Fakta di balik kasus suap Rolls-Royce hingga jerat Emirsyah Satar
KPK menetapkan mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar sebagai tersangka. Emir saat ini diketahui menjadi bos Matahari Mall.com. Perusahaan penyedia mesin asal Inggris, Rolls-Royce mengakui telah menyuap Garuda Indonesia dalam pelaksanaan tender penyediaan mesin jet Trent 700.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar sebagai tersangka. Emir saat ini diketahui menjadi bos Matahari Mall.com.
"Benar (tersangka), tunggu konferensi pers," kata Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (19/1).
-
Kenapa Garuda Indonesia sering telat dalam mengangkut jemaah haji? Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
-
Apa arti dari warna emas pada burung Garuda? Warna kuning emas digunakan pada badan burung garuda yang menggambarkan keagungan. Di mana bangsa Indonesia menjunjung martabat bangsa yang agung dan luhur.
-
Dimana pesawat Garuda Indonesia 'Woyla' dibajak? Kala itu, maskapai Garuda Indonesia seri DC-9 'Woyla' melakukan penerbangan domestik dari Jakarta menuju Medan. Para pelaku pembajakan pesawat ini diduga kuat berasal dari kelompok komando Jihad yang berjumlah 5 orang.
-
Siapa yang merancang lambang negara Garuda Pancasila? Terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS) dari hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), membuat nama Sultan Hamid masuk dalam format kabinet RIS. Kemudian Sultan Hamid ditunjuk oleh Soekarno untuk merencanakan, merancang, dan merumuskan lambang negara.
-
Kapan Garuda Indonesia dijadwalkan untuk mengangkut jemaah haji kloter 15 Makassar? Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menyorot kinerja maskapai Garuda Indonesia terkait banyaknya keberangkatan jemaah haji yang terlambat.Terbaru kelompok terbang (kloter) 15 Embarkasi Makassar yang mengalami delay atau keterlambatan hingga tujuh jam.
-
Apa yang didapat Muhammad John Garuda Putra dari Garuda Indonesia karena lahir di pesawat? Lahir di pesawat ternyata membawa keberuntungan bagi Muhammad John Garuda Putra. Berkat kejadian unik tersebut, John bisa menikmati penerbangan gratis seumur hidup ke mana pun dia pergi.
Namun, Syarif enggan berkomentar lebih jauh terkait kasus apa yang menjerat Emirsyah tersebut.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan pihaknya telah melakukan penggeledahan di empat lokasi di sekitar Jakarta Selatan pada Rabu (18/1).
Menurutnya, kegiatan ini dilakukan dalam proses penyidikan sebuah kasus baru.
"Ada indikasi suap lintas negara yang kami tangani. Nilai suapnya cukup signifikan jutaan dolar AS," katanya.
Dia menyatakan belum mendapatkan banyak info soal kasus baru tersebut. "Untuk kasus baru itu, karena tim masih di lapangan demi kepentingan penyidikan kami belum bisa sampaikan," ucap Febri.
Perusahaan penyedia mesin asal Inggris, Rolls-Royce mengakui telah menyuap Garuda Indonesia dalam pelaksanaan tender penyediaan mesin jet Trent 700. Pihak Rolls-Royce pun meminta maaf atas kejadian yang menimpa perusahaan mitranya.
"Kami meminta maaf tanpa syarat untuk pelaksanaan yang telah ditemukan," ujar pihak Rolls-Royce yang dibacakan di pengadilan London seperti dilansir The Guardian, Kamis (19/1).
Berdasarkan temuan lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), Rolls-Royce juga memberi suap ke perusahaan rival untuk tak mengikuti tender pengadaan mesin pesawat tersebut. Atas kejadian ini, Rolls-Royce pun meminta maaf dan ingin menyelesaikan kasus secara damai.
Ini fakta-fakta di balik kasus suap Rolls-Royce hingga menjerat mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar. Berikut faktanya:
Baca juga:
Fitra: Lewat PP 72, anak usaha BUMN bisa dimiliki asing
Pengamat: Pengenaan pajak ke BUMN harus pakai prinsip keadilan
PP 72 Tahun 2016 akan digugat ke Mahkamah Agung
Intip cara Peruri cetak lembaran Rupiah yang habiskan waktu 20 hari
Ekspansi industri alat kesehatan, RNI terbitkan surat utang Rp 865 M
Mantan ketua MK: Penerapan PP 72 Tahun 2016 tidak ada masalah
Tak mau sejarah lepasnya Indosat terulang, DPR kumpulkan pakar hukum
Muluskan kontrak pengadaan mesin
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dua tersangka kasus dugaan suap pengadaan mesin pesawat. Adapun dua tersangka, yakni ESA (Emirsyah Satar) bekas Direktur Utama PT Garuda Indonesia tahun 2005-2014 dan SS (Soetikno Soedarjo) dikabarkan sebagai pengusaha berkantor di Wisma MRA, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif menyebut, tersangka Emirsyah Satar diduga menerima suap mencapai Rp 20 miliar. Kasus itu berkaitan dengan pembelian mesin buatan Rolls-Royce dalam beberapa tahun lalu.
"Total pengadaan Airbus baru selama 2005-2014 ada 50 pesawat," kata Laode di Gedung KPK, Kamis (19/1).
Dalam kasus ini, KPK menyebut Emirsyah disangka melanggar pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b atau pasal 11 UU Tipikor, juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 dan pasal 64 KUHP.
Peran Soetikno, kata Laode, merupakan pemberi. Tersangka ini disangka melanggar pasal 5 ayat 1 huruf a atau pasal 5 ayat huruf b atau pasal 13 UU Tipikor, juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 dan pasal 64 KUHP.
Menurut Laode, dalam mengungkap kasus ini KPK juga bekerjasama dengan lembaga antikorupsi negara lain, seperti Serious Fraud Office (SFO) asal Inggris dan Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) asal Singapura.
"Saya berharap ini kejadian terakhir BUMN kita terlibat kasus ini," terangnya.
Harus bayar denda Rp 11 T
Perusahaan penyedia mesin asal Inggris, Rolls-Royce terbukti melakukan suap pengadaan mesin jet di enam negara. Untuk itu, Rolls-Royce diminta membayar ganti rugi senilai 671 Poundsterling atau setara Rp 11 triliun usai diputus di pengadilan London.
Seperti dilansir The Guardian, Kamis (19/1), kasus ini merupakan temuan dari lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO). Rolls-Royce juga diduga memberi suap ke perusahaan rival untuk tak ikut tender pengadaan mesin pesawat.
Investigasi atas kasus ini telah dilakukan selama lima tahun di Amerika Serikat dan Brasil. Dalam investigasi tersebut, terungkap Rolls-Royce melakukan suap untuk mendapatkan kontrak di berbagai negara.
Para pegiat antikorupsi di Inggris mengatakan kejadian ini menjadi bukti pemerintah tak serius menangani kasus suap. Direktur Kebijakan Corruption Watch Susan Hawley mengatakan kasus ini bukti pemerintah tak bisa menuntut perusahaan besar.
Dari jumlah ganti rugi ini, Rolls-Royce harus membayar 497 juta Poundsterling ke Inggris, 140 juta Poundsterling ke Amerika Serikat dan USD 25 juta ke pemerintah Brasil.
Beri pejabat mobil
Serious Fraud Office (SFO), sejenis KPK, di Inggris mengungkap mega skandal dugaan penyuapan yang dilakukan oleh perusahaan Rolls-Royce. Disebutkan para petinggi Rolls Royce menyuap para pejabat atau pembuat kebijakan di Indonesia, Thailand, India, Russia, Nigeria, China and Malaysia agar menggunakan mesin buatan mereka selama beberapa tahun terakhir.
SFO menyebut di Indonesia, Rolls-Royce setuju untuk menyuap seorang perantara dengan uang USD 2,25 juta atau Rp 30 miliar. Tak hanya itu mobil mewah Rolls-Royce Silver Spirit juga diberikan sebagai bonus.Â
"Ada kesimpulan uang itu merupakan hadiah dari Rolls-Royce untuk suksesnya kontrak mesin Trent 700 di pesawat," kata seorang petugas SFO seperti dikutip dari BBC, Rabu (19/1).
Kasus serupa ditemukan SFO di Thailand. Rolls-Royce disebut menyuap perantara USD 18,18 atau sekitar Rp 25 miliar. Begitu juga di sejumlah negara.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini menetapkan mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar sebagai tersangka kasus suap pembelian pesawat Airbus A330. Pembelian mesin pesawat tersebut dijadikan bancakan.
Mesin pesawat itu diproduksi Rolls-Royce asal Inggris. Transaksi Airbus A330 dilengkapi mesin Trent 700 buatan Rolls-Royce berawal pada 2010, ketika Garuda Indonesia memesan 6 pesawat Airbus A330-200 di Inggris.
Eks bos Garuda terima 1,2 juta Euro
Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar resmi berstatus tersangka atas dugaan penerimaan suap dari Rolls-Royce atas pengadaan mesin jet Trent 700 untuk pesawat jenis Airbus. Emirsyah diduga telah menerima kucuran uang suap mulai dari mata uang Euro hingga Dollar Amerika.
"Tersangka ESA (Emirsyah Satar) diduga menerima suap dari tersangka SS (Soetikno Soedarjo) dalam bentuk uang dan barang. Dalam bentuk uang 1,2 juta Euro dan USD 180 ribu," ujar Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif di Jakarta, Kamis (19/1).
Pemberian suap tersebut, menurut Laode, dilakukan di negara tetangga, Singapura. Alasannya lantaran Soetikno Soedarjo, tersangka lain sekaligus Beneficial Owner Connaught International Pte. Ltd, berkantor di Singapura.
Selain menerima uang, Laode mengatakan, Emirsyah dan Soetikno diduga menerima timbal balik dari Rolls-Royce berupa barang ditaksir senilai USD 2 juta, dan tersebar di Singapura dan Indonesia. Hanya saja, Laode tidak menyebut secara spesifik barang apa saja menjadi barang bukti oleh KPK selain bukti transfer rekening, untuk menetapkan keduanya sebagai tersangka.
"Kalau barang itu ada di Indonesia maka KPK berusaha untuk menyita kalau sebagian barang itu di luar negeri maka yang punya kewenangan otoritas negara itu," ucapnya.
"Kalau untuk pemberi ini dia seperti perantara dari RR (Rolls Royce) menerima dana tertentu dan dimasukan dalam suatu perusahaan yang bernama Connaught International. Dia bergerak di bidang sendiri dan dia tidak di Indonesia (ada) di Singapura," imbuh Laode.
Libatkan 6 negara
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dua tersangka kasus dugaan suap pengadaan mesin pesawat Roll Royce. Adapun dua tersangka, yakni ESA (Emirsyah Satar) bekas Direktur Utama PT Garuda Indonesia tahun 2005-2014 dan SS (Soetikno Soedarjo) dikabarkan sebagai pengusaha berkantor di Wisma MRA, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Dilansir dari The Guardian, Roll Royce ternyata tidak hanya menyuap Garuda Indonesia dengan uang senilai USD 2,25 juta atau sekitar Rp 30 miliar. Perusahaan asal Inggris ini juga menyuap 5 negara lain, termasuk China dan Thailand.
Di Thailand, Roll Royce mengucurkan uang suap sekitar USD 36 juta antara tahun 1991 dan 2005 kepada agen untuk mengamankan tiga kontrak terpisah. Suap diberikan kepada agen pemerintahan dan karyawan agar perusahaan leluasa memasok mesin jet Trent 800 ke Thai Airways.
Di India, Roll Royce berani memberi suap walaupun negara tersebut mengharamkan adanya uang perantara. Roll Royce tetap masuk dan tidak mau disebut memberi suap tapi memberi uang sebagai jasa konsultasi umum.
Di Nigeria, Roll Royce mencoba memberi suap dalam dua kontrak yang sedang ditawar. Mereka membayar pejabat publik setempat untuk menjadi perantara, meskipun akhirnya mereka ditarik keluar dari penawaran karena adanya kekhawatiran mereka mendapat informasi rahasia dari pesaing.
Kemudian di China, Rolls-Royce membayar uang sebesar USD 5 juta untuk China Eastern Airlines saat negosiasi penjualan mesin T 700. Sebagian uang itu dimaksudkan untuk membayar karyawan maskapai penerbangan China untuk mengikuti kuliah meraih gelar MBA selama dua minggu di Universitas Columbia, dan menikmati akomodasi hotel bintang empat dan kegiatan ekstrakurikuler mewah.
Selanjutnya di Rusia, Roll Royce memenangkan kontrak untuk memasok peralatan kepada perusahaan energi milik negara yaitu Gazprom dengan memberi suap kepada seoarang pejabat senior di Gazprom.