Infrastruktur diperbanyak bikin harga gas lebih murah
Holding BUMN energi bikin pembangunan infrastruktur pipa gas diperluas.
Infrastruktur gas yang masih minim dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat harga gas domestik tinggi. Padahal, dengan produksi gas nasional yang cukup besar, seharusnya bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan domestik.
"Receiving gas terminal dan jaringan pipa-pipa gas ke industri dan rumah tangga harus dibangun holding BUMN energi. Baru bisa menekan harga gas," ujar Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Herman Kasih di Jakarta, Jumat (8/7).
-
Mengapa Pertamina mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN? Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi PT Pertamina (Persero) atas kiprahnya dalam komunikasi dan keberlanjutan di Indonesia.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga membangun tanki BBM dan LPG di Indonesia Timur? Apalagi kita tahu, Indonesia ini negara kepulauan dengan salah satu pola distribusi energi tersulit di dunia, jadi dengan adanya storage di lokasi-lokasi Indonesia Timur ini akan sangat berdampak terhadap ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk memastikan pasokan BBM dan LPG aman dan lancar? Pertamina berkomitmen memastikan pasokan dan distribusi BBM maupun LPG selama masa Ramadan dan Idulfitri aman dan lancar. Guna memastikan hal tersebut, Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro melakukan kunjungan ke sejumlah sarana dan fasilitas Pertamina yang akan dilalui oleh pemudik pada rute Jakarta-Bandung.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Di mana Pertamina menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru? Di tahun 2022, Pertamina berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru di Blok Mahakam puluhan miliar kaki kubik gas dan jutaan barel minyak.
-
Apa yang Pertamina lakukan untuk menjadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia? Kesiapan Pertamina dibuktikan melalui program Carbon Capture Utilisation Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memutuskan untuk menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) ke dalam PT Pertamina (Persero) yang juga menjadi holding BUMN energi. Realisasi penggabungan kedua BUMN saat ini menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) tentang pembentukan holding tersebut.
Penggabungan PGN ke Pertamina akan membuat operasional yang makin efisien, keuntungan yang bisa diperoleh juga berpotensi makin besar. Dengan keuntungan yang makin besar, investasi yang bisa dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur gas juga berpotensi meningkat pesat.
Direktur Ekskutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, untuk PGN penggabungan ke dalam Pertamina akan memberikan dampak positif terhadap akses pasokan gas dari hulu. Perusahaan Gas Negara atau PGN tercatat mengoperasikan jalur pipa distribusi gas sepanjang lebih dari 3.750 km dan jalur pipa transmisi gas bumi yang terdiri dari jaringan pipa bertekanan tinggi sepanjang sekitar 2.160 km yang mengirimkan gas bumi dari sumber gas bumi ke stasiun penerima pembeli.
Pertamina telah berinvestasi cukup signifikan dalam pembangunan pipa transmisi demi menjamin monetisasi cadangan hulu dan optimasi produksi gas nasional. Di hulu (upstream), perseroan mengoperasikan sejumlah ladang gas dengan produksi rata-rata sebesar 1.700 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Bahkan, Pertamina pada 2018 akan menjadi operator sekaligus pemegang hak partisipasi terbesar di blok gas terbesar di Indonesia, Blok Mahakam di Kalimantan Timur.
Pertamina bersama mitra dari luar negeri dan lokal juga mengoperasikan PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) yang memproduksi LNG. DSLNG tercatat mendapat pasokan gas alam dari PT Pertamina EP area Matindok, PT Pertamina Hulu Energi Tomori Sulawesi, dan perusahaan lainnya.Sementara itu untuk midstream, Pertamina memiliki dan mengoperasikan kilang penerima LNG melalui anak usahanya, PT Nusantara Regas.
Selain itu, berbekal penetapan Tarif dan Hak Khusus dari BPH Migas, PT Pertamina Gas (Pertagas) melakukan kegiatan transportasi gas melalui 43 ruas pipa transmisi sepanjang 32.647,70 km inch yang tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Untuk itu, Pertagas sebagai operator akan membuat pengaturan akses (access arrangement) bagi penggunaan bersama jaringan pipanya. Pengaturan akses yang harus disetujui BPH Migas meliputi panduan manajemen serta aturan teknis dan hukum yang harus dipenuhi oleh shipper agar bisa memanfaatkan jaringan pipa tersebut. Perusahaan juga melakukan kegiatan transportasi minyak berdasar Izin Usaha Transportasi Minyak dari Ditjen Minyak dan Gas Bumi.
Saat ini, PT Pertamina Gas tengah mengembangkan pekerjaan terbesarnya di bidang transportasi gas yakni pembangunan pipa gas Semarang – Gresik sepanjang 258 km. Melalui proyek Semarang – Gresik, diharapkan nantinya jalur pipa gas di pulau Jawa akan terkoneksi.
Baca juga:
Ini langkah Pertamina pasok BBM jelang arus balik Lebaran
Holding BUMN diklaim percepat pembelian gas ke pasar domestik
Antisipasi kekurangan BBM, Pertamina sediakan tangki dispenser
Arus balik, Pertamina pakai motor pasok bensin ke pemudik
Arus balik, Pertamina minta ruas tol khusus untuk pasok bensin
Tumpas pengecer bensin liar, Pertamina bakal ajak tentara jaga SPBU