IPO PGE Buka Kesempatan Masyarakat Awasi Perusahaan
Ketua Umum Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI) itu mengatakan ke depan, pola pendanaan melalui IPO juga bisa dilakukan BUMN-BUMN lain, yang saat ini masih menjadi perusahaan tertutup.
Analis kebijakan publik dari Universitas Trisakti Jakarta, Trubus Rahadiansyah menilai penawaran perdana saham atau "initial public offering" (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bisa membangun kepercayaan publik kepada pemerintah.
Selain menjadikan perusahaan lebih mandiri, IPO PGE juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk turut mengawasi perusahaan.
-
Apa kontribusi Pertamina Geothermal Energy pada target dekarbonisasi nasional di tahun 2030? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Bagaimana Pertamina Geothermal Energy mendorong upaya dekarbonisasi di luar pengembangan energi panas bumi? Selain itu Perseroan juga memiliki inisiatif beyond geothermal untuk mendorong upaya dekarbonisasi, "Strategi yang kami jalankan diantaranya dengan menjajaki bisnis rendah karbon, yaitu green hydrogen dan green methanol serta mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia yang sedang berkembang dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE)," ungkap Julfi.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Bagaimana Pertamina mengadopsi transisi energi? Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas. Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target net zero emission pada 2060.
-
Kenapa Pertamina terus mendorong transisi energi? Setelah semua negara berkomitmen terhadap penurunan karbon emisi menuju net zero emission, ada optimisme, ada kegamangan, ada kekhawatiran. Namun ini semua tidak menyurutkan langkah kita untuk terus melaksanakan energi transisi seperti yang disepakati bersama,” ungkap Nicke saat acara Pertamina Energy Forum 2023 di Ballroom Grha Pertamina (18/12).
"Dengan begitu, IPO PGE ini bisa membangun kepercayaan publik kepada pemerintah. Tata kelola perusahaan meningkat dan lebih transparan sehingga masyarakat bisa ikut mengawasi. Selain itu, IPO juga mengurangi ketergantungan kepada penyertaan modal negara (PMN)," kata Trubus dikutip dari Antara, Kamis (23/2).
Ketua Umum Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI) itu mengatakan ke depan, pola pendanaan melalui IPO juga bisa dilakukan BUMN-BUMN lain, yang saat ini masih menjadi perusahaan tertutup.
"Saya termasuk tim penyusun RUU BUMN. Kalau saya lihat, arahnya memang ke sana. Dengan IPO, negara tidak terlalu banyak memberikan PMN sehingga tidak mengganggu APBN. Intinya adalah kemandirian BUMN," ujar Trubus.
Menurutnya, melalui kemandirian tersebut, tentu perusahaan bisa menjadi lebih leluasa dan lebih lincah. Didukung dengan tata kelola yang baik termasuk penerapan prinsip transparansi sebagai mandatori, kinerja BUMN juga semakin meningkat dan bahkan bisa bersaing di tingkat global.
"Ini adalah kemandirian tanpa menghilangkan esensi bahwa PGE adalah perusahaan milik negara karena saham yang dilepas juga sangat kecil, 25 persen. Sama sekali bukan privatisasi karena Pertamina masih memegang kendali kebijakan perusahaan. Jadi, ruhnya perusahaan ini tetap milik negara dengan kepercayaan publik termasuk 'sense of belonging' yang semakin meningkat," katanya..
Dia mengatakan melalui IPO, perusahaan seperti PGE juga akan menjadi lebih profesional. Transparansi dan pengawasan publik, kata Trubus, bisa menekan potensi penyimpangan dan bahkan politisasi pada perusahaan. Sebagai aksi korporasi, IPO semacam ini juga sudah banyak dilakukan BUMN.
"Jadi bukan hal baru. Bahkan di masa mendatang, secara bertahap BUMN lain juga diarahkan menjadi perusahaan terbuka. Kita lihat saja, banyak BUMN yang berhasil IPO. Kinerja meningkat, namun mereka tetap BUMN yang dimiliki negara. Tak kalah penting, BUMN masih memainkan peran sebagai penghubung antara negara dan 'society' bernama masyarakat," kata Trubus.