Garap tambang bawah tanah Papua, Freeport siap investasi USD 7 miliar
PT Freeport Indonesia untuk saat ini fokus menggarap tambang bawah tanah di Papua. Rencana ini merupakan bagian dari strategi pengembangan korporasi pasca divestasi saham 51 persen.
PT Freeport Indonesia untuk saat ini fokus menggarap tambang bawah tanah di Papua. Rencana ini merupakan bagian dari strategi pengembangan korporasi pasca divestasi saham 51 persen.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, Bambang Susigit mengatakan, untuk menggarap proyek tambang bawah tanah tersebut, Freeport bakal berinvestasi sekitar USD 7 miliar untuk periode 2014 hingga 2021.
-
Dimana Smelter Freeport yang akan mengolah tembaga dan emas di Indonesia? Presiden Jokowi mengatakan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
-
Mengapa Jokowi memaksa Freeport membangun smelter di Indonesia? Untuk itu, Jokowi memaksa PT Freeport membangun industri smelter tembaga di Gresik.
-
Apa yang akan dihasilkan dari beroperasinya Smelter Freeport di Gresik? Menurut dia, beroperasinya smelter PT Freeport ini akan memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia. Dengan hilirasasi ini, negara akan mendapatkan nilai tambah yang besar dari pajak maupun dividen.
-
Kapan Smelter Freeport di Gresik ditargetkan mulai beroperasi? Presiden Jokowi mengatakan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
-
Siapa yang akan direkrut untuk bekerja di Smelter Freeport di Gresik? Dia menuturkan industri pengolahan tembaga ini nantinya akan merekrut 20 ribu anak-anak muda Indonesia untuk bekerja .
-
Apa tujuan dari investasi emas? Selain menabung, investasi juga diperlukan untuk mempersiapkan masa depan yang mandiri secara finansial. Ada banyak instrumen investasi yang tersedia, bahkan nggak sedikit yang menawarkan iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, salah strategi investasi bisa jadi hal yang merugikan karena ketidakpastian ekonomi global juga jadi faktor yang membuat anjloknya nilai investasi. Jika ingin mencari instrumen investasi yang aman dan stabil, emas bisa jadi pilihannya.
"Tahun 2014 sampai 2021 membutuhkan USD 7 miliar, terutama untuk pengembangan tambang bawah tanah. Itu di luar kewajiban pembangunan smelter," ujar dia dalam diskusi, Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Senin (17/9).
Tak hanya itu, Freeport bahkan telah mengeluarkan rencana investasi untuk periode 2022 sampai 2041 sebesar USD 10 miliar.
Praktisi Pertambangan, Milawarma mengakui bahwa Freeport memang harus melakukan investasi yang besar. Hal ini dikarenakan karakteristik tambang yang cukup sulit dan berada di remote area. "Itu sangat berisiko tinggi sehingga membutuhkan modal yang besar," kata dia.
Selain itu, investasi dari segi penerapan teknologi serta peningkatan sumber daya manusia atau SDM juga mutlak diperlukan.
"Begitu pula dengan teknologi dan sumber daya manusia. Tidak akan berjalan kalau hal tersebut tidak dimanajemen dengan baik," tandasnya.
Baca juga:
Freeport bakal fokus ke tambang bawah tanah, ini pesan peneliti
ESDM ingin turunkan ketergantungan penggunaan barang impor oleh Freeport
Tingkatkan daya saing warga Papua, Freeport gelar program bina UMKM
Pertamina tetap pasok Solar campur 20 persen minyak sawit untuk Freeport
Menteri Rini: Divestasi saham Freeport selesai akhir September
Alutsista hingga Freeport belum pakai B20, ini alasannya