Heboh debit 'Tunggakan by rek' sebesar Rp 1.000, ini penjelasan BNI
Sekretaris Perusahaan BNI, Ryan Kiryanto, mengatakan saat ini perseroan tengah melakukan proses maintenance terkait adanya produk baru Tapenas SiMuda. Di mana, produk ini mengharuskan nasabah membayar fee sebesar Rp 1.000. Perubahan parameter fee ini berdampak pada produk lain, di luar Tapenas SiMuda.
Nasabah PT Bank Negara Indonesia (BNI) dihebohkan dengan aksi pendebetan Rp 1.000 kemarin. Kabar ini pun ramai di sosial media karena dikhawatirkan ulah peretas.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Apa yang dilakukan BNI untuk mendukung transformasi BUMN? BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Mengapa BNI meluncurkan hibank? Silvano menyebutkan, potensi UMKM di Indonesia sangat besar. “UMKM ini bersifat informal, akses pembiayaan masih sangat terbatas, perbankan perlu hadir, itulah sebabnya kita perlu tahu bahwa digital adalah kuncinya. Dan oleh sebab itulah kami memiliki hibank,” ujar Silvano dalam acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan tema Inclusive Digital Transformation, di Jakarta, Rabu (6/9).
Sekretaris Perusahaan BNI, Ryan Kiryanto, mengatakan saat ini perseroan tengah melakukan proses maintenance terkait adanya produk baru Tapenas SiMuda. Di mana, produk ini mengharuskan nasabah membayar fee sebesar Rp 1.000.
"Perubahan parameter fee ini berdampak pada produk lain, di luar Tapenas SiMuda," ujarnya saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (20/10).
BNI, lanjutnya, saat ini sedang melakukan proses pengembalian terhadap rekening-rekening yang seharusnya tidak dibebani fee sebesar Rp 1.000. "Dengan selesainya proses reverse atau pengembalian ini, maka nantinya tidak ada kerugian finansial baik dari sisi nasabah maupun bank," tuturnya.
Ryan menegaskan bahwa kejadian ini bukan karena adanya aksi peretas atau hacker pada IT security. Namun, karena semata-mata efek dari implementasi proses maintenance.
"Sesuai dengan visinya, BNI terus mengupayakan peningkatan kualitas layanan kepada seluruh nasabahnya."
Seperti diketahui, seorang nasabah BNI bernama Abu Muhammad Al Mudiki menulis status di laman Facebooknya dan menjadi viral mengenai pendebetan Rp 1.000. Dia mengungkapkan bahwa di laporan transaksinya terdapat keterangan 'Tunggakan by rek' dengan nilai Rp 1.000.
Baca juga:
Beri diskon pembelian 300 e-money di gerbang tol, BNI rogoh Rp 3 M
Tumbuh di atas rata-rata industri, ini strategi BNI genjot kredit
Kuartal III 2017, kredit BNI tumbuh 13,3 persen dan raup laba Rp 10,16 T
Garap pasar wisata syariah, BNI Syariah luncurkan aplikasi ponsel pintar
Bos BNI siap wujudkan holding BUMN Perbankan tahun depan
Dukung gerakan menanam jagung, BNI kucurkan KUR Rp 25 juta per debitur
BNI sebut biaya isi ulang uang elektronik tak akan jadi beban masyarakat