Ini Sebab Produk Syariah Belum Laris Seperti Milik Bank Konvensional
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Hery Gunardi, mengatakan kinerja keuangan syariah masih belum sebaik sektor keuangan konvensional. Tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA) hingga pengumpulan dana pihak ketiga yang masih jauh di bawah industri konvensional.
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Hery Gunardi, mengatakan kinerja keuangan syariah masih belum sebaik sektor keuangan konvensional. Tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA) hingga pengumpulan dana pihak ketiga yang masih jauh di bawah industri konvensional.
"Ini menunjukkan beberapa indikator belum dicapai dengan baik, tapi beberapa tahun tren terakhir menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya," kata Hery dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Jakarta, Selasa (19/1).
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Apa yang diklaim sebagai informasi palsu yang beredar tentang Bank Syariah Indonesia? Beredar sebuah surat berisi pengumuman diklaim berasal Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengubah tarif transfer antarbank dari menjadi Rp150.000 per bulan.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana Town Hall Meeting Syariah 2023 membantu Bank Jatim? Busrul menjelaskan, Town Hall Meeting Syariah dapat membantu menghubungkan para pegawai dari berbagai Cabang dan Unit di lingkungan UUS Bank Jatim. Sehingga hal tersebut bisa memberi mereka kesempatan untuk bertemu, berinteraksi satu sama lain, serta dapat memperkuat rasa persahabatan dan kolaborasi.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa Bank Jatim mengadakan Town Hall Meeting Syariah 2023? Adapun tujuan dari diselenggarakannya Town Hall Meeting Syariah 2023 ini adalah untuk memperkuat budaya kerja Bank Jatim (Expresi), meningkatkan kolaborasi antar pegawai, menginformasikan perkembangan terbaru Bank Jatim, menyamakan visi pegawai, dan meningkatkan kemampuan pegawai untuk berinovasi.
Meski dalam beberapa tahun terakhir mulai menunjukkan peningkatan, namun Hery menilai capaiannya belum signifikan. Masih ada beberapa faktor yang membuat pertumbuhan pasar ekonomi syariah tidak optimal.
Faktor-faktor yang dimaksud Hery antara lain literasi dan inklusi keuangan syariah. Padahal, produk syariah sangat kompetitif dengan konvensional.
"Literasi indeksnya hanya 8,11 persen, dan inklusi keuangan syariah baru 11,06 persen. Ini jauh tertinggal dari industri (konvensional) yang mencapai 29,66 persen untuk literasi, dan inklusi jauh di atas syariah," kata dia.
Penggunaan teknologi juga turut memegang andil peran. Begitu juga dengan SDM yang patut jadi perhatian. "Kompetitif SDM ini juga harus jadi perhatian," kata dia.
Maka tak heran penggabungan bank syariah milik BUMN diharapkan bisa meningkatkan ekosistem keuangan syariah. Sebab, Indonesia dinilai sebagai negara yang memiliki potensi besar dalam bisnis keuangan syariah.
"Oleh karena itu banyak sekali pihak yang menaruh harapan, baik pemerintah atau yang lain," kata dia mengakhiri.
Bos OJK: Kinerja Keuangan Syariah Lebih Baik Dibanding Konvensional
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menyebut bahwa kinerja lembaga keuangan syariah lebih baik dibandingkan lembaga keuangan konvensional, terutama di tengah pandemi.
Hal ini terbukti dari peningkatan di berbagai aspek, mulai dari aset hingga likuiditas perbankan syariah yang cukup kuat.
"Khusus keuangan syariah, kami sampaikan ini lebih baik dari pada konvensional. Aset tumbuh cukup tinggi sebesar 21,48 persen di mana sebelumnya ialah 13,84 persen di tahun 2019," ujar Wimboh dalam paparannya di Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa (19/1).
Adapun nominal aset keuangan syariah ini mencapai Rp1.770,3 triliun. Wimboh menjelaskan, nominal ini meliputi aset perbankan syariah sebesar Rp593,35 triliun, aset pasar modal syariah termasuk reksa dana sebesar Rp1.063,81 triliun dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) syariah sebesar Rp113,16 triliun.
Hingga Desember 2020, pembiayaan bank umum syariah tumbuh 9,5 persen secara tahunan atau year on year (YoY). "Ini jauh lebih tinggi dari bank nasional yang minus 2,41 persen," katanya.
Wimboh melanjutkan, ketahanan perbankan syariah juga cukup baik dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) 21,59 persen, NPF (Non Performing Financing) gross 3,13 persen dan FDR (Financing to Deposit Ratio) 76,36 persen.
"Ini memberikan confident bahwa keuangan syariah akan lebih baik di tahun 2021," kata Wimboh.
(mdk/bim)