Hingga Maret 2019, Baru Ada 314 SPBU Pertamina Terapkan Digitalisasi
Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurulla Asa mencatat, dari 5.518 unit SPBU, baru ada 314 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PT Petamina (Pesero) yang menerapkan digitalisasi hingga Maret 2019.
Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurulla Asa mencatat, dari 5.518 unit SPBU, baru ada 314 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PT Petamina (Pesero) yang menerapkan digitalisasi hingga Maret 2019.
"Laporan ke kami baru ada 314 SPBU dari 5.518 SPBU," kata Fanshurulah, saat rapat dengan Komisi VII DPR RI, di Gedung DPR Jakarta, Selasa (19/3).
-
Di mana BPH Migas melakukan pemantauan SPBU? "Kami melakukan pemantauan kesiapan beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Lombok, khususnya yang lokasinya dekat dengan lokasi pelaksanaan event internasional MotoGP Indonesia 2024 akhir September 2024.
-
Kapan BPH Migas mengimbau SPBUN untuk memeriksa Surat Rekomendasi? “Karena BBM subsidi ini harus ditujukan kepada konsumen pengguna yang berhak, dalam hal ini nelayan. Maka dari itu, kami terus memastikan penyalurannya betul-betul tepat sasaran. Penyalur (SPBUN) diimbau memeriksa dengan baik dokumen Surat Rekomendasi bagi Konsumen Pengguna,
-
Apa yang dilakukan oleh BPH Migas di Batam? Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melakukan kunjungan ke Stasiun Gas Panaran PT Transportasi Gas Indonesia (PT TGI), Batam, Kepulauan Riau.
-
Kenapa BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa.
-
Bagaimana BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Kenapa BPH Migas melakukan pemantauan di SPBU di Lombok? Pasokan BBM subsidi maupun non subsidi dalam keadaan aman," kata Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman disela-sela peninjauan ke sejumlah SPBU di Lombok, Selasa (10/9/2024).
Menurut Fashurullah, program digitalisasi pada kran penyaluran BBM (nozzle) di SPBU rencana selesai pada Desember 2018, namun diperkirakan molor hingga Juni 2019. "Itu kan rencananya Desember selesai. Geser jadi Juni 2019," ujar dia.
Dia pun berharap, program digitalisasi SPBU dilakukan secara merata, sehingga penyaluran BBM tercatat dengan baik dan tepat waktu dan lebih jelas konsumennya. "Ini kalau jalan dengan baik, maka semua terdata, sampai ke nomer polisi (kendaraan pembeli BBM)," tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menargetkan seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berjumlah 5.850 outlet sudah menerapkan digitalisasi paling lambat pada Juni 2019. Ini untuk meningkatkan kepastian stok BBM di setiap SPBU dan mendukung program pengurangan transaksi nontunai (cashless).
"Nanti di akhir Maret ditargetkan 3.000 outlet sehingga semua harus selesai di akhir semester ini," kata Nicke di Palembang, dikutip Antara, Minggu (17/2).
Dia mengatakan melalui digitalisasi ini maka semua arus data masuk-keluar BBM di outlet-outlet SPBU seluruh Indonesia akan tercatat secara real time. Proses dilakukan dengan cara memasang perangkat digital pada kran penyaluran BBM ke kendaraan (nozzle) sehingga jumlah BBM yang terjual dapat tercatat secara akurat.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ekspansi ke Jawa Timur, Shell Operasikan Dua SPBU di Malang
BPH Migas: Realisasi Penyaluran Premium 1,8 Juta Kiloliter Hingga Februari 2019
Puluhan Penjual BBM Non Subsidi Terancam Dicabut izinnya
BPH Migas Minta Pertamina Jadikan Kalbar Contoh Pembentukan SPBU Mini
Pertamina Operasikan 2 SPBU di Tol Solo-Ngawi
Pertamina Bangun 18 SPBU di Tol Trans Jawa, Selesai Sebelum Mudik Lebaran