Aduh! Penelitian Terbaru Buktikan Dampak Penggunaan Komputer Terhadap Risiko Disfungsi Ereksi
Kebiasaan penggunaan komputer atau laptop terlalu lama bisa menjadi pemicu masalah disfungsi ereksi.
Kebiasaan penggunaan komputer atau laptop terlalu lama bisa menjadi pemicu masalah disfungsi ereksi.
-
Apa pengaruh ponsel terhadap kesehatan pria? Tempat kita menyimpan ponsel bisa sangat memengaruhi berbagai hal dalam kesehatan kita terutama terkait kesuburan pria.
-
Kenapa penggunaan ponsel berdampak pada kualitas sperma? Penulis studi, Rita Rahban, PhD, menjelaskan bahwa penurunan ini berhubungan dengan peralihan dari teknologi 2G ke 3G, dan kemudian dari 3G ke 4G, yang telah menyebabkan penurunan daya transmisi ponsel. 4G lebih efisien dalam transmisi data, yang mengurangi waktu paparan.
-
Apa dampak polusi udara pada kesuburan pria? Penelitian ini menemukan bahwa pria yang terpapar polusi udara dengan tingkat partikel halus (PM2.5) 1,6 kali lebih tinggi dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki risiko infertilitas 24% lebih besar.
-
Apa yang ditemukan dalam studi tentang dampak kopi pada kesuburan pria? Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal 'Nutrition Journal' menemukan bahwa konsumsi kafein yang berlebihan dapat mengurangi jumlah sperma dan motilitasnya, serta meningkatkan risiko kerusakan DNA pada sperma.
-
Bagaimana ponsel mempengaruhi kualitas sperma? Dilansir dari Health, baru-baru ini, penelitian menemukan bahwa penggunaan ponsel yang sering terkait dengan penurunan konsentrasi sperma dan jumlah total sperma.
-
Bagaimana polusi udara mempengaruhi kesuburan pria? Partikel-partikel berbahaya dari udara yang tercemar dapat masuk ke aliran darah dan mencapai organ reproduksi, merusak sperma dan mengganggu keseimbangan hormon.
Aduh! Penelitian Terbaru Buktikan Dampak Penggunaan Komputer Terhadap Risiko Disfungsi Ereksi
Dilansir dari Science Alert, duduk di depan komputer selama berjam-jam sambil menikmati menonton YouTube atau bermain game favorit mungkin tampak menyenangkan, tetapi menurut penelitian terbaru dari tim peneliti China, kebiasaan ini bisa memiliki dampak yang cukup menyedihkan pada kesehatan seksual kita, meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi bukanlah hal yang langka, terutama seiring bertambahnya usia. Namun, bagi banyak orang, ini bisa menjadi masalah yang menetap yang mengganggu kehidupan seksual yang memuaskan. Masalah ini dapat disebabkan oleh faktor psikologis seperti stres, rasa bersalah, atau rendahnya harga diri.
Namun, ada juga kasus di mana patologi-patologi tertentu berperan. Faktor gaya hidup yang dapat dikelola, seperti kebiasaan duduk yang berlebihan, juga dapat memainkan peran penting dalam kondisi ini dengan memengaruhi tingkat hormon atau merusak fungsi pembuluh darah yang kompleks, yang memungkinkan penis untuk ereksi.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa menghabiskan terlalu banyak waktu untuk duduk setiap hari dapat mempengaruhi fungsi ereksi, dan kadang-kadang hanya dengan bangkit dan berolahraga lebih sering, fungsi ereksi dapat diperbaiki.
Untuk mendalami korelasi ini, para peneliti menerapkan metode randomisasi Mendelian untuk mengidentifikasi hubungan kausal antara kebiasaan beraktivitas santai yang bersifat duduk-duduk, seperti menonton televisi atau bersantai di depan komputer, dengan kemungkinan terjadinya disfungsi ereksi.
Dengan menggunakan data dari lebih dari 220.000 catatan tentang variasi urutan genetik dari penelitian sebelumnya tentang keturunan Eropa, para peneliti mencari korelasi antara gen-gen yang terkait dengan perilaku santai yang bersifat duduk-duduk dan riwayat medis atau pelaporan diri tentang disfungsi ereksi. Hasilnya menunjukkan bahwa setiap peningkatan waktu 72 menit dalam menggunakan komputer untuk kegiatan santai meningkatkan risiko disfungsi ereksi lebih dari tiga kali lipat.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa menghabiskan lebih banyak waktu di depan komputer terkait dengan penurunan tingkat hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang produksi sperma.
Meskipun hasil penelitian lain telah sampai pada kesimpulan serupa, penelitian ini masih belum sepenuhnya menjelaskan mengapa penurunan hormon ini dapat memengaruhi fungsi ereksi. Para peneliti hanya bisa berspekulasi bahwa penurunan tingkat hormon tersebut mungkin secara tidak langsung menghambat pelepasan testosteron.
Meskipun begitu, penelitian ini tidak menemukan hubungan kausal antara disfungsi ereksi dengan menonton televisi atau berkendara untuk bersenang-senang secara teratur. Hal ini mungkin karena batasan dalam pengumpulan data genetik terkait perilaku berkendara.
Studi masa depan diharapkan dapat membantu mengidentifikasi lebih lanjut apakah ada hal khusus dalam kebiasaan menggunakan komputer yang mengganggu fungsi ereksi atau apakah kebiasaan lain yang kita miliki bisa mengancam kualitas kehidupan seksual kita.
Dengan demikian, duduk di depan layar sepanjang hari, mengklik dan menggulir untuk bersenang-senang, mungkin bisa sangat berdampak bagi tubuh kita, terutama dalam hal kesehatan seksual.