Intip, Tips Jitu Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) periode 2021 telah berakhir, tahun ajaran baru pun siap bergulir. Tidak semua siswa bisa melanjutkan pendidikannya di sekolah negeri, sehingga sekolah swasta menjadi pilihan.
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) periode 2021 telah berakhir, tahun ajaran baru pun siap bergulir. Tidak semua siswa bisa melanjutkan pendidikannya di sekolah negeri, sehingga sekolah swasta menjadi pilihan.
Pendidikan di sekolah swasta butuh biaya yang lebih besar. Selalu ada orang tua yang tidak menyiapkan biaya pendidikan anaknya dengan baik, sehingga terpaksa harus berutang.
-
Bagaimana cara menghindari utang dalam tips keuangan? Hindari utang dalam tips keuangan dengan menjalani gaya hidup yang tidak bergantung pada pinjaman atau utang berlebihan. Selain itu, Anda bisa bijak dalam mengelola uang Anda. Hal ini dapat membantu kalian membuat keputusan keuangan yang lebih bijak di masa depan.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham? Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Bagaimana cara memastikan keamanan investasi dalam manajemen keuangan? Untuk memastikan keamanan investasi, yaitu, dana harus diinvestasikan dalam usaha yang aman sehingga tingkat pengembalian yang memadai dapat dicapai.
-
Gimana cara mitigasi bencana melindungi investasi dan sumber daya manusia? Pentingnya mitigasi terletak pada upaya membangun ketahanan masyarakat dan infrastruktur terhadap ancaman bencana. Melalui konsep ini, mitigasi berfungsi sebagai investasi jangka panjang untuk melindungi investasi dan sumber daya manusia.
Padahal, jenjang pendidikan sangat panjang, dari mulai TK, hingga SMA, dan berlanjut ke universitas, yang butuh biaya besar. Lalu bagaimana caranya agar pendidikan anak aman, dan orang tua pun tidak perlu pusing-pusing mencari dana tambahan untuk membiayai pendidikan anak mereka?
Simak tips efektif menyiapkan biaya pendidikan anak dari Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Freddy Tedja.
Periode Pendidikan Bisa Diperkirakan
Jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh masing-masing anak sudah bisa diketahui. Dari mulai jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga akhirnya berlanjut ke bangku kuliah, orang tua sudah bisa memperkirakan kapan saatnya mengeluarkan biaya pendidikan untuk anak tercinta.
Keputusan untuk melanjutkan ke sekolah negeri atau swasta adalah sebuah pilihan. Baik sekolah negeri atau sekolah swasta memiliki keunggulan masing-masing.
Namun belajar dari pengalaman orang tua yang mengikutsertakan anaknya di seleksi PPDB tahun ini, kita sebagai orang tua harus menyiapkan biaya sedini mungkin, sehingga jika anak kita tidak melanjutkan pendidikan ke sekolah negeri, kita sudah memiliki biaya untuk melanjutkan ke sekolah swasta.
Inflasi Pendidikan Sering Terlupakan
Biaya masuk sekolah untuk tingkat SD hingga SMA swasta beragam, di kisaran Rp20 juta hingga Rp50 juta. Belum lagi biaya masuk universitas yang bisa puluhan juta atau bahkan ratusan juga.
Jangan lupa, tidak hanya harga barang, biaya pendidikan juga mengalami kenaikan setiap tahunnya, yang saat ini naik di kisaran 15 persen per tahun. Bisa dibayangkan jika kita hanya memiliki waktu terbatas untuk menyiapkan biaya sebesar itu, akan banyak dana yang harus disisihkan setiap bulannya, padahal di sisi lain ada kebutuhan pokok yang tidak bisa dikesampingkan.
"Oleh karena itu, sisihkanlah biaya pendidikan buah hati tercinta sedini mungkin," ujarnya.
Buat Beberapa Pos Keuangan
Jangka waktu pendidikan sudah diketahui, sekarang tinggal kita yang menentukan kapan harus mulai menyisihkan uang, dan untuk berapa lama. Dengan menyiapkan biaya pendidikan sedini mungkin, cicilan yang harus disiapkan tidaklah besar.
Kita bahkan bisa membuat beberapa pos investasi untuk masing-masing jenjang, seperti pos pendidikan SMP, SMA atau universitas. Oleh karena pendidikan sangat penting untuk buah hati tercinta, kita harus menempatkan dana kita di instrumen investasi yang tepat.
Di era new economy ini, untuk kebutuhan dalam jangka panjang (pendidikan anak sampai jenjang mahasiswa), penempatan di reksa dana saham bisa menjadi pilihan yang tepat. Salah satu contoh adalah reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA), reksa dana saham pasar domestik berdenominasi Rupiah dengan strategi high conviction.
Saat ini, reksa dana MSA memberikan imbal hasil tahun berjalan (YTD) sebesar 19,15 persen (per Juni 2021), melebihi tolok ukur yang justru negatif (-10,2 persen).
Bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di luar negeri, bisa menempatkan dananya di reksa dana berdenominasi USD, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dolar AS (MANSYAF), reksa dana saham yang fokus di sembilan kawasan di Asia Pasifik.
Dengan alokasi portofolio pada pemain-pemain terbesar dunia di bidang produksi chips, DRAM, baterai kendaraan listrik, e-commerce dan pertambangan, ke depannya MANSYAF berpotensi memperoleh keuntungan di era new economy.
Fokus ke Tujuan
Belajar dari pengalaman, di mana cukup banyak orang tua yang tadinya berencana menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri ternyata harus menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta, sebagai orang tua kita harus pintar dalam mempersiapkan biaya pendidikan anak. Selain harus memperhitungkan kapan anak melanjutkan ke jenjang TK, SD, SMP, SMA dan universitas, penempatan pada instrumen investasi yang tepat juga menjadi kunci penting.
Tetap fokus pada tujuan, serta tambahkan porsi investasi jika ada dana berlebih seperti bonus atau THR. Ingat, pendidikan adalah investasi masa depan bagi anak. Siapkan dana pendidikan sedini mungkin, agar tidak menyesal kemudian.
(mdk/bim)