Hasil Penelitian: Orang Bahagia Jika Punya Tabungan Rp1,2 Miliar
Pada kenyataannya uang mampu memberi orang memiliki otonomi lebih untuk membuat pilihan tentang cara manusia dapat menjalani hidup mereka.
Bagi mereka yang meyakini pendapat pertama beranggapan bahwa uang bukan satu-satunya sumber kebaikan. Namun, tak sedikit kelompok masyarakat juga beranggapan bahwa uang dapat mendatangkan kebahagiaan.
Hasil Penelitian: Orang Bahagia Jika Punya Tabungan Rp1,2 Miliar
Hasil Penelitian: Orang Bahagia Jika Punya Tabungan Rp1,2 Miliar
- Ilmuwan Ungkap di Usia Berapa Manusia Merasa Paling Bahagia dan Puas dalam Hidupnya
- Benarkah Uang Tidak Bisa Membeli Kebahagiaan? Ini Hasil Penelitian Terbarunya
- Hasil Survei Ungkap Banyak Orang Indonesia Tak Siapkan Rencana Keuangan Masa Depan, Apa Solusinya?
- Tabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun Drastis, Ketua LPS Mulai Takut
Sejumlah masyarakat meyakini jika uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Di sisi lain, tak sedikit masyarakat yang menganggap jika memiliki uang yang banyak dapat membeli kebahagiaan.
Bagi mereka yang meyakini pendapat pertama beranggapan bahwa uang bukan satu-satunya sumber kebaikan. Namun, tak sedikit kelompok masyarakat juga beranggapan bahwa uang dapat mendatangkan kebahagiaan.
Lantas benarkah anggapan bahwa uang dapat membeli kebahagiaan?
Hasil studi terbaru dari The Wharton School, University of Pennsylvania menjawab perdebatan terkait uang dapat membeli kebahagiaan.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kebahagiaan seseorang akan mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya pendapatan.
merdeka.com
Khususnya bagi yang memiliki nilai tabungan sekitar USD 75.000 per tahun. Nilai tabungan tersebut setara Rp1,21 miliar dengan asumsi kurs Rp16.260 per dolar AS.
Penulis Studi dan Dosen Senior di Wharton, Matthew Killingsworth yang mempelajari kebahagiaan manusia mengatakan, pada kenyataannya uang mampu memberi orang memiliki otonomi lebih untuk membuat pilihan tentang cara manusia dapat menjalani hidup mereka. Sebab, mereka tidak memiliki tekanan finansial dalam menentukan kebutuhan hidup.
Ketika para ahli mengukur kebahagiaan dalam penelitian, mereka mempertimbangkan sejumlah indikator. Antara lain tingkat kesejahteraan emosional orang-orang, atau perasaan mereka sehari-hari, dan seberapa puas mereka dengan jalan hidup secara keseluruhan.
Dalam penelitian terbaru ini, peneliti meminta 33.391 orang yang sudah bekerja dengan rentang usia 18 hingga 65 tahun menggunakan aplikasi smartphone yang mendorong mereka untuk memeriksa emosi mereka sepanjang hari.
Aplikasi tersebut meminta mereka untuk menentukan peringkat: "Bagaimana perasaan Anda saat ini?" dan "Secara keseluruhan, seberapa puaskah Anda dengan hidup Anda?
merdeka.com