Himbara Naikkan Target Penyaluran Kredit Penempatan Dana Menjadi Rp 120 T
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) menaikkan target penyaluran kredit dari dana yang ditempatkan pemerintah, dari Rp 90 triliun menjadi Rp 120 triliun. Diketahui, pemerintah telah melakukan penempatan dana sebesar Rp 30 triliun ke 4 bank BUMN.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) menaikkan target penyaluran kredit dari dana yang ditempatkan pemerintah, dari Rp 90 triliun menjadi Rp 120 triliun. Diketahui, pemerintah telah melakukan penempatan dana sebesar Rp 30 triliun ke 4 bank BUMN.
"Alokasi dana sesuai PMK 70 adalah untuk 4 Bank BUMN sebesar Rp 30 triliun, dan rencana distribusinya menurut laporan dari bank adalah Rp 120,9 triliun. Artinya mereka akan empat kali me-leverage yang disampaikan pemerintah dari rencana tiga kali realisasinya," ujar Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Heru Kristiana dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (24/8).
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
-
Apa itu kartu kredit menurut OJK? Melansir laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kartu kredit adalah salah satu alat pembayaran non tunai yang sudah lama hadir di sekitar kita guna mempermudah transaksi menjadi lebih cepat dan mudah.
Heru menyampaikan update data terbaru penyaluran kredit telah mencapai Rp 79,7 triliun, 65,9 persen dari target penyaluran hingga September 2020.
"Berdasarkan laporan, kita melihat bahwa 4 bank sudah merealisasikan sebesar Rp 79,7 triliun itu artinya sudah 265,7 persen dari total Rp 30 triliun. Sehingga kalau dari rencana mereka yang Rp 120,9 triliun, sebetulnya sampai saat ini sudah mencapai 65,9 triliun," rincinya.
Selanjutnya, OJK akan terus membantu memastikan penyaluran dana-dana ini dilakukan dengan tata kelola yang baik.
Sebagai informasi, adapun empat Bank Himbara yang dimaksud antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). BRI dan Bank Mandiri masing-masing mendapatkan Rp 10 triliun, sementara BNI dan BTN mendapatkan Rp 5 triliun.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
LPS: 20 Bank Umum dan 124 BPR Sudah Manfaatkan Relaksasi Denda Telat Bayar Premi
Masyarakat Lebih Banyak Menabung, BRI Syariah Alami Peningkatan Kas
Semester I-2020, BRI Syariah Restrukturisasi Kredit 29.003 Nasabah Senilai Rp5,4 T
BTN Kantongi ISO di Bidang Kredit Komersial
Triwulan II-2020, Laba Bersih BRI Syariah Naik Menjadi Rp117 Miliar
Nasabah BNI Kini Bisa Transfer Uang Hanya Lewat Suara