Hingga 2019, Pertamina target bangun PLTP 1.026 megawatt
Butuh investasi sekitar USD 2,5 miliar.
PT Pertamina (Persero) akan terus menggenjot pembangunan pembangkit listrik panas bumi (PLTP) berkapasitas total 1.026 megawatt hingga 2019. Untuk itu membutuhkan investasi sekitar USD 2,5 miliar.
untuk mendorong pemanfaatan panas bumi nasional yang saat ini masih berada dikisaran 5 persen dari total sumber daya yang dimiliki.
-
Mengapa Pertamina Geothermal Energy membangun PLTP Lumut Balai Unit 2? “Melalui groundbreaking Lumut Balai Unit 2 ini, Pertamina Geothermal Energy telah membuktikan keseriusannya dalam pengembangan potensi panas bumi di Indonesia. Kami optimis kedepannya Pertamina Geothermal Energy mampu mendorong tumbuhnya ekosistem hijau secara global maupun di Indonesia,” ungkap Nicke.
-
Bagaimana Pertamina Geothermal Energy mengelola proyek Lumut Balai Unit 2? Dalam kesempatan ini, Julfi menjelaskan proyek Lumut Balai Unit 2 ini dikelola melalui kolaborasi antara Indonesia dengan negara-negara Indo-Pasifik, yaitu Jepang dan Tiongkok.
-
Bagaimana Pertamina Geothermal Energy mendorong upaya dekarbonisasi di luar pengembangan energi panas bumi? Selain itu Perseroan juga memiliki inisiatif beyond geothermal untuk mendorong upaya dekarbonisasi, "Strategi yang kami jalankan diantaranya dengan menjajaki bisnis rendah karbon, yaitu green hydrogen dan green methanol serta mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia yang sedang berkembang dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE)," ungkap Julfi.
-
Apa yang dibangun oleh Pertamina Geothermal Energy untuk menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai? Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 MW, sehingga total panas bumi di wilayah tersebut menjadi 110 MW.
-
Apa kontribusi Pertamina Geothermal Energy pada target dekarbonisasi nasional di tahun 2030? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Bagaimana Pertamina mengadopsi transisi energi? Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas. Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target net zero emission pada 2060.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, potensi panas bumi di Indonesia mencapai 28 ribu megawatt (MW). Namun, pemanfaatannya baru sekitar 5 persen.
"Kami ingin mempercepat pemanfaatan panas bumi dengan melaksanakan pengembangan panas bumi di Indonesia," katanya saat peresmian PLTP Kamojang V, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (5/7).
Peresmian pembangkit listrik berkapasitas 35 MW itu menjadi bukti keseriusan Pertamina menggarap energi alternatif tersebut. Padahal, investor lain ogah-ogahan melakukan hal serupa lantaran teradang banyak hambatan.
"Saat investor lain tidak banyak tergerak karena berbagai hambatan yang dialami, kami terus berinvestasi di sektor panas bumi salah satunya PLTP Kamojang V yang diresmikan oleh Presiden Jokowi hari ini."
Dia mengungkapkan sejumlah proyek PLTP sedang digarap Pertamina, selain Kamojang V. Yakni, Jawa Barat (Karaha 1x30 mw, Lampung (Ulubelu 3 dan 4 2x55 MW), Sumatera Selatan (Lumut Balai 1 dan 2 2x55 MW).
Kemudian, Sulawesi Utara (Lahendong 5 dan 6 berkapasitas 2x20 MW dan pembangkit skala kecil 2x5 MW). Lalu Sumatera Utara (Sibayak 1x5 MW), Bengkulu (Hululais 1 dan 2 2x55 mw, dan Jambi (Sungai Penuh 1 1x55 MW)
"Proyek-proyek tersebut akan mulai beroperasi komersial secara bertahap mulai 2015 hingga 2019," jelas dia.
Diperkirakan, Pertamina bakal bisa mengoperasikan PLTP 907 MW pada 2019. Ini dapat menghemat konsumsi BBM sekitar 43 ribu barel setara minyak per hari.
"Kami terus melakukan optimalisasi local content, dan memperkuat sinergi di antara perusahaan milik negara, hampir seluruh proyek panas bumi yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dilaksanakan oleh PT Rekayasa Industri,"
(mdk/yud)