurat. Terutama yang berhubungan dengan aktivitas jual beli informal, seperti melalui media sosial.
"Ke depan masalah perdagangan online perlu dipahami lebih detail. IDEA Pak Aulia itu punya 300 anggota tapi tidak ada datanya. Dan juga ada formal dan informal, Facebook dan Instagram itu tidak bisa ditangkap," jelas Suhariyanto.
-
Kapan Suswono menyampaikan bahwa daya beli warga Jakarta menurun? "Yang justru dikeluhkan oleh para pedagang ini adalah kehadiran pembeli ya, kehadiran pembeli ini relatif berkurang ya dari pengakuan para pedagang. Karena apa, nah ini yang kita pasti perlu cari akar masalahnya. Boleh jadi memang dari survei masyarakat Jakarta ini termasuk daya belinya yang turun," sambungnya.
-
Apa yang dijual warga Baduy saat jalan kaki ke Jakarta? Warga adat Baduy di wilayah Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki tradisi menjual madu hutan ke luar daerah dengan berjalan kaki.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang Indah Permatasari beli di pasar? Selain membeli ikan dan ayam, ia juga membeli berbagai jenis sayuran dan bahan makanan lainnya.
-
Mengapa orang-orang membayangkan Jakarta dipenuhi salju? Cuaca panas yang belakangan terjadi di Jakarta membuat sebagian warga berandai-andai seandainya Jakarta ada musim salju. Tak cuma itu rasa penasaran juga hinggap bagaimana penampakan Jakarta jika turun salju.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
Baca juga:
Bos BEI bantah daya beli turun, hanya perubahan pola konsumsi
Pemerintah akui pertumbuhan kuartal II seharusnya 5,4 persen
Asosiasi akui jual beli online tahun ini tumbuh hingga 50 persen
KEIN sebut orang kaya RI lebih pilih investasi dibanding belanja
Ini penyebab melambatnya daya beli masyarakat RI versi Faisal Basri
BPS klaim daya beli masyarakat RI masih tinggi
JK sebut daya beli turun jika industri RI ganti pekerja dengan robot