Fakta di balik ngototnya Dahlan serahkan BTN ke Bank Mandiri
Dalam pandangannya, ide ini strategis untuk kemajuan perbankan di Indonesia.
Gelombang penolakan atas rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan melepas 60,14 persen saham pemerintah di Bank Tabungan Negara untuk kemudian dialihkan ke Bank Mandiri . Dengan demikian, secara otomatis Bank Mandiri akan menjadi pengendali Bank BTN .
Pro kontra bermunculan. Namun yang paling keras datang dari kubu pekerja BTN . Secara tegas mereka menolak dan meminta Dahlan mengkaji ulang rencana ini. Akhir pekan lalu ribuan karyawan BTN turun ke jalan sebagai bentuk respons atas rencana Dahlan menjadikan BTN sebagai anak usaha Bank Mandiri . Mereka berorasi, memasang spanduk, dan mengancam akan menggelar aksi dengan skala lebih besar sampai tuntutan dipenuhi.
-
Kapan Alfred Budiman berhenti bekerja di bank? Saya kerja di bank itu sejak 2020 dan resign kemarin pada Mei 2023, karena dulu tiap bulan saya ada gaji yang masuk ke rekening. Nah kalau sekarang, saya justru harus nabung di tanggal gajian,” terangnya.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Kapan penandatanganan kerja sama BNI dan Bank Lampung dilakukan? Acara penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan antara Division Head Card Business BNI Grace Situmeang bersama Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat, di Menara BNI, Jakarta, Kamis (7/9).
-
Kenapa Bank Jatim ikut serta dalam misi dagang di Bengkulu? Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur, bankjatim berkomitmen akan selalu hadir dalam mendukung dan memberikan solusi bagi perkembangan UMKM.
-
Siapa yang memberikan penghargaan “The Best Financial Performance Bank in 2022 (KBMI 3) Asset > IDR 200 Trillion dan Excellent Financial Performance Bank in 2022” kepada BSI? Terbaru, mereka mendapatkan apresiasi sebagai “The Best Financial Performance Bank in 2022 (KBMI 3) Asset > IDR 200 Trillion dan Excellent Financial Performance Bank in 2022” dalam acara Infobank Banking Appreciation 2023 yang diselenggarakan oleh Infobank Media Group dan “The Most Outstanding Bank Syariah” dalam acara Bisnis Indonesia Financial Award 2023.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat SP Bank BTN Satya Wijayantara meyakini rencana meleburkan BTN dengan Bank Mandiri yang digulirkan Menteri BUMN Dahlan Iskan setidaknya telah melanggar tiga regulasi sekaligus.
"Menteri BUMN melanggar UU Perseroan Terbatas, UU BUMN, dan ketentuan pasar modal," ujarnya beberapa waktu lalu.
Kritik juga datang dari Senayan. Adalah Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Azis yang menegaskan bahwa akuisisi tidak sah tanpa lampu hijau dari DPR. Harry menegaskan, sepanjang belum ada surat kepada DPR, maka rencana aksi korporasi ini belum sepenuhnya bisa dijalankan. "Di mata saya kasus ini tidak ada sama sekali," tegas dia.
Harry menuturkan, sesungguhnya pelepasan saham pemerintah di BTN tidak dapat sepenuhnya direalisasi. Menurut peraturan Bank Indonesia (BI), pembelian saham industri keuangan paling maksimal hanya sebesar 40 persen.
"Sekarang ada peraturan Bank Indonesia, membeli saham dari perbankan melebihi 40 persen tidak boleh, jadi dia cuma boleh membeli saham BTN 40 persen," jelasnya.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa ikut angkat bicara mengenai rencana pelepasan saham pemerintah di Bank Tabungan Negara ( BTN ) ke Bank Mandiri . Menurut Hatta, Kementerian BUMN tidak mematangkan konsep ini dan terkesan terburu-buru.
"BUMN grasak grusuk dan sekarang protes semua akibatnya sahamnya jatuh yang untung orang lain. Jangan grasak grusuk," ucap Hatta.
Derasnya gelombang kritik dan penolakan dari pelbagai pihak tidak menciutkan nyali Dahlan. Dia mengaku akan tetap menjalankan rencana penyerahan saham pemerintah di BTN ke Bank Mandiri . Dalam pandangannya, ide ini strategis untuk kemajuan perbankan di Indonesia.
"Biar pun beberapa pihak menentang ide akuisisi BTN oleh Bank Mandiri tapi saya tidak akan mundur," ujar Dahlan.
Mantan Dirut PLN ini terlihat geram dengan gerakan penolakan dari karyawan BTN . Dia menegaskan bahwa rencana penggabungan ini tak bisa diganggu gugat. Dahlan menantang karyawan BTN yang menolak akuisisi untuk melakukan aksi unjuk rasa di kantor BUMN. "Kalau mau demo di lantai 19 saja. Suruh ke lantai 19," ucapnya.
Masih menjadi pertanyaan alasan Dahlan ngotot dengan rencana ini. Namun, merdeka.com mencoba merangkum fakta-fakta di balik ngototnya Dahlan menjadikan BTN anak usaha Bank Mandiri . Berikut paparannya.
Ngotot selesai dalam 3 bulan
Menteri BUMN Dahlan Iskan berharap proses akuisisi Bank Tabungan Negara oleh Bank Mandiri selesai dalam 3 bulan. Dia tidak ingin proses ini berlarut-larut, seperti halnya penggabungan PTPN yang memakan waktu dua tahun.
"Saya pengen 3 bulan selesai tetapi tentu mengikuti prosedur. Meski ada yang bisa 3 bulan dan ada yang 1 tahun," ujar Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (22/4).
Agar perbankan nasional tak dikuasai asing
Dalam pandangan Dahlan, perusahaan-perusahaan yang beraktivitas di Indonesia semakin besar, sehingga memerlukan bank yang juga punya kapasitas besar. Jika bank pemerintah tidak besar, maka hanya bank asing yang akan berkuasa di dalam negeri.
"Bank asing yang amat diuntungkan karena hanya bank asing yang bisa melayani mereka," jelas Dahlan.
Mantan Dirut PLN beralibi, selama ini BTN tidak punya cukup kemampuan untuk memenuhi tingginya animo permintaan kebutuhan kredit perumahan rakyat (KPR). Dahlan menyebut, kredit rumah yang bisa diberikan BTN lebih kecil dari yang diberikan bank lain yang tidak fokus pada lini bisnis kredit perumahan.
"Bangsa Indonesia sudah waktunya memiliki bank yang lebih besar dari Bank Malaysia. Negara kita negara besar, tapi banyak kalah di berbagai sektor oleh Malaysia. Dan kalau BTN diakuisisi oleh Bank Mandiri maka dunia perbankan Indonesia sudah mengalahkan Malaysia," katanya.
BTN terlalu kecil
Dahlan Iskan berpandangan, direksi seharusnya menganggap penting upaya akuisisi BTN oleh Bank Mandiri. Sebab, dengan upaya tersebut dapat meningkatkan kinerja serta menjadikannya lebih besar.
"Pokoknya ya, BTN harus dibuat besar besar karena BTN selama ini terlalu kecil untuk bisa mengemban misinya. BTN dengan Bank Mandiri seharusnya jadi kebutuhan bagi direksi," tandasnya, Selasa (22/4).
Mantan Dirut PLN ini beralibi, kebijakan ini untuk menolong sekaligus membuat BTN menjadi lebih besar. Termasuk memperbesar porsi untuk kredit perumahan rakyat yang selama ini menjadi andalan BTN.
Dalam pandangan Dahlan, selama ini kemampuan BTN tidak mampu mengimbangi tingginya kebutuhan akan perumahan. Berangkat dari pemahamannya itu, BTN harus diperkuat dengan bank BUMN lain.
"BTN harus punya kuda yang besar, jangan berlari kencang naiknya keledai. Jangan dituntut membangun perumahan yang cukup tapi kemampuannya tidak memadai, itu tidak cocok, kita memikirkan kuda yang besar itu siapa, Mandiri, BRI, ada yang berpandangan itu Mandiri saya setuju, kalau BRI saya setuju," jelasnya.
Ambisi kalahkan Malaysia
Dahlan Iskan sudah memutuskan akan tetap menjadikan BTN sebagai anak usaha Bank Mandiri. Hal ini bertujuan agar Indonesia memiliki bank besar yang dapat mengalahkan Malaysia.
Menurut Dahlan, selama ini bank-bank besar di Asia Tenggara hanya dikuasai oleh Malaysia, Singapura dan Thailand. Sedangkan Indonesia, hanya masuk dalam daftar negara miskin.
"Skemanya BTN menjadi anak usaha Mandiri, tidak dilebur tapi menjadi lebih kuat. BTN harus diperbesar," ucap Dahlan usai rapat pimpinan di kantor Re-Indo, Jakarta, kamis (17/4).
Penunjukan Bank Mandiri tersebut, karena memiliki kemampuan untuk memenuhi pengembangan BTN. Dalam aksi korporasi tersebut, maka negara memiliki keuntungan lebih kuat dalam perumahan.
"Kalau BTN dengan Mandiri maka Indonesia langsung memiliki perbankan yang besar dari Malaysia. Karena yang paling besar itu Singapura, Malaysia, Thailand. Indonesia selalu masih miskin. Skema ini mengalahkan malaysia," jelasnya.
(mdk/noe)