Indonesia Incar Pasar Malaysia Hingga Jepang untuk Pasarkan Produk Lada
Provinsi Bangka Belitung tercatat sebagai salah satu produsen lada yang memasok sebanyak 38 persen dari rata-rata produksi, yaitu 33.135 ton per tahun dengan jenis lada yang dihasilkan ialah lada putih muntok dan lada hitam.
Indonesia saat ini merupakan penghasil lada terbesar ketiga di dunia. Kontribusi pasokan lada Indonesia mencapai 12 persen di dunia, setelah Vietnam sebanyak 34 persen dan Brasil 13 persen.
Provinsi Bangka Belitung tercatat sebagai salah satu produsen lada yang memasok sebanyak 38 persen dari rata-rata produksi, yaitu 33.135 ton per tahun dengan jenis lada yang dihasilkan ialah lada putih muntok dan lada hitam.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Mengapa Pabrik Es Krim Mataram dibeli oleh Perusahaan Es Krim Petodjo? Pada 22 Maret 1932, Bataviaasch Courant memberitakan bahwa Perusahaan Es Krim Petodjo telah membeli Pabrik Es Krim Mataram dengan biaya 29.600 gulden.
-
Apa saja produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste? Produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste diantaranya gandum, kedelai, kacang hijau, tomat, jeruk, gula, susu, pakan, dan produk unggas.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Bagaimana Komunitas Ekspor Melbourne akan membantu meningkatkan ekspor produk Indonesia? Salah satu kemudahan yang akan didapatkan Komunitas Ekspor Melbourne adalah dukungan dari para pelaku usaha. Seperti dukungan dari Import United Ausindo dengan fasilitasi gudang eksportirdan juga dari Navanti Holdings yang berupa dukungan permodalan. Hal ini diharapkan semakin memacu semangat diaspora pelajar Indonesia untuk mendukung ekspor produk Indonesia dan memantik pergerakan serupa oleh para diaspora pelajar pengekspordi negara lain," ujar Haris.
Saat ini, produksi hasil panen lada petani di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ditargetkan mencapai 3.000 ton pada musim panen 2021, dari petani yang tersebar di wilayah kecamatan daerah tersebut.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka, Subhan di Sungailiat mengatakan, target produksi panen lada itu untuk area kebun lada seluas kurang lebih 3.800 hektar.
"Saya optimistis target tersebut dapat tercapai untuk pemenuhan kebutuhan pasar dan meningkatkan kesejahteraan petani," kata Subhan dikutip dari Antara, Rabu (23/6).
Salah satu perusahaan memproduksi lada di Kabupaten Belitung, Billiton Spice telah berkembang sejak 2015 lalu. Kualitas produknya dikenal baik hingga membawa Billiton Spice menembus pasar nasional.
Billiton Spice juga kerap berpartisipasi dalam festival dan pameran beberapa negara, seperti Malaysia dan Rusia. "Misi kami memajukan lada Bangka-Belitung sebagai produk terbaik di dunia, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani lokal," ujar Direktur Utama Billiton, Vivi Widyana.
Tak berhenti di situ, perusahaan saat ini juga mengincar pasar Malaysia dalam penjualan lada. Ekspor perdana Billiton Spice rencananya dilakukan pada 21-23 Juli 2021 di Belitung.
Mitra Pemasaran
Menyukseskan target ini, PT Billiton Rempah Indonesia menjalin kerja sama dengan PT Manna Indonesia Group dan Duo Destination Tourism & Business Network Malaysia. Melalui kerja sama tersebut, perusahaan dengan merek dagang Billiton Spice akan melakukan ekspor lada ke Malaysia.
Adapun, Duo Destination Tourism & Business Network Malaysia selaku mitra pemasaran Billiton Spice akan menggunakan jaringan eMasjid Global di Thailand, Singapura, Malaysia, Jepang, dan China, platform marketplace yang menawarkan business to consumer (B2C) dan business to business (B2B).
eMasjid mulai beroperasi pada Agustus 2019. eMasjid merupakan bagian dari Duo Destination yang akan memasarkan Billiton Spice, membantu promosi, menerima pesanan dan mengirimkannya ke tangan konsumen. eMasjid bekerja sama dengan sejumlah e-commerce, seperti Lazada, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan Blibli untuk pemasaran produk di domestik. Sementara, untuk pasar internasional, eMasjid menggandeng Shopee Thailand, Rakuten di Jepang, dan Taobao dan Alibaba di China.
Kerja sama Billiton Spice dengan Duo Destination Tourism & Business Network terselenggara berkat inisiasi Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Samsul Widodo dan Asisten Departemen Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Bidang Perekonomian Yuli Sri Wilanti.
Adapun PT Manna Indonesia Group selaku eksportir dan aggregator dipertemukan dengan UMKM untuk kemudian mengadakan pelatihan untuk UMKM berorientasi ekspor. Kemudian, Manna Indonesia Group yang sudah memiliki pembeli melakukan kerja sama dengan Duo Destination yang memiliki market place online eMasjid untuk menawarkan Billiton Spice.
Direktur Utama Manna Indonesia Group Hanzela Calista Kusumamenggala menyebut pihaknya juga bekerja sama dengan Lion Parcel untuk pengiriman produk Billiton Spice ke Malaysia dengan harga yang terjangkau.
"Selama ini, lada Indonesia dibeli secara bulk (bahan baku). Ini pertama kalinya lada Indonesia akan dijual dalam bentuk kemasan dengan brand Billiton Spice. Semoga ini bisa menjadi percontohan ekspor menggunakan packaging dan brand lokal," tutup Direktur Utama Duo Destination Rafieza Adiba Roslan.