Banyak Potensi Gas Ditemukan, Menko Luhut: Tinggal Bagaimana Kita Mengelola Bersama-sama
Luhut juga memaparkan bahwa ada tiga kunci strategis memastikan keseimbangan keamanan energi Indonesia.
Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menandatangani perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan Pertamina EP Cepu untuk pasokan gas dari Blok Cepu dan amandemen PJBG dengan Saka Energi Muriah Ltd untuk pasokan gas Blok Muriah.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, potensial gas yang besar berhasil ditemukan di IDD (Indonesian Deepwater Development), yang bisa tumbuh kurang lebih 20 TCF. Selain itu, potensi gas lainnya juga ditemukan di Masela dan Andaman.
"Tinggal bagaimana kita mengelolanya bersama-sama, bagaimana kita bekerja sama dan kita juga harus mempunyai orang-orang cakap untuk mengelolanya," ujar Luhut dikutip dari Antara, Rabu (14/8).
Luhut juga memaparkan bahwa ada tiga kunci strategis memastikan keseimbangan keamanan energi Indonesia, dan salah satunya adalah memanfaatkan pasokan dalam negeri.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyampaikan pengembangan industri migas dalam negeri akan memperkuat rantai pasokan, mengurangi ketergantungan impor, serta mempercepat penyediaan barang dan jasa. Lebih lanjut, dia mengatakan pengembangan pasokan yang ada juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto berharap ajang IOG SCM Summit akan memperkuat industri hulu migas serta memastikan pasokan yang tidak hanya kuat, tetapi juga fleksibel beradaptasi dengan pasar global.
Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan ketiga concern dari pemerintah dan regulator itu juga menjadi perhatian PGN. Dengan adanya PJBG Blok Cepu, PGN akan melanjutkan pengelolaan jaringan gas rumah tangga (jargas) di Lamongan, Jatim, yang sebelumnya mendapatkan pasokan gas dari Madura Offshore, dan beralih disalurkan dari Jambaran Tiung Biru (JTB).
Adapun besaran volume gas, yang disalurkan sebesar 0,2 MMSCFD sampai dengan 2029 atau sampai berakhirnya produksi gas bumi Lapangan JTB.
Selanjutnya, melalui amandemen PJBG dari Blok Muriah, PGN juga memperoleh kesepakatan untuk menambah jumlah volume kontrak sebesar 5.000 BBTU dari Lapangan Kepodang, Wilayah Kerja (WK) Muriah.
Dengan demikian, jumlah kontrak secara keseluruhan sebesar 19.000 BBTU. Alokasi dan pemanfaatan gas bumi dari Lapangan Kepodang itu disalurkan PGN untuk memenuhi kebutuhan sektor kelistrikan dan industri domestik.
"Pemanfaatan gas bumi domestik bagi kepentingan nasional merupakan concern utama kami, di mana melalui kerja sama PGN dan pemerintah sampai sektor-sektor penyerap gas bumi, bahu membahu dalam mengoptimalkan energi domestik," ujar Arief.
Kunci Penyerapan Gas Bumi
Arief menambahkan salah satu kunci penyerapan gas adalah dari sisi ketersediaan infrastruktur, yang dengan integrasi infrastruktur di Jawa Tengah, telah terbukti meningkatkan pemanfaatan gas bumi di sekitar wilayah infrastruktur.
Menurut dia, penandatanganan tersebut menjadi salah satu penguatan pasokan atas demand, yang semakin meningkat, sehingga diharapkan multiplier effect pemanfaatan gas dapat meningkatkan perekonomian daerah dan nasional.
"PGN antusias untuk terus meningkatkan jumlah pelanggan, sehingga penambahan volume yang didapatkan akan berperan bagi PGN untuk pengembangan layanan dan aksesibilitas gas bumi khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur," tambah Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari.
Saat ini, jumlah pelanggan PGN di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebanyak 160 ribu, yang meliputi rumah tangga, pelanggan kecil, komersial, industri, dan kelistrikan. Dengan demikian, masyarakat yang menggunakan gas bumi pun akan semakin meningkat.
"Melalui penandatanganan dua PJBG ini, diharapkan dapat memacu PGN untuk menambah jangkauan pasar. Pemanfaatan sumber pasokan domestik dari Cepu dan Muriah ditujukan untuk pengguna gas domestik di sektor rumah tangga, industri, dan kelistrikan. Diharapkan, value added gas bumi dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masing-masing sektor," sebut Rosa.