Respons Kaget Menteri HAM Pigai soal Teror Kepala Babi ke Jurnalis Tempo
Pigai mengaku kaget atas teror tersebut, sebab media merupakan pilar-pilar demokrasi. Dia pun meminta aparat kepolisian mengusut kasus tersebut.

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai menyambangi Kantor Media Tempo di Palmerah, Jakarta Selatan. Hal itu, menjadi tindak lanjut adanya teror kepala babi yang ditujukan kepada Francisca Christy Rosana alias Cica, wartawan desk politik dan host Bocor Alus Politik.
Pigai mengaku kaget atas teror tersebut, sebab media merupakan pilar-pilar demokrasi. Dia pun meminta aparat kepolisian mengusut kasus tersebut.
"Saya minta polisi memang harus usut, jangan hanya sekadar mendapat laporan adanya teror dan tidak harus berbasis laporan. Adalah kewajiban aparat penegak hukum memastikan adanya rasa keadilan," kata Pigai, dikutip dari akun 'X' pribadinya, Sabtu (22/4).
"Mereka juga ikut membantu menetralkan, menjaga stabilitas. Kalau dari sisi itu sudah ancaman. Ancaman tidak harus fisik apalagi ancaman dengan simbol-simbol yang mencerminkan gambaran-gambaran yang menakutkan ini enggak boleh," sambungnya.
Lebih lanjut, dia pun memastikan, bahwa teror yang diterima jurnalis tempo bukanlah dari oknum pemerintah. Karena, pemerintahan saat ini sangat memegang teguh asta cita.
Usut Tuntas Teror Kepala Babi
"Yang jelas saya punya keyakinan apakah pemerintah, saya kan cukup tahu pemerintah tidak mungkin, sangat tidak mungkin lah ya dengan sadar dan sengaja, yang saya tahu tidak mungkin, karena seperti kami ini, asta cita nomor 1 itu demokrasi.yang kedua HAM, yang ketiga hukum," tegasnya.
Pigai pun meminta agar aparat kepolisian benar-benar mengusut tuntas kasus teror kepala babi itu.
"Saya termasuk yang ikut mendorong supaya laporan ini diproses. Mengungkapkan fakta, kalau ada ditemukan oknum-oknumnya," imbuh Pigai.