Insentif Mobil Listrik di Indonesia Dipastikan Lebih Menarik dari Thailand
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah tengah merumuskan formulasi pemberian insentif mobil listrik dan motor listrik, sehingga mampu mengangkat angka pemakaian di masyarakat.
Pemerintah tengah menyiapkan program subsidi atau insentif untuk kendaraan listrik, baik untuk mobil listrik maupun motor listrik dengan nilai terbesar mecapai Rp80 juta.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah tengah merumuskan formulasi pemberian insentif mobil listrik dan motor listrik, sehingga mampu mengangkat angka pemakaian di masyarakat.
-
Kenapa pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik? Hal tersebut guna menekan penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon, dan mendorong transformasi industri serta mendorong ketahanan energi nasional.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
"Kita lagi mengatur formulasinya, model apa yang paling pantas dan kompetitif untuk kita bangun," kata Bahlil, Jumat (13/1).
Menurut dia, Indonesia perlu menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang tak kalah menarik dibanding negara lain, termasuk negeri tetangga seperti Thailand.
Selain bisa membuka lapangan pekerjaan, juga mendorong minat pembeli lewat penyaluran insentif sebagai pemanis (sweetener).
"Jadi yang kita bangun ke depan adalah ekosistem pembangunan EV dan motor listrik. Itu adalah penciptaan lapangan pekerjaan, karena hari ini kita tahu beberapa negara lain seperti Thailand itu banyak sekali memberikan sweetener," tuturnya.
"Itu yang kemudian merangsang untuk industrinya dibangun dalam negara mereka, dan Indonesia tidak boleh kalah," seru Bahlil.
Bahlil menyebut, Indonesia punya potensi pasar yang sangat besar. Dia pun tak ingin pasar tersebut justru dikuasai oleh produk-produk dari luar negeri.
Sebaliknya, dia mendorong para pelaku industri kendaraan listrik Tanah Air untuk melakukan penetrasi ke pasar-pasar ekspor. Khususnya dimotori oleh perusahaan-perusahaan BUMN.
"Nah, ini mungkin yang perlu saya sampaikan terkait dengan hal itu. BUMN juga disampaikan untuk melakukan penyiapan infrastruktur yang lain," pungkas Bahlil.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)