Jadi Katalis Pasar, Investor Tunggu Konsolidasi Indosat dan Hutchison 3 Indonesia
Investor saat ini sedang menantikan terwujudnya konsolidasi PT Indosat Tbk (ISAT) dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri) sebagai katalis di pasar saham. Salah satu yang dinanti terkait mekanisme konsolidasi keduanya.
Investor saat ini sedang menantikan terwujudnya konsolidasi PT Indosat Tbk (ISAT) dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri) sebagai katalis di pasar saham. Salah satu yang dinanti terkait mekanisme konsolidasi keduanya.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada, menilai ide konsolidasi 2 operator telekomunikasi tersebut baik jika mengacu pada persaingan bisnis.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
"Idenya bagus, jika kita ingin membuat persaingan di suatu industri. Pemainnya harus lebih ramping," ujar Reza, Rabu (24/3).
Dia menilai, keberadaan penggabungan ini, bisa meningkatkan positioning Indosat di industri telekomunikasi. Namun itu kemudian masih menunggu kepastian bisa terwujud.
Dia menyebutkan jika salah satu yang ditunggu yaitu soal mekanisme kolaborasinya, karena akan berpengaruh untuk ke depannya.
"Soal mekanisme, apakah itu Joint Venture, akuisisi, atau merger. Itu kan secara teoritis yang masih ditunggu pelaku pasar. Kita pengen ada kejelasan juga mau aksi korporasi apa? Kalau jadi gabung mekanismenya apa?," kata dia.
Selain itu, Reza menambahkan, jika memang jadi bergabung ISAT dan TRI, maka langkah selanjutanya apa?.
"Kalau enggak jadi, next nya apa? Jangan cuma di awal ramai mau konsolidasi, sampai ada opsi Backdoor listing, tapi sekarang belakangan sunyi karena nanti akan berpengaruh pada volatilitas pergerakan sahamnya, terutama ISAT."
Sementara itu, analis dari TemanTrader Luqman El Hakiem mengatakan memang isu konsolidasi ISAT-Tri sudah berhembus sejak akhir 2020 lalu sehingga pada Januari 2021 pasar terus wait and see realisasinya.
Menurut dia, isu tersebut membuat saham ISAT belum menunjukkan hal-hal yang bisa bergerak maju. Terlebih, saat ini sepertinya pasar masih menunggu katalis sehingga saham ISAT tidak naik dan tidak turun dalam juga.
"Yang menarik justru sebulan terakhir investor asing rajin berburu saham ISAT, bahkan sampai netbuy Rp 112 miliar," jelasnya.
Untuk itu, dia berharap kejelasan dari konsolidasi ini bisa disampaikan dengan jelas. Sebab, jika benar ada konsolidasi antara ISAT dan Tri akan bagus buat brand ISAT.
"Entah nanti siapa yang akan jadi survival brand nya, apakah ISAT atau Tri yang terpenting ada kejelasannya," ujarnya.
Penjelasan Indosat
PT Indosat Tbk (ISAT) buka suara mengenai kabar merger atau penggabungan usaha dengan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia).
Director & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo, Vikram Sinha menyinggung mengenai Memorandum of Understanding (MoU) yang diteken pada bulan lalu oleh Ooredoo Q.P.S.C. dan CK Hutchison Holdings Limited. Dia mengatakan MoU tersebut bersifat tidak mengikat.
"MoU ini bersifat tidak mengikat, dan saat ini bisnis masih berjalan seperti biasa. Namun kami juga sangat senang mendengar bahwa pemerintah menganggap kerja sama ini sangat baik bagi pertumbuhan overall industri telekomunikasi secara keseluruhan di Indonesia," ujar dia dalam paparan publik, Selasa (12/1).
Pada kesempatan yang sama, Director and Chief Financial Officer Indosat Ooredoo, Eyas Naif Assaf menuturkan, pelaksanaan MoU ini baru saja dilakukan sehingga belum terlihat dampak signifikan terhadap bisnis perusahaan.
"Tidak ada dampak material (secara signifikan) terhadap operasional, baik hukum maupun kondisi keuangan, termasuk kelangsungan usaha perusahaan,” kata Naif.
Sebagai informasi, nota kesepahaman itu sehubungan dengan rencana potensi transaksi untuk mengkombinasikan dua perusahaan telekomunikasi di Indonesia yakni, Indosat dan Tri kendati tidak spesifik memakai kata ‘merger’.
Hanya saja, MoU ini menjadi sinyal arah merger bisa saja dipilih. Adapun masa eksklusivitas MoU tersebut berlaku hingga 30 April 2021.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)