Ini 6 Hambatan Pengembangan Industri 4.0 di Indonesia
McKinsey and Company Partner and Leader, Southeast Asia, Operations practice, Vishal Agarwal mengatakan, pihaknya menemukan enam faktor yang menyebabkan pelannya penerapan Industri 4.0 pada perusahaan-perusahaan yang sedang dalam tahap implementasi.
Pemerintah Jokowi-JK telah meluncurkan peta jalan atau Making Industri 4.0 beberapa waktu lalu, yang berfokus pada percepatan penumbuhan sektor manufaktur dengan cara memperbaiki jalur distribusi. Meski demikian sampai kini peta jalan tersebut masih berjalan lambat.
McKinsey and Company Partner and Leader, Southeast Asia, Operations practice, Vishal Agarwal mengatakan, pihaknya menemukan enam faktor yang menyebabkan pelannya penerapan Industri 4.0 pada perusahaan-perusahaan yang sedang dalam tahap implementasi.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana AI diharapkan berkontribusi pada ekonomi Indonesia di masa depan? Dari jumlah tersebut, sekitar USD 1 triliun diharapkan berasal dari negara-negara di wilayah Asia Tenggara. Indonesia juga diperkirakan akan menyumbangkan sekitar USD 366 miliar atau setara dengan Rp5.765 triliun.
-
Apa yang menjadi kekhawatiran Jokowi tentang penggunaan perangkat teknologi di Indonesia? Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun. Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Kota Depok, Jawa Barat Selasa, (7/5). "Ini sayangnya perangkat teknologi dan alat komunikasi yang kita pakai masih didominasi barang-barang impor dan nilai defisit perdagangan sektor ini hampir 2,1 miliar US Dollar lebih dari 30 triliun Rupiah," ujarnya.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
Ke enam faktor tersebut, pertama kesulitan dalam merancang dengan jelas peta jalan untuk bertumbuh pada skala besar, kedua data-data yang tersimpan secara terpisah dan tiadanya satu platform yang sesuai untuk melakukan integrasi. Faktor ketiga kekurangan orang-orang dengan kemampuan digital untuk menjalankan peta jalan yang telah dirancang.
"Kemudian juga tantangan tantangan dalam menemukan dan memprioritaskan proyek percontohan dengan nilai bisnis yang jelas, kelima kekurangan pengetahuan dan sumber daya untuk mengembangkan proyek dan infrastruktur. Serta keenam kekhawatiran terhadap resiko keamanan cyber," ujar Agarwal di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (10/12).
Ke enam tantangan ini menyebabkan perusahaan yang sebelumnya bersemangat menerapkan industri 4.0 kemudian lesu. Selain itu, tantangan lain yang membuat perusahaan enggan menerapkan industri 4.0 adalah hanya sedikit keuntungan yang diperoleh dari penerapannya.
"Alasan terjebaknya perusahaan di tahap percontohan (pilot trap) sama dengan alasan-alasan yang digunakan perusahaan yang menghindari implementasi industri 4.0. Alasan-alasan utamanya adalah perusahaan tersebut melihat bahwa keuntungan jangka pendek," jelasnya.
"Sehingga tidak sepadan dengan usaha yang harus dikeluarkan sebuah bisnis untuk melakukan transformasi digital atau kesulitan dalam menggabungkan sistem teknologi informasi (TI), dan kurangnya koordinasi antara unit-unit bisnis seperti Tl, pemasaran dan penjualan," tutup Agarwal.
Baca juga:
Ini Analisa McKinsey Soal Peran Penting Industri 4.0 Untuk Ekonomi Nasional
Jokowi Minta Humas Manfaatkan Teknologi Hadapi Industri 4.0
Desa Digital, Cara Pemprov Jabar Hadapi Revolusi Industri 4.0
Menaker Hanif: Paradigma Perlindungan Tenaga Kerja harus Diubah di Era Industri 4.0
5 Sektor Ini Bakal Jadi Pemain Utama RI di Industri 4.0