Startup Indonesia Ini Jadi Solusi Efisiensi di Industri, Bisa Pantau Kegiatan Karyawan saat WFH
Program pembinaan tech startup yang konsisten dilakukan oleh Kemenperin diharapkan bisa membuka jalan bagi startup Indonesia.
Sudah 2.037 startup yang mendaftar program Startup4Industry dan 1.115 di antaranya mengikuti program kompetisi implementasi teknologi Startup4Industry.
Startup Indonesia Ini Jadi Solusi Efisiensi di Industri, Bisa Pantau Kegiatan Karyawan saat WFH
Startup Indonesia Ini Jadi Solusi Efisiensi di Industri, Bisa Pantau Kegiatan Karyawan saat WFH
Pemerintah berkomitmen untuk mendukung transformasi teknologi di industri, khususnya industri kecil dan menengah (IKM) di tanah air, salah satunya melalui solusi dari startup Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Dirjen IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita menyebutkan sudah 2.037 startup yang mendaftar program Startup4Industry dan 1.115 di antaranya mengikuti program kompetisi implementasi teknologi Startup4Industry.
Reni mengungkapkan, program pembinaan tech startup yang konsisten dilakukan oleh Kemenperin diharapkan bisa membuka jalan bagi startup Indonesia untuk melebarkan pasar di sektor manufaktur dan juga mendorong percepatan transformasi digital industri Indonesia.
"Startup For Industry berperan sebagai ecosystem builder untuk menghubungkan startup sebagai penyedia teknologi dengan industri, masyarakat, investor, akselerator/inkubator dan juga global market," katanya dalam puncak acara Gebyar IKMA.
Salah satu startup yaitu PT Trimitra Nusantara Sakti (Trinusa) yang menyabet juara 2 kompetisi Startup4Industry 2023 memberikan solusi bagi industri manufaktur guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi pada mesin-mesin yang digunakan melalui sistem pencatatan yang cerdas.
Yoanes Fredy Sakti, Founder dan CEO Trinusa, adalah sosok dibalik terciptanya perangkat lunak atau software yang bernama Smart Module System.
Pria yang akrab disapa Fredy tersebut menceritakan bahwa ide ini yang tercetus ketika dirinya bekerja sebagai desainer di sebuah pabrik manufaktur bidang mold and dies, yang memproduksi lampu-lampu untuk sepeda motor pada 2007 silam.
Kala itu, Fredy melihat pencatatan yang dilakukan masih menggunakan metode manual atau tulisan tangan. Tahun 2016, saat dirinya bekerja di manufaktur asal Jerman untuk membuatkan mesin filling dan packaging untuk perusahaan Food and Beverage (F&B) di Indonesia, Fredy semakin terpacu membuat sistem digital yang memudahkan pelaku usaha.
“Di situ saya mendapat perspektif baru soal digitalisasi. Namun, pada 2018 saya memutuskan keluar karena gelisah ideologi saya belum bisa tertuang dan membangun Trinusa dan mengikuti program Startup4Industry tahun ini. Di mana implementasi yang kami lakukan kepada mitra kami yaitu membantu pencatatan realtime mesinnya. Sebelumnya, kendala yang dialami pelaku usaha terletak pada kurangnya efisiensi perusahaan. Di mana Smart Module System ini menangkap bahwa mesinnya ternyata 60 eprsen hanya standby dan tidak bekerja,” ceritanya.Sistem ini pun bisa membantu mesin-mesin impor yang dapat disesuaikan dengan sistem pembayaran di Indonesia sehingga keuangan pun bisa tercatat dengan baik pula.
"Software ini mencatat semua informasi dari mesin tersebut. Sehingga pelaku usaha bisa membuat kinerja mesin lebih produktif dan mengoptimalkan efisiensi biaya dan efektivitas produksi yang akhirnya income akan meningkat hingga 10-15 persen,” ujarnya.
Selanjutnya Sunaryono, Founder dan CEO PT Dieng Cyber Indonesia yang menyabet juara III kompetisi Startup4Industry 2023, mampu menciptakan berbagai software house sesuai kebutuhan pelanggannya.
Saat mengikut program Startup4Industry 2023, Dieng Cyber berhasil membantu mitra dengan meningkatkan omzet hingga 100 persen.
Usai Covid-19, mitranya mengaku masih menerapkan sistem bekerja work from home (WFH) untuk menekan biaya operasional di mana jam bekerja diatur oleh karyawan masing-masing ingin bekerja jam berapa dan istirahat di jam berapa. Namun, ternyata hal tersebut malah membuat bisnisnya mandek alias stagnan.
"Kami membantu dengan membuatkan software khusus bernama e-office S4I yang dapat memantau karyawannya bekerja atau tidak dengan memasang aplikasi kami di HP karyawan masing-masing sehingga terpantau apakah karyawannya sedang bekerja atau tidak," ujarnya.
Tidak hanya itu, katanya, pemilik atau pelaku usaha juga dapat mengetahui progress pekerjaan yang telah dilakukan apakah tercapai atau tidak dihari itu dan alasannya, apabila hal tersebut tidak tercapai.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan karyawan dapat terlihat sehingga semua target yang ingin dicapai bisa terpantau melalui software tersebut.
"Awalnya kita bermula dari aplikasi untuk family control, yang sekarang berkembang untuk bisnis apapun disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan masing-masing. Kemarin kami meluncurkan e-office S4I itu dengan fitur monitor di hpnya karyawan. Owner bisa lihat aktivitas karyawan, namun sudah atas dasar perizinan dari karyawan sendiri. Hal ini membuat produktivitas karyawan meningkat, terbukti omsetnya naik sampai 100 persen," ucapnya.