Harga bahan bakar naik, laba Cathay Pacific tergerus 83 persen
Bahan bakar dan ketidakpastian ekonomi Eropa memicu tergerusnya laba maskapai asal Hong Kong tersebut.
Salah satu maskapai dari Hong Kong, Cathay Pacific, terpaksa tak bisa mencatatkan pertumbuhan positif pada pembukuan laba tahun lalu. Selama 2012, maskapai tersebut hanya mencatatkan laba HKD 916 juta (Rp 1,1 triliun), turun 83,3 persen dari laba tahun 2011 yang sebesar HKD 5,5 miliar (Rp 6,87 triliun).
Menurut keterangan tertulis yang diterima merdeka.com Kamis (14/3), tergerusnya laba tersebut diakibatkan oleh tingginya harga bahan bakar jet, tekanan pada imbal hasil penumpang dan turunnya permintaan kargo. Selain itu, ketidakpastian ekonomi terutama di negara-negara Eropa juga turut berperan dalam bisnis maskapai tersebut.
Selain itu, semakin tingginya persaingan dikatakan semakin menambah tingkat kesulitan yang dihadapi.
Meskipun laba Cathay tergerus, namun pendapatan maskapai tersebut tercatat meningkat 3,5 persen menjadi HKD 70,1 miliar. Selain itu, kapasitas penumpang juga tercatat naik 2,6 persen. Sementara itu pendapatan kargo tercatat menurun menjadi HKD 24,5 miliar.
Biaya bahan bakar tercatat naik 1,7 persen akibat naiknya bahan bakar maskapai. Hal tersebut menyebabkan yield penumpang naik 1,2 persen menjadi HKD 67,3 sen.
Tingginya biaya bahan bakar juga membuat maskapai tersebut sulit beroperasi secara menguntungkan, terutama pada rute jarak jauh yang dioperasikan dengan pesawat yang lebih tua dan kurang hemat bahan bakar.
Biaya bahan bakar yang tinggi ini juga membuat Cathay memberhentikan operasi pesawat Boeing 747-400 yang dinilai kurang hemat bahan bakar.
(mdk/rin)