Gebrakan PLN IP Wujudkan Energi Baru dan Terbarukan di Tanah Air, Mulai Tenaga Surya Hingga Bangun Pabrik Panel Surya
Gebrakan tersebut mulai dari pemanfaatan tenaga surya dan air melalui proyek Hijaunesia dan Hydronesia.
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) melakukan beragam gebrakan untuk mewujudkan komitmen perusahaan dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di Tanah Air.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra merincikan, gebrakan tersebut mulai dari pemanfaatan tenaga surya dan air melalui proyek Hijaunesia dan Hydronesia hingga pengembangan ekosistem hidrogen secara end to end.
- Kini Ada Pabrik Panel Surya Terintegrasi Berkapasitas 1 GWp di Kendal, Jadi Pertama & Terbesar di Indonesia
- Berada di Indonesia, Ini Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di ASEAN
- Dukung Transisi Energi, PLN Indonesia Power Kebut Pembangunan PLTS 500 MW dari Proyek Hijaunesia
- Raih Pendanaan dari JETP, PLN Kembangkan Proyek Energi Hijau 7 GW di 108 Lokasi
Untuk pengembangan proyek Hijaunesia terdiri atas 12 PLTS dan 1 PLTB dengan total kapasitas 1.055 MW.
Gebrakan lainnya adalah mengembangkan proyek Hydronesia berkapasitas 2.135 MW dan panas bumi berkapasitas 280 MW, serta mengembangkan potensi energi panas bumi bekerja sama dengan pelaku usaha global.
Selain itu, PLN Indonesia Power juga membangun pabrik panel surya terintegrasi pertama dan terbesar di Indonesia dengan kapasitas 1 GWp per tahun dengan TKDN 41 persen.
"Keberadaan fasilitas tersebut akan mendorong pengembangan PLTS secara masif," katanya dikutip dari Antara, Jumat (29/11).
Di lain hal, Edwin mengungkapkan PLN Indonesia Power juga menyiapkan energi alternatif masa depan dengan membangun geothermal green hydrogen plant pertama di Asia Tenggara dan hydrogen refuelling station pertama di Indonesia.
"PLN Indonesia Power pun mengajak berbagai mitra untuk mengembangkan panas bumi hingga mengembangkan ekosistem hidrogen dari hulu ke hilir," tuturnya.
Edwin melanjutkan atas pencapaian tersebut, PLN IP meneripa apresiasi Best Emerging Large Scale Renewable Energy Development pada ajang Electricity Connect 2024 yang diselenggarakan Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI).
"Ini jadi bukti nyata bahwa kami concern dalam pengembangan EBT di Indonesia demi tercapainya net zero emission pada 2060," sebutnya.
Potensi EBT di Indonesia
Pada acara Electricity Connect 2024 tersebut, Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung mengatakan Indonesia memiliki potensi EBT yang besar dan beragam yaitu sebesar 3.687 GW, namun baru 0,3 persen yang dimanfaatkan.
Karena itu, dia mengajak berbagai pihak untuk bekerja lebih keras lagi melalui kolaborasi bersama. Ia menambahkan melalui ajang Electricity Connect 2024 dapat menjadi forum kolaborasi global untuk mendorong penggunaan energi terbarukan.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan Electricity Connect 2024 ini yang merupakan forum yang tepat untuk berkonsolidasi, menyamakan persepsi, menyiapkan regulasi, adaptasi teknologi, digitalisasi serta membangun keunggulan sumber daya manusia di sektor ketenagalistrikan dalam menggairahkan investasi di bidang kelistrikan yang berbasis EBT," kata Yuliot.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan PLN akan memenuhi kebutuhan sebesar 103 GW yang 75 GW di antaranya berbasis EBT. Hal itu sesuai visi misi Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan PLN siap mendukungnya. PLN akan beralih dari fosil base development menjadi green energy development and great magnificient opportunity.
"PLN akan merancang dan membangun ekosistem yang kondusif untuk berkolaborasi dan berinvestasi sehingga pelaku usaha dapat membangun kolaborasi yang berbasis pada spirit of fairness, berkembang bersama, sehingga misi dari pemerintah bisa tercapai," sebut Darmawan.