Freeport harus ingat tambang yang dikelola milik Papua
Pengusaha lokal Papua tak pernah berhasil jadi mitra Freeport.
Pernyataan pengurus Kadin Papua dibenarkan Direktur Utama PT Urampi Indah Pratama Radya Allberdto Wanggai. Pengusaha asal Tanah Cendrawasih mengaku, selama puluhan tahun tidak pernah diajak kerja sama oleh PT Freeport Indonesia.
Padahal, selama ini pengusaha lokal menganggap Freeport sebagai bapak angkat yang diharapkan bisa membina pengusaha lokal. Tapi kenyataannya justru selalu meresahkan warga Papua. Mereka mengingatkan Freeport untuk lebih peduli terhadap keberlanjutan hidup di papua.
-
Bagaimana suku adat Papua mempromosikan Sail Teluk Cenderawasih di Jakarta? Warga suku Papua sedang melakukan aksi menabuh gendang saat mengkampanyekan Sail Teluk Cenderawasih di Kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (8/10/2023). Penampilannya tersebut sebagai bentuk untuk mempromosikan Sail Teluk Cenderawasih (STC) 2023 akan digelar di Biak Numfor, Papua.
-
Kapan KPU Papua dan Papua Pegunungan berangkat ke Jakarta? Saat ini kami sedang bersiap-siap menuju Jakarta menggunakan pesawat milik Trigana yang akan transit di Makassar
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Bagaimana cara KPU Papua dan Papua Pegunungan sampai ke Jakarta? Pesawat tersebut dipiloti Capt.Marsya da Fo.Guruh
-
Apa tujuan utama warga suku Papua dalam mengkampanyekan Sail Teluk Cenderawasih di Jakarta? Sail Teluk Cenderawasih (STC) 2023 menjadi ajang perkenalan warisan budaya, promosi wisata dan ekonomi Papua.
"Hasil yang mereka kelola adalah tambang hasil orang Papua, milik orang Papua," ujarnya kepada merdeka.com di Jakarta, abu (27/5).
Dia tidak pernah mendengar ada pengusaha lokal yang digandeng Freeport. "Pengusaha lokal belum pernah tembus (bermitra dengan Freeport). Saya berapa kali masuk Freeport dari 1999 sampai sekarang tidak bisa," katanya.
Dia mengistilahkan Freeport seperti mata rantai emas yang sulit ditembus. Freeport selalu memberikan alasan, perusahaan yang bermitra dengan mereka harus memiliki kemampuan (skill) dan peralatan mumpuni.
Perusahaannya mengklaim sudah memenuhi itu. Namun ternyata itu bukan jaminan bermitra dengan Freeport. Meskipun ada orang asli Papua yang duduk di kursi pejabat Freeport, tetap saja tidak memperhatikan perkembangan pengusaha lokal.
"Meskipun ada Vice President orang Papua, tapi itu sudah ada sindikat. Dia tidak ada perjuangan (untuk meloloskan bermitra dengan pengusaha lokal)," ungkapnya.
(mdk/noe)