Integrasi Infrastruktur Pipa Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas 48 BBTUD ke Jateng
Untuk volume pengaliran gas eksisting untuk sektor industri komersial di wilayah Jawa Tengah sebesar 3 BBTUD atau 3 juta meter kubik per bulan.
Upaya pionering suplai gas untuk Kawasan Industri Tambak Aji dan Wijaya Kusuma selama 10 tahun belakangan.
Integrasi Infrastruktur Pipa Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas 48 BBTUD ke Jateng
Subholding gas Pertamina, PT PGN Tbk meningkatkan aliran gas bumi sebesar 48 BBTUD ke wilayah Jateng menyusul selesainya pekerjaan interkoneksi pipa distribusi CNG Cluster Tambak Aji dengan pipa distribusi Kendal-Mangkang, yang juga terkoneksi pipa transmisi Cirebon-Semarang Tahap 1 (Cisem Tahap 1).
Dengan demikian, upaya pionering suplai gas untuk Kawasan Industri Tambak Aji dan Wijaya Kusuma selama 10 tahun belakangan, yang bersumber dari compressed natural gas (CNG), kini dapat dialihkan ke sumber gas pipa.
"Sejak 2022, kebutuhan energi gas bumi di Jawa Tengah semakin meningkat. Hal ini didukung dengan adanya pipa gas transmisi Cisem yang dibangun oleh pemerintah. Ketika pipa Cisem Tahap 1 (Semarang-Batang) dan pipa distribusi di Kendal-Mangkang-Tambak Aji selesai, maka proses peralihan dari sumber gas CNG ke gas pipa di Tambak Aji. Kemudian, dilakukan dengan mengoneksikan dengan pipa distribusi dari offtaker Kendal menuju pipa cluster CNG eksisting Tambak Aji melewati pipa distribusi Mangkang-Tambak Aji," jelas General Manager PGN SOR 3, Hedi Hedianto dikutip dari Antara.
Untuk volume pengaliran gas eksisting untuk sektor industri komersial di wilayah Jawa Tengah sebesar 3 BBTUD atau 3 juta meter kubik per bulan.
Selain melayani sektor industri komersial, melalui integrasi infrastruktur pipa gas Gresik-Semarang, Kalimantan-Jawa, dan distribusi Jateng, PGN juga melayani kebutuhan sektor kelistrikan sebesar 45 BBTUD.
Hedi menerangkan bahwa kehadiran PGN di Kota Semarang sudah sejak lama yakni 2014 dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi dan industri di wilayah Jawa Tengah melalui pengaliran gas bumi moda CNG, yang lebih ramah lingkungan dan kompetitif.
Pada waktu itu, belum ada jaringan pipa, yang mengarah ke Jawa Tengah dan lokasi industri berada jauh dari sumber gas.
Maka, PGN membangun pionering jaringan pipa distribusi, yang disuplai dari CNG (CNG cluster) di Kawasan Industri Tambak Aji dan Kawasan Industri Wijaya Kusuma.
Suplai CNG diperoleh dari PT Gagas Energi Indonesia, sedangkan titik serah gas sebelum dialirkan ke jaringan pipa distribusi CNG berada di Pressure Reducing Facility (PRS) Tambak Aji.
Setelah peralihan CNG ke gas pipa, sumber gas berasal dari sumur Jambaran Tiung Biru (JTB) milik PT Pertamina EP di Bojonegoro, Jatim.
"Dengan peralihan sumber gas dari CNG ke gas pipa, PGN berharap pemakaian gas akan makin meningkat. Di sisi lain, ketersediaan pasokan juga semakin berkelanjutan untuk menambah pelanggan-pelanggan baru di Kawasan Tambak Aji, Wijaya Kusuma, dan sekitarnya," kata Hedi.
Pipa Cisem tahap 1 juga sudah terkoneksi dengan pipa gas Gresik-Semarang eksiting, sehingga jaringan pipa di Pulau Jawa ke depan akan semakin terkoneksi untuk peningkatan pemanfaatan gas baik di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa bagian barat.
Hedi mengharapkan pengembangan pipa transmisi Cisem tahap II oleh pemerintah akan terus dilanjutkan, sehingga PGN bisa terus melanjutkan pengembangan infrastruktur distribusi dan layanan gas bumi untuk perluasan pasar serta peningkatan pemerataan akses gas bumi bagi masyarakat.