Harga minyak rendah momentum Pertamina ekspansi ke luar negeri
Pertamina membutuhkan dana hingga USD 16 miliar untuk ekspansi ke luar negeri.
Strategi PT Pertamina (Persero) untuk ekspansif mengembangkan sektor hulu minyak dan gas ke luar negeri dinilai langkah yang tepat di saat harga minyak rendah. Pertamina memperkirakan kebutuhan dana untuk ekspansi melalui langkah akuisisi mencapai USD 16 miliar hingga 2020.
"The correct strategy adalah gunakan kondisi rendahnya harga dan cash on hand untuk ekspansi ke luar negeri, baik berupa kerja sama ataupun akuisisi ladang migas yang sudah proven,” ujar Pengamat Energi dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya di Jakarta, Sabtu (23/7).
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mengatasi dampak fluktuasi harga minyak dunia? Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina secara intens terus memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global. Nicke menyebut fluktuasi minyak dunia akan kian dinamis pasca meningkatnya ketegangan yang terjadi di timur tengah. “Kita akan terus meningkatkan upaya mitigasi risiko untuk mengurangi potensi dampak dari dinamika situasi ekonomi dan geopolitik, termasuk pegendalian biaya, pemilihan komposisi crude yang optimal, pengelolaan inventory yang efektif, peningkatan produksi high-yield products dan efisiensi di semua lini operasional,” ujar Nicke.
-
Apa saja penghargaan yang diterima Pertamina? Dua kategori penghargaan yang berhasil diraih Pertamina adalah Kategori Mitra dengan Inovasi Terbanyak dan Kategori Mitra dengan Komitmen Pendanaan Terbanyak.
-
Kenapa Pertamina mendapat penghargaan tersebut? Penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap aktivitas Riset dan Teknologi di Pertamina Group di mana Pertamina selalu aktif dalam platform yang disediakan Pemerintah, baik itu dari Kemendikbudristek (Kedaireka), Kemenkeu (LPDP), dan Kementerian BUMN (KeRis BUMN).
-
Mengapa Pertamina melakukan penyesuaian harga? Harga baru per 1 November 2023 ini sudah sesuai dengan penetapan harga yang diatur dalam Kepmen ESDM No.245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.
-
Kenapa Pertamina diusulkan untuk menaikkan harga Pertamax Series? Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai kenaikan harga Pertamax Series dinilai sudah cukup tepat lantaran harga minyak dunia yang sedang tinggi.
-
Kapan penghargaan diberikan kepada Pertamina? Penghargaan diserahkan oleh Plt. Dirjen Dikti, Riset dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam dalam Anugerah Prioritas Nasional di Sheraton Hotel Gandaria City, pada Rabu (13/12).
Menurut Berly, upaya Pertamina untuk ekspansi di luar negeri sebenarnya bisa didukung pemerintah melalui jalur diplomasi seperti halnya pemerintah negara lain untuk ekspansi perusahaan negara di sektor minyak dan gas.
Di luar negeri Pertamina tercatat beroperasi di tiga negara, yakni Aljazair, Irak dan Malaysia. Di Aljazair, Pertamina tercatat menjadi operator di blok Menzel Lejment North. Serta memiliki hak partisipasi di dua blok lainnya, yakni El Merk dan Ourhoud.
Di Irak, Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar 10 persen di Blok West Qurna 1. Sementara di Malaysia, Pertamina memiliki hak partisipasi 18 persen hingga 25,5 persen di Blok SK-309, SK-311, SK-314A, P, K dan Blok H.
Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman, mengatakan alokasi dana untuk rencana akuisisi blok migas berasal dari dana internal perseroan maupun pinjaman. Komposisi sumber dana akan sangat tergantung dari situasi dan kondisi ke depan.
"Kas internal sekitar 20 persen hingga 30 persen dan sisanya kemudian 80-70 persen berasal pinjaman," kata Arif.
Pertamina menargetkan produksi dari lapangan migas hasil merger dan akuisisi akan mencapai 366.000 barel oil equivalent per day (BOEPD) dari total produksi migas perseroan pada 2020 yang mencapai 1,3 juta BOEPD.
Berly menambahkan ekspansi ke luar negeri menjadi pilihan karena saat ini ladang minyak yang aktif di Indonesia sebagian besar sudah tua, di atas 15-20 tahun. Selain itu, tidak banyak kegiatan eksplorasi baru dalam dua dekade tersebut. Akibatnya, produksi cenderung terus menurun.
"Ladang migas di Indonesia juga kebanyakan di off shore atau di kawasan Timur yang terpencil dan membutuhkan biaya besar untuk mengembangkannya. Dengan rendahnya harga minyak saat, pengembangan tersebut tidak ekonomis," jelas Berly.
Produksi minyak dan gas Pertamina pada semester I-2016 naik sebesar 12,5 persen menjadi 640.000 barel setara minyak per hari (BOEPD), dibanding periode yang sama 2015 sebesar 569.000 BOEPD. Peningkatan kinerja produksi migas Pertamina disokong kontribusi lapangan di luar negeri, yakni Aljazair, Irak dan Malaysia.
Hingga akhir 2016, Pertamina menargetkan produksi migas sebesar 661.000 BOEPD. 647.000 BOEPD dari lapangan organik dan 14.000 MBOEPD dari lapangan anorganik.
Total produksi minyak Pertamina sepanjang semester I, baik dari luar negeri maupun lapangan di dalam negeri mencapai 305.000 barel per hari (bph), naik 11,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 274.000 bph. Sementara untuk produksi gas sebesar 1.938 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), naik 15,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 1.710 MMSCFD.
Kinerja produksi minyak dan gas Pertamina di luar negeri menjadi penyokong utama peningkatan produksi kali ini. Realisasi produksi Aljazair hingga semester I-2016 mencapai 20.000 bph dan gas 111 MMSCFD. Sementara itu, di Irak produksi minyak mencapai 44.000 bph.
Selain itu, lapangan minyak Pertamina di Malaysia juga turut memberikan andil dengan menyumbang produksi minyak 21.000 bph dan gas 89 MMSCFD.
Baca juga:
Pertamina siapkan skema tampung repatriasi dana tax amnesty
Produksi minyak naik jadi bukti Pertamina penuhi kebutuhan energi RI
Jakarta terancam krisis listrik karena proyek reklamasi
Tantangan Pertamina kembangkan ladang gas Blok East Natuna
6 bulan pertama, produksi migas Pertamina melesat 12,5 persen
Akhir bulan ini, Pertamina resmi miliki dua blok migas di Iran