Begini Cara Cegah Terjangkit ISPA di Musim Pancaroba
Jangan Sampai Terserang ISPA di Musim Pancaroba, Lakukan Hal Ini
Di musim pancaroba seperti sekarang, ketika kualitas udara juga buruk, masyarakat perlu diingatkan akan risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
Begini Cara Cegah Terjangkit ISPA di Musim Pancaroba
Infeksi saluran pernapasan atau ISPA merupakan salah satu penyakit yang sedang melanda banyak orang saat ini. Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Siloam TB Simatupang, dr Henie Widowati SpP, menyarankan agar kita berupaya mencegah penyakit yang terkait dengan ISPA ini.
-
Bagaimana cara mencegah ISPA? Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan: 1. Meningkatkan kebersihan tangan Mengajarkan anak untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air akan membantu mengurangi risiko penyebaran virus dan bakteri.
-
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah ISPA? Akibatnya, bagi orang-orang yang sering beraktivitas di luar rumah, kondisi ini sangat mengganggu kesehatan. Dengan begitu, penting untuk mengetahui bagaimana cara mencegah ISPA akibat polusi udara yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut: • Gunakan masker untuk mengurangi masuknya polusi ke saluran pernapasan dan paru-paru. • Hindari aktivitas di luar rumah atau area dengan kualitas udara yang tidak sehat. • Terapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, cuci tangan, dan tidak merokok. • Saat mengemudi dengan mobil, Anda harus menutup semua jendela dan menyalakan AC dalam mode sirkulasi ulang. • Jangan menyalakan sumber api di dalam ruangan. • Tempatkan tanaman atau peralatan pembersih udara (air purifier) untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan. • Jika Anda mengalami keluhan pernapasan akibat sering beraktivitas di luar ruangan dan sering terpapar polusi, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
-
Bagaimana cara mencegah ISPA di lingkungan dengan polusi udara? Mengingat penyakit ini sangat rentan menyerang saat kualitas udara memburuk, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir risikonya. Terapkan gaya hidup bersih, misalnya dengan mencuci tangan secata teratur terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
-
Gimana cara menjaga daya tahan tubuh di musim pancaroba? 'Dalam menghadapi musim yang saat ini tidak menentu, kita harus memperhatikan kesehatan dan menjaga daya tahan tubuh, salah satunya dengan mengonsumsi makanan sehat dari sayur atau buah,' tambah Fitri.
-
Apa itu ISPA? Sesuai namanya, ISPA timbul akibat adanya infeksi atau peradangan di saluran pernapasan. Mulai dari hidung hingga paru-paru.
"Minimal banget pakai pelindung, pakai masker. Daya tahan tubuh juga harus dinaikkan. Dengan cara apa? Konsumsi makanan gizi seimbang, olahraga cukup, dan istirahat cukup. Itu yang paling utama," kata Henie dalam diskusi bersama Bear Brand belum lama ini.
Untuk olahraga, Henie menyarankan melakukan olahraga pernapasan. Namun, kalau mau yang gampang dan murah, cukup dengan jalan cepat.
"Yang rutin tapinya. Bagusnya setiap hari, tapi tiga kali seminggu juga sudah bagus dengan durasi cukup. Antara 40 menit sampai 1 jam," katanya.
Kemudian, seperti halnya COVID-19 yang ada vaksinnya, Henie mengatakan bahwa sejumlah penyakit pun bisa dicegah dengan vaksinasi. Dua di antaranya vaksinasi influenza dan vaksinasi pneumonia.
"Ini lebih disarankan, bukan wajib. Memang tidak bisa mencegah semuanya tapi di satu sediaan vaksin itu ada beberapa strain dari bakteri yang sehingga kalau kita pakai vaksin itu ada imunnya untuk mencegah penyakit dari bakteri yang sama," ujarnya.
Penyakit yang Berkaitan dengan ISPA
Sebelumnya, Henie mengatakan bahwa polusi udara erat kaitannya dengan masalah kesehatan. Sakit batuk kini sering dijumpai di sekitar kita. ISPA sendiri tidak hanya batuk, tapi penyakit ISPA juga dimulai dari tenggorokan hingga paru bagian bawah.
Menurut Henie, setiap tahunnya terjadi sekitar 7 juta kematian akibat buruknya kualitas udara yang mengakibatkan polusi udara baik di dalam maupun di luar ruangan.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 2 juta kematian berasal dari wilayah Asia Tenggara. Bahkan, sebanyak sembilan dari setiap 10 orang di dunia tinggal di daerah yang memiliki tingkat polusi udara yang melebihi standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Sumber polusi itu banyak sekali misalnya saja outdoor dari transportasi atau indoor dari rumah tangga seperti masak. Dan, hasil kajian di Jakarta terbaru penyumbang polusi udara terbanyak adalah industri dan transportasi," ujarnya.
Dari lima penyakit mematikan, tiga di antara penyakit yang terjadi pada paru. Seperti 21 persen karena pneumonia, 19 persen karena asma kronik, dan penyebabnya karena merokok. Polusi udara juga sangat rentan terjadi pada ibu hamil, balita, dewasa dengan penyakit penyerta, dan lansia.
Dampak ISPA bagi Kesehatan Manusia Secara Menyeluruh
Efek Jangka Pendek (akut) seperti terjadi iritasi mukosa dengan ciri, mata merah, hidung berair, bersin. Lalu iritasi saluran napas atas, bawah, seperti peradangan, sakit tenggorokan, batuk, dahak.
Efek jangka pendek lainnya seperti peningkatan ISPA, peningkatan serangan asma, PPOK, peningkatan serangan jantung, peningkatan kunjungan IGD RS karena respirast atau jantung. Dan terakhir risiko keracunan gas toksik
Sementara itu, efek jangka panjangnya seperti (kronik), penurunan fungsi paru/faal paru, hiperreaktivitas bronkus, reaksi alergi, risiko asma, risiko PPOK, risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, hingga kanker.
"Ada hubungan polusi dengan pneumonia dari penelitian yang dilakukan oleh Hongkong dan China seperti peningkatan kasus ISPA. Dan bronkitis naik hingga 100 persen. Polusi juga naikin angka TBC, di china 2019 dan 2021. Di klinik saya juga, banyak TBC, gejalanya batuk lebih dari tiga minggu, kita lakukan rontgen dengan hasil TBC," pungkasnya.