10 Penyebab Pria Jadi Mandul, dari Gaya Hidup Buruk Hingga Usia
Kemandulan pada pria bisa dipengaruhi oleh sejumlah hal baik dari gaya hidup sehari-hari maupun karena faktor lain.
Kemandulan pada pria sering kali menjadi penyebab utama kesulitan pasangan untuk memiliki anak. Namun, masalah ini sering kali baru teridentifikasi setelah pasangan berulang kali gagal dalam upaya untuk mencapai kehamilan.
Menurut Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri (FIGO), ada beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan kemandulan pada pria. Sebagian besar penyebab ini tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga sering terlewatkan hingga masalah kesuburan terungkap. Berikut ini adalah sepuluh penyebab utama pria mengalami kemandulan.
-
Kenapa pria bisa impotensi? Masalah ini bisa bersifat sementara atau kronis dan dapat disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, atau gaya hidup.
-
Apa saja faktor yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi? Disfungsi ereksi bukanlah hal yang langka, terutama seiring bertambahnya usia. Namun, bagi banyak orang, ini bisa menjadi masalah yang menetap yang mengganggu kehidupan seksual yang memuaskan. Masalah ini dapat disebabkan oleh faktor psikologis seperti stres, rasa bersalah, atau rendahnya harga diri. Namun, ada juga kasus di mana patologi-patologi tertentu berperan.
-
Apa penyebab krisis kesuburan pria? Banyak faktor yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria, tetapi yang semakin diperhatikan adalah peran pencemaran lingkungan.
-
Apa penyebab utama kebotakan pria? Sebagian besar kebotakan pada pria disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik.
-
Kenapa stres bisa jadi penyebab impotensi pada pria muda? Kecemasan yang berlebihan, stres, atau tekanan emosional yang tinggi dapat mengganggu kemampuan seorang pria untuk mencapai ereksi.
-
Kenapa pria di atas 40 tahun rentan mengalami disfungsi ereksi? Sekitar 50 persen bapak-bapak di atas usia 40 mengalami kondisi ini, yang memengaruhi kesehatan fisik dan emosional.
1. Obesitas
Obesitas, dengan indeks massa tubuh (BMI) di atas 30, memiliki dampak signifikan pada kualitas sperma. Lemak berlebih di tubuh dapat memengaruhi metabolisme hormon androgen, termasuk testosteron. Hal ini menyebabkan perubahan dalam perkembangan sperma dan kualitas DNA sperma di dalam nukleus. Pria dengan obesitas juga cenderung memiliki tingkat fertilitas yang lebih rendah, sehingga penting untuk menjaga berat badan ideal demi menjaga kesehatan reproduksi.
2. Merokok dan Penggunaan Zat Adiktif
Merokok dan penggunaan zat adiktif seperti narkoba memiliki dampak negatif yang besar pada kualitas sperma. "Nikotin menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh yang dikenal sebagai stres oksidatif, yang memengaruhi kualitas sperma dan potensi pembuahan," kata FIGO. Zat lain seperti kokain juga mengganggu perkembangan dan mobilitas sperma. Menghentikan kebiasaan merokok dan penggunaan narkoba dapat memperbaiki kualitas sperma, tetapi butuh beberapa bulan untuk melihat perbaikan setelah berhenti.
3. Paparan Radiasi
Meskipun masih ada perdebatan dalam literatur ilmiah tentang pengaruh radiasi dari ponsel pada kesuburan pria, FIGO merekomendasikan agar pria tidak menyimpan ponsel terlalu dekat dengan area skrotum untuk mengurangi risiko. Paparan radiasi yang lebih tak terhindarkan, seperti dari pengobatan kanker seperti kemoterapi, juga dapat memengaruhi kesuburan. Dalam kasus ini, metode seperti pembekuan sperma atau biopsi testis dapat digunakan untuk menjaga kemampuan reproduksi di masa depan.
4. Nutrisi
Makanan kaya antioksidan dapat membantu menjaga kesuburan pria. Beberapa contoh makanan dengan sifat antioksidan termasuk keju (mengandung vitamin A), jeruk (vitamin C), biji bunga matahari (vitamin E), ikan (Omega 3), serta sayuran seperti brokoli yang kaya akan asam folat. Mengonsumsi makanan ini secara teratur dapat membantu melindungi sperma dari kerusakan oksidatif.
5. Suplemen dan Steroid
Penggunaan suplemen makanan dan steroid tanpa pengawasan medis dapat berdampak buruk pada produksi sperma. "Suntikan testosteron dan steroid lain dapat sangat merusak produksi sperma," tegas FIGO. Selain itu, konsumsi kopi berlebihan juga dapat memengaruhi kesuburan, terutama jika ada masalah mendasar pada kesuburan pria.
6. Suhu Testis yang Tinggi
Organ genital pria berada di luar tubuh dalam kantung skrotum yang memiliki suhu lebih rendah dibandingkan dengan organ di dalam tubuh. Peningkatan suhu testis bahkan 2 atau 3 derajat dapat mengganggu kualitas dan fungsi sperma. Faktor risiko termasuk pekerjaan di lingkungan panas, posisi duduk yang lama, pakaian dalam yang ketat, dan penggunaan laptop di pangkuan dalam waktu lama.
7. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi menular seksual (IMS), seperti gonore, klamidia, dan ureoplasma, diketahui dapat menyebabkan kemandulan pada pria. "Peradangan genital yang disebabkan oleh mikroorganisme ini dapat mengubah kualitas sperma," jelas FIGO. Kasus infeksi yang parah atau kronis dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran sperma, sehingga penting untuk segera mengobati setiap tanda infeksi dengan antibiotik yang tepat.
8. Cedera Genital
Cedera pada testis dapat memengaruhi kesuburan jika tidak segera ditangani. Pria yang aktif dalam olahraga seperti bela diri, bersepeda, atau berkuda disarankan untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra guna melindungi area genital mereka. Cedera pada testis dapat menyebabkan gangguan permanen pada produksi sperma jika tidak mendapatkan penanganan medis dengan segera.
9. Varikokel
Varikokel adalah kondisi di mana pembuluh darah di dalam skrotum membesar, yang meningkatkan suhu di sekitar testis. Peningkatan suhu ini dapat mengganggu produksi sperma dan mengurangi kualitas sperma. Pemeriksaan dan pengobatan varikokel adalah bagian dari prosedur standar dalam investigasi kemandulan pria.
10. Usia
Banyak yang beranggapan bahwa pria bisa tetap subur di usia lanjut, namun asumsi ini tidak sepenuhnya benar. Setelah usia 35 tahun, potensi reproduksi pria menurun drastis karena fragmentasi DNA di dalam sperma. Setelah usia 40 tahun, kemungkinan pria untuk memiliki anak tanpa mutasi genetik berkurang 11 persen setiap tahunnya.
"Anak-anak yang lahir dari ayah yang berusia lebih dari 50 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi seperti Sindrom Down, Neurofibromatosis, Autisme, dan Sindrom Kleinfelter," menurut FIGO.
Kemandulan pria adalah masalah yang sering kali tidak disadari sampai pasangan menghadapi kesulitan untuk hamil. Gaya hidup seperti obesitas, merokok, dan paparan radiasi, serta faktor biologis seperti usia dan penyakit, semuanya dapat berperan dalam menurunkan kesuburan pria.
Oleh karena itu, penting bagi pria yang berencana memiliki anak untuk menjaga kesehatan fisik dan menghindari faktor-faktor risiko yang dapat memengaruhi kualitas sperma mereka.
Pemeriksaan kesehatan reproduksi, termasuk analisis sperma, adalah langkah awal yang penting bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan. Dengan perawatan yang tepat dan perubahan gaya hidup yang sehat, banyak masalah kemandulan pria dapat diatasi.