Gibran Rakabuming Mengaku Sudah 3 Tahun Tak Lagi Bawa Dompet
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaku, sudah hampir tiga tahun terakhir tidak lagi membawa dompet saat bepergian. Sebab, dirinya lebih memilih untuk melakukan transaksi pembayaran secara non tunai atau cashless.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaku, sudah hampir tiga tahun terakhir tidak lagi membawa dompet saat bepergian. Sebab, dirinya lebih memilih untuk melakukan transaksi pembayaran secara non tunai atau cashless.
"Saya kebetulan sudah hampir 3 tahun ini tidak pernah pegang dompet sama sekali. Semuanya sebisa mungkin pembayaran secara cashless. (Kartu) ATM pun saya sangat jarang bawa," ujarnya dalam acara peluncuran PATRIOT (Program Akselerasi TRansaksI Online pemerinTah) oleh Grab-OVO, Kamis (21/10).
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Mengapa Gibran Rakabuming Raka mempersilakan pihak yang menggugat Presiden Jokowi? Gibran mempersilakan saja pihak-pihak yang ingin menggugat ayah kandungnya tersebut."Iya, iya silakan," ujar Gibran saat ditemui di Warakas, Jakarta Utara, Selasa (16/1).
-
Bagaimana Gibran ingin mendorong hilirisasi digital? Komitmen Gibran kedua adalah mendorong hilirisasi digital. Menurutnya, generasi muda yang hidup di tengah disrupsi teknologi menjadi kelompok masyarakat yang paling diuntungkan dari perkembangan zaman. “Hilirisasi membuka peluang sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Dengan hilirisasi kita akan memiliki peran strategis dalam rantai pasok dunia. Hilirisasi anak muda yang ahli di bidang data scientist, artificial intelligence, video game designer, UX designer, blockchain engineer, cyber security, robotic engineer, fintech. Hilirisasi bisa menciptakan hingga 19 juta lapangan kerja. Ini adalah peluang yang sangat luar biasa, khususnya bagi generasi milenial dan Gen Z,” beber Gibran.
-
Siapa yang mendampingi Gibran saat deklarasi Prabowo-Gibran? Kehadirkan Selvi Ananda, istri dari Gibran saat deklarasi Prabowo-Gibran sebagai Capres dan Cawapres di Gedung Indonesia Arena Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Rabu, (25/10/23) menyita perhatian.
-
Siapa yang menyatakan bahwa Gibran paham tentang isu ekonomi? Relawan menyebut ragam keunggulan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto. Meski masih berusia muda, Gibran diklaim paham persoalan ekonomi, transisi perekonomian berbasis digital dan beberapa perubahan tren masa kini.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
Gibran menerangkan, alasan dirinya yang tengah gandrung menggunakan transaksi pembayaran secara non tunai lantaran dinilai lebih praktis. Salah satunya terhindar dari persoalan tentang uang kembalian atau dikenal istilah susuk dalam bahasa Jawa.
"Jadi, ini sangat memudahkan sekali. Tidak bingung lagi cari susuk. Mungkin teman-teman yang tidak tahu susuk itu apak? Susuk itu kembalian," bebernya.
Oleh karena itu, Gibran berkomitmen untuk memperluas cakupan pemanfaatan pembayaran secara non tunai di berbagai sektor untuk mendukung pemulihan ekonomi daerah. Salah satunya di pasar tradisional.
"Karena sekali lagi (transaksi cashless) sangat memudahkan sekali. Dan mohon maaf penjual lanjut usia (di pasar) juga sangat gampang memakainya, karena hanya cukup menempatkan barcode di depan kios untuk transaksi. Sangat mudah sekali," tutupnya.
Bank Indonesia: Transaksi Digital Banking April 2021 Capai Rp 3.114,1 Triliun
Kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia (BI) terus diarahkan untuk mempercepat digitalisasi sistem pembayaran, serta akselerasi transaksi ekonomi dan keuangan digital. Upaya ini pun berhasil mendongkrak pertumbuhan transaksi elektronik.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan pertumbuhan transaksi ekonomi dan keuangan digital semakin tinggi seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring. Selain itu juga didorong meluasnya pembayaran digital dan akselerasi digital banking.
BI mencatat nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada April 2021 mencapai Rp22,8 triliun, atau tumbuh 30,17 persen (yoy). Begitu pula dengan transaksi digital banking yang mengalami pertumbuhan.
"Volume transaksi digital banking juga terus meningkat, di mana pada April 2021 tumbuh 60,27 persen (yoy) sebesar 572,8 juta transaksi dengan nilai transaksi digital banking yang tumbuh 46,36 persen (yoy) hingga mencapai Rp3.114,1 triliun," kata Perry dalam konferensi pers pada Selasa (25/5).
Perry menegaskan, pihaknya akan terus mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien. Antara lain dengan mengakselerasi perluasan merchant QRIS melalui pendekatan ekosistem targeted, serta perluasan edukasi dan sosialisasi QRIS kepada seluruh lapisan masyarakat.
BI juga terus memperluas elektronifikasi penyaluran bantuan sosial dan transaksi keuangan Pemerintah Daerah, serta mendukung kesuksesan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Sementara itu, kata Perry, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada April 2021 mencapai Rp 843,4 triliun, tumbuh 13,42 persen (yoy) seiring dengan meningkatnya kebutuhan uang kartal menjelang Idulfitri 1442 H.
"Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, Kartu Debet, dan Kartu Kredit pada April 2021 tercatat Rp 679,6 triliun, tumbuh 33,13 persen (yoy). Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan menjelang Idulfitri 1442 H," ungkapnya.
(mdk/bim)