Hati-Hati! Studi Ungkap Polusi Udara Ternyata Bisa Bikin Depresi, Cemas hingga Bunuh Diri
Dampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi memberikan tekanan besar pada kesehatan mental masyarakat.
Dampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi memberikan tekanan besar pada kesehatan mental
Hati-Hati! Studi Ungkap Polusi Udara Ternyata Bisa Bikin Depresi, Cemas hingga Bunuh Diri
Polusi udara di Jakarta memicu masalah kesehatan bagi masyarakat. Polusi udara berpotensi membuat warga terserang batuk, asma dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Kualitas udara di Jakarta menduduki posisi ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia pada Senin (9/10) pagi. Data situs pemantau kualitas udara IQAir pukul 06.40 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 165.
Masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 83 mikrogram per meter kubik.
Ternyata, dampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi memberikan tekanan besar pada kesehatan mental masyarakat.
Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan polusi udara berdampak mendalam pada kesehatan mental manusia, meskipun hal ini sering diabaikan oleh publik.
Seorang ekonom kesehatan dari Universitas Yale, Xi Chen bersama rekan-rekannya melakukan penelitian tentang dampak polusi terhadap kesehatan mental di Cina, negara dengan kualitas udara yang sangat buruk.
Bikin Cemas hingga Depresi
Hasil penelitian menunjukkan tingkat polusi yang tinggi dapat mengurangi kebahagiaan dan meningkatkan gejala depresi. Analisis dari 39 penelitian tentang hubungan polusi udara dan depresi memperlihatkan bahwa paparan PM2,5, baik dalam jangka panjang maupun pendek berhubungan dengan depresi.
Polusi udara berpengaruh terhadap gangguan tidur, penurunan kognitif pada anak-anak dan lansia, serta gangguan kesehatan mental lainnya seperti skizofrenia, gangguan bipolar, dan kecemasan. Tidak hanya itu, peningkatan paparan polusi udara terkait dengan peningkatan kejadian bunuh diri.
Analisis di Amerika Serikat menunjukkan setiap peningkatan partikel polusi per mikrogram/m3 di kota-kota AS menyebabkan peningkatan kejadian bunuh diri hingga 0,5%.
Kondisi ini sulit dijelaskan secara sederhana. Namun secara biologis, polusi udara dapat menyebabkan peradangan otak, defisit serotonin, dan mengganggu respons stres. Selain aspek biologis, beban psikologis juga meningkat ketika udara sangat tercemar.
Saat ini, Indonesia memasuki masa krisis iklim yang serius. Pemerintah harus mengambil tindakan tegas dengan menerapkan regulasi yang lebih ketat terkait emisi. Mulai dari industri hingga kendaraan motor.