Penelitian Terbaru Ungkap Bagaimana Polusi di Sekitar Pengaruhi Kesuburan Pria dan Wanita
Polusi udara dan polusi suara di sekitar bisa memiliki dampak berbeda bagi pria dan wanita.
Polusi baik udara maupun suara merupakan permasalahan yang menjadi suatu kekhawatiran terutama pada mereka yang tinggal di perkotaan. Ternyata selain membuat tidak nyaman, terdapat efek jangka panjang yang tanpa disangka bisa muncul dari paparan polusi ini.
Dilansir dari Live Science, penelitian terbaru dari Denmark mengungkapkan bahwa paparan polusi udara dan kebisingan lalu lintas memiliki dampak signifikan terhadap kesuburan, namun efeknya berbeda antara pria dan wanita. Dengan semakin banyaknya populasi yang tinggal di daerah perkotaan, para peneliti tertarik untuk memahami bagaimana lingkungan perkotaan yang bising dan tercemar memengaruhi kesehatan reproduksi.
-
Apa dampak buruk polusi udara bagi kesehatan? Sebelumnya, Henie mengatakan bahwa polusi udara erat kaitannya dengan masalah kesehatan. Sakit batuk kini sering dijumpai di sekitar kita. ISPA sendiri tidak hanya batuk, tapi penyakit ISPA juga dimulai dari tenggorokan hingga paru bagian bawah.
-
Kenapa polusi udara berbahaya untuk pertumbuhan anak? Polusi udara yang tinggi menyebabkan masuknya mikroorganisme asing seperti virus dan bakteri ke dalam tubuh, terutama ketika udara sedang kering dan berpolutan tinggi.
-
Mengapa polusi udara berbahaya? Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang meresahkan di beberapa tempat saat ini.
-
Kenapa polusi udara berbahaya bagi kesehatan? Udara yang tercemar oleh berbagai zat kimia dan partikulat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kematian.
Studi ini melibatkan lebih dari dua juta pria dan wanita berusia reproduktif, dengan tujuan mengeksplorasi bagaimana polusi udara dan kebisingan lalu lintas memengaruhi risiko infertilitas. Hasilnya menunjukkan bahwa "paparan jangka panjang terhadap polusi udara dan kebisingan lalu lintas mungkin terkait dengan risiko infertilitas yang lebih tinggi, namun faktor-faktor ini memengaruhi pria dan wanita secara berbeda."
Dampak Polusi Udara pada Kesuburan Pria
Penelitian ini menemukan bahwa pria yang terpapar polusi udara dengan tingkat partikel halus (PM2.5) 1,6 kali lebih tinggi dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki risiko infertilitas 24% lebih besar. Partikel-partikel berbahaya dari udara yang tercemar dapat masuk ke aliran darah dan mencapai organ reproduksi, merusak sperma dan mengganggu keseimbangan hormon. Seperti yang dijelaskan dalam studi tersebut, “polusi udara dapat mengurangi kesuburan dengan mengganggu hormon atau menyebabkan kerusakan langsung pada sel telur dan sperma.”
Pria terus memproduksi sperma sepanjang hidup, dan perubahan lingkungan, seperti paparan polutan, dengan cepat memengaruhi jumlah dan kualitas sperma. Oleh karena itu, dampak dari polusi udara terhadap kesuburan pria dapat terlihat dalam waktu yang relatif singkat.
Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas terhadap Kesuburan Wanita
Di sisi lain, penelitian ini menunjukkan bahwa wanita lebih terpengaruh oleh kebisingan lalu lintas. Bagi wanita yang tinggal di daerah dengan tingkat kebisingan lalu lintas 10,2 desibel lebih tinggi dari rata-rata (55-60 desibel), risiko infertilitas meningkat sebesar 14%, terutama bagi mereka yang berusia di atas 35 tahun. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kebisingan dapat meningkatkan kadar hormon stres, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk berovulasi dan mempertahankan kehamilan.
Namun, efek kebisingan terhadap kesehatan reproduksi wanita mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk terlihat dibandingkan dengan pria. Wanita dilahirkan dengan jumlah sel telur yang tetap dan tidak memproduksi sel telur baru sepanjang hidup mereka. Meskipun sel telur memiliki mekanisme perlindungan, paparan jangka panjang terhadap kebisingan dan stres tetap dapat merusak kemampuan reproduksi mereka.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dari basis data nasional, yang dikenal sebagai "data linkage". Metode ini memungkinkan peneliti untuk melacak informasi kesehatan dari waktu ke waktu dan menghubungkannya dengan lingkungan tempat tinggal seseorang.
Meskipun bermanfaat, metode ini juga memiliki keterbatasan, terutama karena tidak memperhitungkan faktor-faktor pribadi, seperti hormon, stres, atau gaya hidup yang lebih spesifik. Para peneliti mengakui bahwa “studi lebih lanjut diperlukan untuk mendalami bagaimana paparan polusi dan kebisingan lalu lintas memengaruhi kesuburan pria dan wanita.”
Walaupun begitu, penelitian ini menjadi langkah awal yang penting dalam memahami bagaimana faktor lingkungan, seperti polusi dan kebisingan, berdampak pada kesuburan. Dampaknya mungkin lebih jelas terlihat pada pria dalam waktu yang lebih singkat, sedangkan untuk wanita, studi jangka panjang mungkin akan memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai risiko-risiko yang dihadapi.