Ini alasan masyarakat pilih pinjam uang ke industri fintech
Tidak hanya dari segi penyelenggara yang menjamur, peminjam-peminjam lewat fintech pun kian marak. Kemudahan dan kecepatan proses peminjaman menjadi alasan banyak orang memilih meminjam lewat fintech dibandingkan cara lainnya.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu fakta yang tak bisa dihindari. Perusahaan wajib berinovasi agar tak terlindas dan ketinggalan. Salah satu benih dari perkembangan teknologi ialah munculnya industri financial technology (fintech) yang kian hari kian bertumbuh pesat.
Tidak hanya dari segi penyelenggara yang menjamur, peminjam-peminjam lewat fintech pun kian marak. Kemudahan dan kecepatan proses peminjaman menjadi alasan banyak orang memilih meminjam lewat fintech dibandingkan cara lainnya.
-
Bagaimana Finnet mendukung transformasi digital di Indonesia? Kami didukung dengan IT Infrastructure yang handal dan memiliki lisensi terlengkap di Perusahaan sejenis. Kami yakin Finnet dapat menjadi One Stop Solution yang tumbuh bersama mitra untuk bersama-sama mendigitalkan sistem pembayaran di Indoensia.
-
Apa yang ditawarkan Adira Finance di Jakarta Fair Kemayoran? Dalam rangka tema HUT tahun ini, yaitu Jakarta sebagai Kota Global Dengan Berjuta Pesona, Adira Finance hadirkan Kampung Adira di Jakarta Fair dengan tujuan menyediakan solusi finansial yang unik dan mempesona bagi para pengunjung melalui sinergi dengan ekosistem.
-
Kenapa OJK meluncurkan roadmap Fintech P2P lending? Peluncuran roadmap ini merupakan upaya OJK untuk mewujudkan industri fintech peer to peer (P2P) lending yang sehat, berintegritas, dan berorientasi pada inklusi keuangan dan pelindungan konsumen serta berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional.
-
Kenapa Adira Finance hadir di Jakarta Fair Kemayoran? "Komitmen terhadap Pelanggan Harry Latif, Direktur Portofolio Adira Finance, menjelaskan bahwa kehadiran Adira Finance di Jakarta Fair Kemayoran adalah sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk terus mendekatkan diri dengan pelanggan melalui beragam solusi keuangan yang bersinergi dengan ekosistem. Upaya ini dilakukan agar pelanggan dapat merasakan pengalaman terbaik melalui produk inovatif serta berbagai program menarik."
-
Bagaimana cara Jepang mengelola keuangan di Indonesia? Gedung Departement of Finance dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas keuangan sehari-hari. Gedung ini juga menjadi tempat pengelolaan keuangan dan pemutusan kebijakan ekonomi oleh Jepang.
-
Kapan Bank Jago mulai berinovasi dan menghadirkan aplikasi keuangan? Berdiri Sebagai Bank Artos pada 1992 Akar dari bank digital yang satu ini adalah PT Bank Artos Indonesia yang berdiri pada 1992 di Bandung.
"Mudah saja sih. Kan aku pinjam di beberapa, ada yang prosesnya agak makan waktu, tapi ada juga yang cepat. Mengajukan, data komplet, nggak sampai setengah jam dana langsung masuk," cerita Diah Amelia yang merupakan salah satu karyawan swasta di Jakarta.
Seperti ditulis Antara, Diah bercerita bahwa semua berawal dari keisengannya mencoba salah satu aplikasi fintech lewat internet, dia kini bahkan telah menjadi borrower untuk beberapa penyelenggara fintech.
Katanya, memang tidak semua penyelenggara fintech bisa mengucurkan pinjaman dengan waktu kurang dari satu jam seperti itu. Namun dari pengalaman Diah, pengucuran dana fintech yang paling lama pun paling hanya berkisar 2—3 hari.
Diah mengaku selain meminjam lewat fintech, dia pun pernah meminjam Kredit Tanpa Agunan (KTA) di sebuah bank swasta. Hanya saja, proses jauh lebih ribet dan memakan waktu lebih panjang.
"Aku ada KTA, tapi itu agak rumit. Prosesnya juga agak-agak panjang. Maksudnya harus ketemu, survei, segala macam. Makan waktunya lebih dari seminggu. Jadi kalau untuk proses lebih cepat, mending fintech,” lanjut perempuan berusia 36 tahun ini.
Pinjaman dari fintech pun dianggap lebih pasti ketika ada kebutuhan mendesak. Ini dibandingkannya dengan meminjam ke orang lain secara konvensional. Pasalnya, ketika meminjam langsung ke orang lain, orang yang dituju belum tentu memiliki dana yang diperlukan.
"Ini istilahnya dengan cepat bisa masuk, tanpa harus bagaimana-bagaimana segala macam," kata Diah.
Senada, Nancy Simbolon, seorang make up artist yang berdomisili di Jakarta Selatan menuturkan, kecepatan memperoleh dana segar yang diperlukan membuat perempuan ini memilih meminjam dari fintech, ketimbang lembaga keuangan lainnya pada Februari lalu.
"Waktu itu tiba-tiba ada booking-an cukup banyak, dan ada beberapa alat yang saya belum punya. Jadi harus belanja dulu. Nah, dananya saya pinjam dari fintech. Jadi buat saya, fintech ini sangat-sangat memudahkan," akunya.
Tak banyak nominal yang dipinjam Nancy dari Uang Teman dan beberapa penyelenggara lain. Dari dua kali peminjaman, totalnya hanya mencapai Rp 1,1 juta. Pada pinjaman pertama, nominal yang diajukan hanya Rp 100 ribu.
"Jadi kan dapat rekomendasi dari teman untuk pinjam di situ. Istilahnya coba-coba dulu, kecil dulu. Jadi totalnya Rp1,1 juta," katanya.
Jangka waktu pengembalian yang dia pilih pun terbilang singkat, yakni hanya satu bulan. Menurutnya, beragamnya pilihan jangka waktu pengembalian merupakan kelebihan layanan fintech. Peminjam bisa memilih sesuai dengan kemampuannya mencicil pinjaman.
Terkait bunga, Nancy tak merasa keberatan. Menurutnya, bunga yang dikenakan masih dalam taraf wajar. Pengenaan bunga yang cenderung lebih tinggi ia anggap sebagai biaya dari layanan yang diterima.
Sementara itu, Arief Setianto, Pegawai Swasta, mengaku kepincut pada jasa layanan fintech lantaran kemudahan pencairan dana. Bahkan, pinjaman baru bisa dilakukan pada hari yang sama dengan pelunasan pinjaman.
"Ada fintech yang begitu lunas dan langsung minjam lagi, pas nggak ada hit, 10 menit kemudian dana bisa kembali masuk," katanya.
Baca juga:
OJK-Kominfo disarankan bersinergi buat aturan main fintech
Ini harapan pelaku fintech pada OJK
TCASH sebut punya layanan transfer untuk TKI di Singapura
DPR siap fasilitasi industri fintech kesulitan urus izin
OJK segera keluarkan aturan mengenai fintech, ini bocoran cara urus izinnya
Aturan fintech berubah-ubah buat target inklusi keuangan sulit tercapai